Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Dia Harus Menghindari Kecurigaan yang Tidak Perlu



Dia Harus Menghindari Kecurigaan yang Tidak Perlu

0Tentu saja Tang Xinxin tidak benar-benar datang tiap hari.     

Tang Xinxin yang punya banyak waktu memang bisa datang mengunjungi Gong Mo setiap hari. Akan tetapi, Gong Mo berbeda. Ia harus menjaga anaknya dan hal-hal lainnya, jadi ia tidak memiliki banyak waktu untuk terus bercengkerama dengan sahabatnya itu. Oleh sebab itu, Tang Xinxin pun tidak enak hati untuk mengganggunya.     

Akibatnya, setiap hari Tang Xinxin berbicara di telepon dengan Gong Mo, kemudian mengajaknya bertemu setiap tiga atau lima hari sekali.     

Karena sebelumnya Gong Mo tidak memiliki teman yang bisa menemaninya, ia tidak tahu apa yang harus dilakukan jika keluar sendirian. Oleh sebab itu, ia jarang keluar. Sekarang dengan adanya Tang Xinxin, Gong Mo merasa memiliki sedikit hiburan. Jika ia ingin keluar bersama dengan Tang Xinxin, ia bisa menitipkan Huzi pada Ibu Gong dan pengasuh.     

"Ngomong-ngomong, kapan Sheng Nanxuan ada waktu? Aku belum minum anggur pernikahan kalian berdua!"     

Gong Mo tersenyum dan berkata, "Kami bahkan tidak merayakannya."     

"Tidak merayakannya? Jadi kamu langsung menikah begitu saja dengannya?"     

"Ehm…" Gong Mo tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya, jadi ia memutuskan untuk mengarang cerita, "Bagaimana menjelaskannya akhirnya ia memutuskan, "Kami merencanakan menikah setelah kehamilan, jadi karena semuanya terjadi begitu tiba-tiba, kamu tidak sempat menyiapkan acara pernikahan."     

Tang Xinxin memandangnya dengan kagum dan berkata, "Kalian ini benar-benar..."     

Wajah Gong Mo berubah menjadi merah. Agar Tang Xinxin tidak menggodanya lebih jauh, Gong Mo pun buru-buru berkata, "Meskipun kami tidak merayakan pernikahan, tetapi nanti saat Huzi genap berusia seratus hari, kami akan merayakannya dan mengundangmu."     

Tang Xinxin tersenyum sambil memegang dagunya dan berkata, "Kalau begitu aku tunggu, ya…"     

Sebenarnya Tang Xinxin sangat penasaran, seperti apa Sheng Nanxuan sekarang. Akan tetapi, ia merasa aneh jika mengusulkan untuk bertemu.     

Saat sekolah, Tang Xinxin bisa dibilang tidak akrab dengan Sheng Nanxuan. Sementara pada saat itu, Sheng Nanxuan sendiri tidak peduli pada siapapun. Hanya saja, Sheng Nanxuan memperlakukan Gong Mo dengan cara yang berbeda. Jika bukan karena Tang Xinxin berteman dengan Gong Mo, ia tidak akan memiliki kesempatan untuk berbicara dengan Sheng Nanxuan.     

Oleh karena itu, meskipun dulu mereka adalah teman sekelas, ia tidak cukup akrab dengan Sheng Nanxuan untuk saling menanyakan kabar.     

Bahkan jika mereka akrab, sekarang Gong Mo adalah istrinya, jadi Tang Xinxin juga harus menghindari kecurigaan yang tidak perlu. Jika tidak, bagaimana kalau Gong Mo sampai berpikir macam-macam tentang Tang Xinxin dan Sheng Nanxuan?     

Begitu Tang Xinxin memikirkan kejadian masa lalu itu, tiba-tiba ia menghela napas dan berkata, "Entah bagaimana kabar Yanzi dan yang lainnya sekarang."     

Yanzi adalah teman baik mereka saat SMA, yang pada saat itu sering berkumpul bersama dengan mereka berdua.     

Gong Mo tertegun, lalu berkata, "Apa sesudah itu kamu pernah menghubunginya?"     

"Aku ke luar negeri, jadi bagaimana aku bisa menghubungi kalian?"      

Gong Mo menghela napas dan berkata, "Aku juga jarang menghubunginya. Kamu sendiri juga tahu sifatku yang pasif dan tidak bisa mengobrol jika tidak diajak bicara. Jadi jika orang lain tidak menghubungiku, aku juga tidak enak until mengganggunya. Lagi pula sesudah lulus, QQ-ku di sabotase, jadi sudah beberapa lama ini aku tidak pernah membukanya."     

Pada saat itu, ia tidak menggunakan handphone, jadi ia hanya bisa menghubungi semua orang dengan menggunakan QQ.     

"Kemudian saat berhubungan lagi, semua orang sudah memiliki teman sekolah dan teman-teman yang baru, dan sudah tidak bisa kembali seperti dulu lagi."     

"Hah…" Tang Xinxin menghela napas, kemudian berkata, "Hidup memang seperti itu. Ada yang datang dan ada yang pergi. Jika hari ini berteman, apa akan selamanya tetap berteman?"     

Gong Mo sontak tersenyum dan berkata, "Kenapa kamu jadi terbawa perasaan seperti itu?"     

"Aku sedih…" Kata Tang Xinxin, "Saat baru saja masuk SMA, aku masih berhubungan dengan teman SMP-ku. Pada saat itu mereka-lah temanku, sementara teman sekolah di SMA yang baru aku kenal adalah orang-orang asing. Sampai saat aku berteman denganmu, Yanzi, dan yang lainnya, aku jadi melupakan teman-teman SMP-ku."     

Gong Mo mengangguk. Seolah setuju dengan apa yang dikatakan Tang Xinxin.     

Hidup seseorang memang memiliki fase-fase tertentu. Sementara orang-orang yang ditemui dalam setiap fase dalam perjalanan hidup hanyalah seperti sebuah pemandangan yang dilalui, sementara kebanyakan di antaranya, berlalu begitu saja.     

"Tapi sekarang kita berbeda!" Tang Xinxin memegang tangan Gong Mo dan berkata, "Kita bertemu kembali setelah lama berpisah, jadi kedepannya kita pasti akan menjadi sahabat terbaik."     

Gong Mo mengangguk sambil tersenyum dan berkata, "Aku sangat senang bisa memiliki sahabat sepertimu di sisiku!"     

Jika dihitung secara kasar, sejak SMP hingga SMA, Gong Mo hanya memiliki delapan atau sepuluh sahabat, yang pada akhirnya tergantikan satu per satu dan hanya menyisakan Tang Xinxin seorang. Hal ini membuat Gong Mo tersentuh sekaligus sangat menghargai pertemanannya dengan Tang Xinixin.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.