Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Hari Kasih Sayang (6)



Hari Kasih Sayang (6)

0"Nona Ding, tenanglah! Tenanglah!" Manajer restoran itu buru-buru membujuknya.     

"Dasar mesum!" Wanita itu menendang ke arah selangkangan pria itu.     

Gong Mo terkejut dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya.     

Ia melihat pria itu berguling dengan cepat di lantai untuk menghindari tendangan wanita itu.     

Wanita itu tetap tidak memedulikannya. Ia menurunkan kakinya dan menepuk-nepuk roknya, lalu berbalik dan berjalan keluar, "Hari Kasih Sayang apanya! Buang-buang waktuku saja!"     

Ketika wanita itu pergi, kebetulan ia melewati meja Gong Mo.     

Gong Mo berpikir bahwa umur wanita itu tidak mungkin lebih tua darinya. Wajahnya itu terlihat begitu muda, tetapi gayanya lebih mendominasi dari Gong Mo...     

Gong Mo menghela napas dan menatap Sheng Nanxuan.     

Sheng Nanxuan yang tampak tidak terpengaruh, bertanya pada Gong Mo, "Tadi apa yang ingin kamu katakan?"     

"Hah?" Karena keributan itu, Gong Mo sudah lupa bahwa sebelumnya ia hendak menyatakan perasaannya pada Sheng Nanxuan. Lagi-lagi Gong Mo menoleh dan kembali melihat ke tempat di mana insiden itu terjadi. Pelayan dan manajer restoran sedang membantu pria 'otak kotor' itu untuk bangkit berdiri.     

Tiba-tiba Gong Mo merasa bahwa orang itu terlihat tidak asing, lalu bertanya pada Sheng Nanxuan, "Bukankah itu Wu Di?"     

Begitu Sheng Nanxuan melihatnya, ternyata itu memang Wu Di.     

Sheng Nanxuan sontak memegang dahinya.     

'Apa yang si Wu Di ini lakukan, hah?! Merusak kencanku saja! Tadi Gong Mo pasti ingin mengatakan sesuatu yang sangat penting!' Sheng Nanxuan menggerutu di dalam hatinya.     

Di sana Wu Di sedang mengambil tisu yang diberikan oleh manajer dan menyeka noda di tubuhnya, lalu berbalik dengan tertatih-tatih.     

Saat ia berjalan sampai ke meja Gong Mo, Wu Di berhenti dan berkata, "Nanxuan? Kakak Ipar? Kalian sedang berkencan?"     

Sheng Nanxuan terdiam, lalu berkata, "Berulah apa lagi kamu?" Sesudah selesai berbicara, Sheng Nanxuan mengomel di dalam hatinya, 'Sudah tahu sedang berkencan, masih saja tidak cepat-cepat enyah?!'     

"Berulah apanya?!" Wu Di sangat marah sehingga ketika ia mendengar perkataan Sheng Nanxuan, rasanya seperti Sheng Nanxuan sedang menabur garam di atas lukanya! Wu Di yang tidak terima pun menjawab, "Ibuku mengaturkan kencan buta untukku! Sejak awal aku sudah mendengar bahwa gadis ini sangat galak, jadi awalnya aku tidak setuju! Akan tetapi ayahnya adalah wakil walikota, jadi tentu saja aku harus memberinya muka, bukan? Saat datang aku melihat gadis ini berpakaian serba merah muda dan tubuhnya yang kecil benar-benar cantik. Dia terlihat lemah lembut dan rapuh. Benar-benar menggemaskan! Saat itu aku tertarik padanya dan kedepannya berpikir untuk memiliki hubungan yang serius. Aku merasa bahwa gadis ini boleh juga! Semalaman aku bercakap-cakap dengannya dan dia hanya mengangguk, menggelengkan kepalanya, dan bahkan suaranya begitu lembut… Mana aku tahu bahwa saat aku meraih tangannya dan ingin mendekat padanya, si sialan itu langsung membalik meja!"     

Bisa dibayangkan seberapa besar aura hitam di dalam diri saudara Wu Di ini sekarang...     

Gong Mo membuka mulutnya lebar-lebar, dagunya hampir jatuh ke lantai. Gong Mo menutup mulutnya perlahan. Ia tidak berkomentar sedikitpun, mengambil air, lalu meminumnya.     

Sheng Nanxuan melambaikan tangannya pada Wu Di dan berkata, "Sudah, sudah! Aku sudah paham! Jangan ganggu aku lagi!"     

"Brengsek!" seru Wu Di.     

Wu Di merasa Sheng Nanxuan benar-benar tidak memiliki rasa persaudaraan! Hanya saja saat melihat mereka berdua, Wu Di juga merasa tidak enak untuk tetap berada di sini dan menjadi obat nyamuk di hari seperti ini, jadi ia hanya bisa pergi meninggalkan mereka dengan tertatih-tatih.     

Sheng Nanxuan mengetukkan jarinya ke atas meja sebanyak dua kali dan wajahnya di atas meja dua kali sambil berpikir, 'Wakil Walikota... Bukankah itu ayah Ding Xiang? Jadi yang tadi itu adik perempuan Ding Xiang?'     

Dulu Keluarga Ding berada di Nanjiang, jadi tentu saja mereka memiliki hubungan dengan keluarga Sheng. Sheng Nanxuan pernah melihat Ding Xiang dari kejauhan sebanyak dua kali. Ding Xiang adalah wanita yang lembut dan elegan. Sedangkan dengar-dengar adiknya ini lemah dan sakit-sakitan, sehingga selalu berada di ibu kota dan tinggal bersama dengan neneknya.     

Haha... Yang baru saja Sheng Nanxuan lihat, dari sisi mana adik perempuan Ding Xiang itu terlihat lemah dan sakit-sakitan?     

Sheng Nanxuan menatap Gong Mo dan bertanya, "Tadi kamu mau bilang apa?"     

"Hah?"     

"Sebelum insiden di sana terjadi" Ternyata Sheng Nanxuan masih ingat.     

"Oh..." Dengan wajahnya yang memerah, Gong Mo berkata, "Aku ingin bilang… Aku tidak bisa minum minuman beralkohol."     

Sheng Nanxuan terdiam sejenak dan berpikir bahwa tadi Gong Mo pasti bukan ingin mengatakah hal ini.     

Sheng Nanxuan dengan putus asa berseru, "Kalau begitu minum air!"     

Sambil menatap Sheng Nanxuan, Gong Mo meraih gelas yang ada di sebelahnya dan meminumnya, kemudian tiba-tiba memuntahkannya kembali.     

Sheng Nanxuan mengangkat alisnya.     

Gong Mo tersenyum canggung dan meraih gelas yang lain sambil berkata, "Aku salah ambil. Itu minuman beralkohol…"     

'Untuk apa memesan anggur putih?! Membuatku tidak bisa membedakannya saja!' gerutu Gong Mo di dalam hatinya.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.