Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Menyukai Tampangnya yang Tidak Mau Mengaku Cemburu



Menyukai Tampangnya yang Tidak Mau Mengaku Cemburu

0Setelah membeli benang, Gong Mo berkata, "Sekarang aku akan merajut syal untuknya. Lihat saja apa aku bisa memberikan rajutan syal ini padanya setengah tahun lagi."     

"Kamu sudah tidak merajut untuk putramu lagi?" seru ibu Gong sesudah mendengar perkataan putrinya barusan.     

"Eh?" Gong Mo merespon, "Benar juga! Masih harus membuatkan untuk Huzi. ada anak-anak. Huh… Ya sudah, aku rajutkan syal saja untuknya. Jika sudah selesai, baru aku akan merajut miliki Huzi."     

"Kamu ini..." Ibu Gong cemberut masam dan berkata, "Di hatimu memang cuma ada dia! Bahkan anakmu juga sudah tidak berarti apa-apa untukmu."     

"Mana ada? Gong Mo tersipu dan berkata, "Jika bukan karena dia terlalu nakal, aku juga tidak ingin merajut untuknya! Dia memohon padaku dengan sungguh-sungguh. Jika aku tidak menyetujuinya, bukankah itu tidak baik? Sebenarnya aku ingin merajut untuk Huzi dan Ibu."     

"Jangan menyeret Ibu dalam hal ini!" Ibu Gong buru-buru berkata, "Selesaikan sendiri masalah di antara kalian berdua! Jangan menarikku ke dalam urusan kalian!"     

Gong Mo menjulurkan lidahnya. Bagaimanapun juga Gong Mo sudah memutuskan untuk diam-diam merajut untuk ibunya. Sekarang ia tidak akan memberitahu ibunya agar syal itu menjadi suatu kejutan untuk Ibu Gong.     

Setelah makan siang, Gong Mo berdiri di samping tempat tidur bayi dan merajut syal sambil menemani anaknya.     

Ketika ia mendengar bahwa Sheng Nanxuan sudah kembali, Gong Mo segera menyingkirkan barang-barangnya dan duduk diam sambil menjaga anaknya.     

Ketika Sheng Nanxuan tidak melihat Gong Mo di luar, ia menyangka bahwa Gong Mo ada di kamar bayi. Tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu, Sheng Nanxuan segera pergi kesana.     

"Hari ini kamu pulang cukup awal." Kata Gong Mo sambil tersenyum.     

"Aku merindukanmu, jadi aku pulang lebih awal." Sheng Nanxuan menciumnya dan menatap anaknya sambil bertanya, "Apa hari ini dia rewel?"     

"Tidak! Dia benar-benar menurut."     

"Baguslah kalau dia menurut." Sheng Nanxuan mengulurkan tangannya dan menyentuh ujung hidung bayinya, lalu berkata, "Suruh dia untuk tidak membuatmu khawatir. Jika tidak aku akan memukulnya di masa depan."     

Gong Mo meraih tangannya dan berkata, "Apa yang kamu katakan? Bagaimana kamu bisa ingin memukulnya di saat dia masih sekecil ini?!"     

Sambil berbicara, Gong Mo meraih tangan Sheng Nanxuan yang sembarangan itu dan memukulnya, lalu berkata, "Jangan lakukan apapun padanya! Nanti kamu bisa membuatnya menangis lagi!"     

"Ya, ya, ya!" Sheng Nanxuan menyingkirkan tangannya itu dan berjalan keluar dengan wajah yang masam sambil berkata, "Kamu hanya peduli padanya!"     

Gong Mo memelototinya, "Aku yang melahirkannya!"     

Sheng Nanxuan terdiam sejenak, lalu balik bertanya, "Memang aku ini hanya alat pembuat anak?"     

Gong Mo memelototinya. Sheng Nanxuan berjalan keluar dengan kecewa. Ia bahkan takut jika Gong Mo benar-benar menjawab dengan kata 'Ya'.     

Kalau seperti itu, pada siapa Sheng Nanxuan harus menangis?     

Gong Mo duduk dan menggoyang-goyang tempat tidur bayi. Ia merasa bahwa kelakuan Sheng Nanxuan benar-benar tidak beralasan. Mana ada yang cemburu pada anak-anak seperti ini?     

Gong Mo bangkit dan membuka lemari. Ia memandang benang dan jarum rajutan sweater-nya. Setelah ragu-ragu sejenak, Gong Mo menutup kembali lemari itu.     

Lebih baik merajut saat Sheng Nanxuan sedang tidak ada di rumah saja agar jangan sampai terlihat olehnya. Jangan sampai dia merasa terbang ke langit ke tujuh jika melihat Gong Mo merajut untuknya.     

Gong Mo menebak bahwa jika dalam beberapa hari ini Sheng Nanxuan tidak melihatnya melakukan apapun, suaminya itu pasti akan cemburu lagi.     

Gong Mo menutup mulut dengan kedua tangan dan terawa diam-diam. Sebenarnya ia cukup menyukai melihat tampang Sheng Nanxuan yang tidak mau mengaku cemburu karena Gong Mo merasa bahwa Sheng Nanxuan seperti begitu memedulikannya.     

Gong Mo menghela napas. Sebenarnya yang Gong Mo butuhkan adalah rasa cinta dan kepedulian Sheng Nanxuan saja.     

Jika Gong Mo memiliki seseorang yang mempedulikan dan memikirkan dirinya, itu benar-benar merupakan sesuatu yang sangat membahagiakan.     

Tentu saja Gong Mo juga akan membalas kebaikan itu.     

Namun, sebenarnya saat ini Gong Mo ingin melihat, seberapa jauh Sheng Nanxuan akan bertindak.     

Tiba-tiba pintu terbuka dan membuat Gong Mo terkejut. Begitu melihat kesana, Gong Mo melihat Sheng Nanxuan sudah berganti pakaian dan berdiri di pintu.     

Gong Mo mengangkat alisnya dan bertanya, "Apa yang kamu lakukan? Kamu mengagetkanku!"     

Untungnya, Gong Mo sudah duduk di sebelah Huzi. Jika Sheng Nanxuan melihatnya sedang berdiri di dekat lemari, suaminya itu pasti akan menebak sesuatu.     

"Tidak apa-apa." Sheng Nanxuan menutup pintu dan pergi ke dapur dengan wajah yang suram.     

Sheng Nanxuan mengira bahwa Gong Mo akan sembunyi-sembunyi merajut syal untuknya. 'Apa jangan-jangan dia benar-benar tidak berencana merajut untukku?' pikir Sheng Nanxuan di dalam hatinya.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.