Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Reka Ulang Adegan



Reka Ulang Adegan

0Gu Lei masuk dari pintu masuk utama. Tatapannya tertuju pada meja resepsionis, ruang tunggu, dan koridor.     

Ia menempatkan dirinya sebagai tamu di tempat ini dan merjalan masuk dengan perlahan.     

Pertama-tama, seorang wanita akan berjalan menuju ruang ganti wanita, lalu menuju ke kolam renang.     

Setelah mengelilingi kolam renang sebanyak dua kali, Gu Lei kembali lagi dan melihat ke timur dan barat di sepanjang perjalanan hingga tiba di tempat peristirahatan.     

Setelah berpikir dalam diam untuk beberapa saat, ia bangkit dan berjalan ke tempat lain. Menurut keterangan yang ada, di sinilah Sheng Donglin duduk saat terakhir kali datang kemari.     

'Benar juga! Pada hari itu, dia sedang membaca buku, yaitu sebuah novel detektif.' pikir Gu Lei di dalam hatinya.     

Gu Lei berjalan hingga tiba di depan rak buku, mengulurkan tangan untuk menyentuh buku-buku itu, lalu tiba-tiba saja berhenti.     

Ia mengeluarkan sepasang sarung tangan karet dari sakunya. Setelah memakainya, Gu Lei mengeluarkan buku di rak bagian novel detektif.     

'Buku apa yang dibaca Sheng Donglin saat itu?'     

'Jika Sheng Donglin adalah pembunuhnya, pada saat itu seharusnya Su Mo sudah sekarat, atau bahkan sudah mati. Bagaimanapun juga kolam renang sudah ditutup pada hari berikutnya, jadi seharusnya Sheng Donglin sudah merencanakan dengan detail mengenai pembuangan mayat.'     

'Jika dia pembunuhnya, dalam suasana hati apa dia akan duduk di sini? Dan dalam suasana hati seperti apa dia membuka lembaran buku?'     

'Sheng Donglin membaca novel detektif, jadi akankah dia berpikir, 'Bisakah kasus yang aku lakukan ini dapat terpecahkan?'     

Tentu saja ini semua adalah pikiran Gu Lei. Pada saat ini, masih tidak ada bukti bahwa Sheng Donglin adalah pembunuhnya.     

Tiba-tiba handphone-nya berdering. Gu Lei mengembalikan buku itu, melepas sarung tangan karetnya, dan mengeluarkan handphone-nya.     

Begitu melihat layar handphone-nya, seketika Gu Lei merasa besar kepala.     

Orang yang menelepon Gu Lei adalah seorang gadis muda yang baru saja bergabung dengan tim reserse kriminalnya tahun lalu     

Gadis muda ini sekuat lembu dan begitu membenci kejahatan. Gadis itu juga sangat bersemangat, sehingga setiap kali terjadi kasus baru, ia akan keluar untuk menangkap penjahat dan menghabisinya. Oleh karena itu, semua orang ingin agar gadis ini berdiam di rumah dan tidak pergi bekerja.     

Jadi ketika kasus Su Mo terjadi, semua orang bersepakat untuk tidak memberitahukan padanya. Bagaimanapun juga, ia masih berlibur, jadi ia tidak akan diizinkan untuk mencampuri kasus yang mengerikan seperti ini.     

Siapa yang menyangka bahwa gadis itu akan menelepon? Apa jangan-jangan ia sudah pergi ke kantor polisi?     

Gu Lei menarik napas dalam-dalam dan menjawab telepon, "Ling Dang."     

"Namaku bukan Ling Dang!"     

Gu Lei terdiam. Tunggu. Sepertinya nama panggilannya memang bukan Ling Dang.     

"Aku baru saja membaca berkas kasus Su Mo."     

"Hm.. Jika ada sesuatu, bicarakan saat aku kembali nanti. Aku sedang sibuk." jawab Gu Lei.     

"Bisakah kamu mendengarkanku mengatakan beberapa kalimat?" kata gadis itu dengan datar.     

Gu Lei terdiam. Sambil berjalan keluar, ia berkata, "Baiklah. Katakanlah."     

"Kapten, kamu sendiri tahu bahwa biasanya aku suka membaca novel detektif."     

"Aku kan sudah bilang, novel detektif itu omong kosong dan tidak membantu menyelesaikan kasus!" potong Gu Lei.     

Lawan bicaranya terdiam sejenak, lalu bergumam, "Apanya yang tidak membantu kasus kematian Su Mo? Kasus ini sama persis dengan yang tertulis di dalam sebuah novel detektif."     

Langkah Gu Lei terhenti, kemudian ia bertanya, "Apa katamu?!"     

"Hei, hei, hei! Aku akan memberitahu saat kamu kembali nanti, ya…"     

Gu Lei yang teringat akan sesuatu, berbalik dan kembali menuju ke area rak buku itu. Sambil mengambil sarung tangan, ia berkata, "Cepat katakan! Novel yang mana?"     

"Bahasa Mayat. Sebuah novel terjemahan dari luar negeri. Ada cerita yang disebut putri duyung. Korbannya basah kuyup dalam formalin seperti Su Mo. Aku melihat bahwa detail berkasnya hampir sama dengan yang ada di novel. Pembunuhnya sangat mungkin merupakan pembaca novel pembunuhan yang meniru kasus itu."     

Gu Lei dengan cepat memindai buku-buku di rak dan menemukan dua kata 'Bahasa Mayat' ini.     

Ia mengenakan sarung tangannya, mengeluarkan buku itu, dan dengan perlahan membuka sampulnya dengan dua jari.     

"Halo, halo? Kapten?"     

"Bawa seseorang ke kolam renang untuk mengumpulkan bukti."     

Gu Lei melihat informasi penerbitan buku yang baru diterbitkan tahun lalu itu.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.