Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Bersama Denganmu, Setiap Hari Adalah Hari Kasih Sayang



Bersama Denganmu, Setiap Hari Adalah Hari Kasih Sayang

0Sheng Nanxuan tersenyum dan memarkirkan mobil di luar sebuah toko bunga.     

Setelah Hari Kasih Sayang berlalu, tidak ada mawar yang dapat dijual, jadi para pegawai yang ada di toko bunga bersiap untuk membuang mawar-mawar yang sudah tidak segar.     

Sheng Nanxuan memandangi mawar-mawar itu sejenak. Pegawai toko pun bertanya, "Tuan, apa Tuan ingin memberli bunga? Sedang ada diskon."     

"Aku sudah membelinya kemarin."     

"Kalau begitu Tuan…?"     

"Kemarin aku membeli mawar, hari ini berikan aku seikat bunga lily saja."     

"Baik." Pegawai toko itu tersenyum dan membungkuskan untuknya seikat bunga lily, kemudian bertanya, "Untuk pacar, ya?"     

"Istri."     

"Oh..." Pegawai toko itu tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, semoga kalian bahagia selalu."     

Sheng Nanxuan yang ingin mengambil uang pun terhenti, kemudian ia mengambil uang lebih banyak dari rencana awalnya dan mengatakan, "Terimakasih atas kebaikannya. Tidak perlu kembalian."     

Pegawai itu mengambil uang dan membelalakkan matanya, lalu berkata dalam hatinya, 'Ya Tuhan! Apa besok konglomerat ini akan datang lagi? Aku masih punya sangat banyak kata-kata baik yang bisa aku ucapkan!'     

Sheng Nanxuan berjalan ke ruang tamu dan melihat kereta bayi yang terdapat di depan sofa. Gong Mo dan Ibu Gong menunduk ke arah kereta bayi, sehingga sangat jelas bahwa Huzi ada di dalamnya.     

"Nanxuan sudah kembali." Ibu Gong mendongak dan seketika berteriak begitu melihat bunga yang ada di dalam dekapan Sheng Nanxuan.     

Begitu Gong Mo melihatnya, wajahnya memerah, lalu berkata, "Jangan bawa ke sini."     

Langkah Sheng Nanxuan terhenti sambil menatap Gong Mo dengan polos.     

Ibu Gong berkatam "Kalau begitu, pergilah."     

Gong Mo yang tersipu malu, bangkit berdiri, dan berjalan menghampiri Sheng Nanxuan.     

Sheng Nanxuan memberinya bunga, sementara ia berkata dengan salah tingkah, "Hari ini sudah bukan Hari Kasih Sayang."     

"Bersama denganmu, setiap hari adalah Hari Kasih Sayang."     

"     

"..." Gong Mo membenamkan wajahnya ke dalam bunga itu dengan malu-malu.     

Sambil berjalan masuk, Sheng Nanxuan bertanya, "Baru saja membawa anak kita berjalan-jalan keluar, ya?"     

"Iya!"     

Gong Mo berjalan mengikuti Sheng Nanxuan sambil menjawab. Saat menoleh ke arah Ibu Gong, ia melihat ibunya itu sedang memutar bola matanya.     

Gong Mo menjulurkan lidahnya dan mengikuti Sheng Nanxuan ke dalam kamar tidur, lalu mencari sebuah vas besar untuk memasukkan bunga lily di dalamnya dan meletakkannya di tepi jendela.     

Sheng Nanxuan melepas mantelnya sehingga baju rajut yang ada di dalamnya terlihat, lalu berjalan menghampiri Gong Mo dan memeluknya dari belakang.     

Gong Mo terdiam, lalu bertanya dengan tersipu malu, "Bagaimana hari pertama bekerja di tahun yang baru?"     

"Para pegawai cukup aktif."     

"Itu berarti hubungan kalian baik!"     

"Memang bisa tidak baik? Saat aku pergi, aku sudah membagikan angpao. Oh, ya! Aku juga mendapat satu angpao yang sangat tebal!"     

Sheng Nanxuan berbalik dan mengeluarkan angpao dari tas kerja, lalu menyerahkannya pada Gong Mo.     

Gong Mo melihat ke dalamnya. Isinya pas dua ribu yuan!     

"Apa semua pegawai juga mendapatkan dua ribu yuan?"     

"Jika dilihat dari wajah mereka yang begitu senang, sepertinya iya."     

"Tapi kamu bosnya. Kamu juga dapat?"     

"Hanya untuk ikut bersenang-senang dengan rakyat saja.."     

Gong Mo tersedak, lalu berseru, "Rakyat apanya?! Apa kamu mengira bahwa kamu ini raja?!"     

"Aku ini Presiden Direktur perusahaan. Bagi mereka, aku bukan hanya sekedar raja." Sheng Nanxuan membelai pipi Gong Mo.     

Gong Mo yang merasa tidak nyaman pun tertegun, lalu menegurnya, "Apa yang kamu lakukan?"     

"Kamu benar-benar sangat cantik." Sheng Nanxuan menundukkan kepalanya dan mencium Gong Mo.     

Napas Gong Mo terhenti, matanya terpejam, dan kedua tangannya perlahan-lahan merangkul erat pinggang suaminya.     

Di pinggir jendela, terdapat bunga lily yang cerah dan menawan seperti kecantikan Gong Mo.     

Pagi-pagi sekali, Sheng Donglin memasukkan setumpuk foto-foto itu ke dalam amplop yang dikirim oleh Song Zijie. Sesudah itu, ia mengambil CD itu dan memasukkannya ke dalam tas kerjanya.     

Sheng Donglin akan membawanya ke perusahaan untuk dihancurkan menjadi berkeping-keping dengan menggunakan mesin penghancur kertas yang ada di ruang kerja.     

Sayangnya tidak ada mesin penghancur kertas di rumah. Jika tidak, Sheng Donglin tidak perlu serepot ini.     

Akan tetapi, ini sama sekali bukan masalah besar. Ia hanya perlu satu langkah lagi saja.     

Sheng Donglin meninggalkan komplek perumahannya dan masuk ke dalam mobil yang ada di pinggir jalan. Sementara itu, dua orang polisi sudah mengintainya sepanjang malam. Begitu melihat pergerakan Sheng Donglin, mereka segera mengikutinya.     

Di saat yang sama, Ayah Su meninggalkan hotel dan memutuskan untuk mencari Sheng Donglin dan membalas dendam padanya.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.