Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Memang Aku Bercanda?



Memang Aku Bercanda?

0Pada saat Sheng Nanxuan berjalan ke dapur, pembantu menyapanya, "Tuan Sheng."     

Sheng Nanxuan menggulung lengan bajunya dan berkata, "Aku akan memasak untuk malam ini."     

"Ah?" Pembantu itu tercengang, lalu menjawab, "Tapi…"     

Sheng Nanxuan memandang sekelilingnya dan menyiapkan bahan-bahan makanan yang bergizi. Jika dia memasak semuanya, sepertinya akan memakan waktu yang cukup lama.     

Sheng Nanxuan berkata: "Aku akan membuat satu masakan."     

"Baik. Kalu begitu Tuan mau memasak yang mana? Ada iga, ikan, dan ayam" kata pembantu itu.     

"Aku akan memasak ikan saja." jawab Sheng Nanxuan,     

Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk memasak ikan, sehingga biasanya, ikan akan disajikan paling terakhir. Sesudah selesai memarinasi ikan, Sheng Nanxuan memanggil pembantu untuk membantunya menyiapkan bahan-bahannya. Sheng Nanxuan berkata, "Panggil aku jika kamu sudah selesai."     

Sheng Nanxuan berjalan keluar dari dapur dan memotong buah yang ada di dalam keranjang buah di atas meja, lalu membawanya untuk diberikan pada Gong Mo.     

Gong Mo sedang memegang buku dan membacakan dongeng untuk anaknya.     

Sheng Nanxuan berkata dengan enggan, "Dia baru umur berapa… Mana mungkin dia bisa mengerti apa yang kamu katakan."     

Gong Mo menjulurkan lidahnya dan menjawab, "Aku sendiri yang ingin membacanya."     

Melihat tampang Gong Mo yang imut, sesaat Sheng Nanxuan tidak bisa menahan diri untuk langsung menunduk dan menciumnya.     

"Ah!" Gong Mo berseru dengan pelan dan mendorongnya menjauh, lalu berkata, "Jangan bertindak yang aneh-aneh! Huzi bisa melihatnya!"     

"Dia tidak mengerti apa-apa."     

"Tapi dia ini orang yang cepat atau lambat akan mengerti. Kamu harus memperhatikan sikapmu!"     

Sheng Nanxuan mengambil tusuk gigi, menusuk sepotong buah, dan memasukkannya ke dalam mulut Gong Mo, lalu berkata, "Jadi maksudmu, jika kita hanya berdua saja, aku tidak perlu memperhatikan sikapku?"     

Gong Mo memelototinya dan menjawab, "Jangan bercanda!"     

"Memang aku bercanda?" Sheng Nanxuan tersenyum sambil menggaruk-garuk leher Gong Mo dengan maksud terselubung.     

Dokter mengatakan bahwa Gong Mo setidaknya harus beristirahat selama tiga bulan. Sementara saat ini baru berjalan setengah dari waktu yang ditentukan. Sheng Nanxuan benar-benar melakukan seperti yang dikatakan oleh dokter. Jika bukan Gong Mo yang menawarkan secara sukarela, Sheng Nanxuan bahkan tidak akan menyuruh Gong Mo untuk membantunya.     

Gong Mo tersipu dan mendorongnya menjauh, lalu berbalik dan berjalan keluar, "Keluar! Dia baru saja tidur! Jangan sampai membangunkannya."     

Sheng Nanxuan mengikuti Gong Mo perlahan dan memasukkan sepotong buah pir ke dalam mulut Gong Mo.     

Gong Mo tertegun sesaat, lalu memakannya dengan wajah yang memerah. Sheng Nanxuan tersenyum dan mencium bibirnya.     

Gong Mo yang tidak berdaya pun hanya bisa berlari terlebih dahulu sambil menundukkan kepalanya.     

Sheng Nanxuan mengedip-ngedipkan matanya dan berkata dengan sorot mata yang terlihat sedih, "Huh… Aku sudah sebaik ini padamu, tetapi kamu masih tidak merajutkan syal untuk membalasku kebaikanku."     

Setelah makan malam, dia bertanya pada Gong Mo, "Bagaimana rasanya?"     

Gong Mo tahu bahwa ikan ini dimasak oleh Sheng Nanxuan, jadi Gong Mo menyeka mulutnya dan berkata, "Enak..."     

"Besok aku akan memasak untukmu lagi! Mau makan apa?"     

"Terserah."     

"Yang terserah itu sangat mahal."     

"Kalau begitu jangan."     

Sheng Nanxuan mengulurkan tangannya dan menyentil dahi Gong Mo dengan tatapan yang manja.     

Ibu Gong yang sudah tidak tahan lagi, bangkit dan kembali ke kamarnya sambil berkata, "Setiap hari melihat kalian memamerkan kemesraan seperti ini! Aduh, mataku…"     

Gong Mo sontak berkata, "Ibu juga bisa pamer… Kan ada orang yang sedang mendekati Ibu! Ibu saja yang tidak mau."     

Ibu Gong menoleh dan memelototinya sambil berkata, "Jangan bercanda!"     

Gong Mo mengerucutkan bibirnya, tetapi sama sekalu tidak takut pada ibunya itu. Si dunia ini, yang paling tidak perlu ditakuti adalah ibu kandung, bukan…?     

Pagi-pagi benar, Sheng Nanxuan bangun pagi-pagi, tetapi Gong Mo masih belum bangun.     

Gong Mo selalu mengkhawatirkan anaknya di tengah malam, sehingga kadang-kadang terbangun untuk melihatnya, jadi wajar jika keesokan harinya Gong Mo telat bangun. Selain itu, tidak ada yang dikerjakan olehnya, jadi apa yang harus dilakukannya jika bukan tidur?     

Sheng Nanxuan juga tidak mengganggunya. Ia hanya mencium Gong Mo saat bangun dan menciumnya lagi sebelum berangkat kerja, lalu berbisik, "Aku pergi bekerja dulu."     

"Ya." Gong Mo yang masih terbungkus selimut, berkata dengan setengah sadar, "Hati-hati di jalan."     

"Beri aku ciuman selamat pagi." kata Sheng Nanxuan tidak puas.     

Gong Mo membuka matanya, mengaitkan tangannya di leher Sheng Nanxuan, dan mencium wajah Sheng Nanxuan dengan cepat, lalu melepaskannya dan kembali ke tempat tidur sambil mengerang dengan tidak puas dan berkata, "Bukankah kamu sendiri sudah menciumku? Untuk apa masih ingin aku menciummu?"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.