Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Bermain Catur



Bermain Catur

0"Pft!" Yu Xinran menahan tawanya dan berkata dengan iri, "Itu karena dia menyukaimu… Kalian benar-benar bahagia."     

"Kamu juga akan bertemu dengan orang yang membuatmu bahagia." balas Gong Mo.     

Yu Xinran langsung teringat pada Gong Bai, satu-satunya pria yang membuat jantungnya berdebar. Akan tetapi, sampai saat ini memang tidak ada kemajuan pada hubungan mereka berdua. Sementara ia tidak pernah memandang para anak konglomerat yang ada di sekitarnya. Yu Xinran sama sekali tidak berani membayangkan seperti apa pasangan yang akan dinikahinya kelak.     

Gong Mo menebak bahwa seharusnya sebentar lagi Gong Bai datang, jadi ia meletakkan jarum rajutnya dan berkata, "Ayo kita keluar. Sebentar lagi sudah saatnya makan."     

Yu Xinran juga meletakkan jarum dan benangnya, lalu berkata, "Nanti aku akan membelinya saat pulang. Jika ada yang tidak aku mengerti, aku akan datang mencarimu lagi."     

"Oke! Tapi aku sendiri juga masih amatir. Jika aku tidak mengajarimu dengan baik, langsung cari ibuku saja. Ibuku adalah pakarnya."     

Yu Xinran mengangguk.     

Keduanya berjalan ke ruang tamu dan melihat "Sang Pakar" sedang duduk di sofa bersama Sheng Nanxuan. Sepertinya mereka sedang bermain catur.     

"Eh? Dari mana asal catur ini?" Gong Mo bertanya dengan begitu penasaran.     

Ibu Gong menjawab, "Hari ini saat sedang pergi ke supermarket bersama dengan Kak Zhang, Ibu melihat mobil hias yang sedang mengadakan diskon. Tiba-tiba Ibu tertarik pada catur yang dijual di sana, jadi Ibu membelinya. Sudah lama Ibu tidak bermain catur untuk mengasah otak agar terhindar dari penyakit alzheimer…"     

Gong Mo berdiri di belakangnya dan bersandar di bahu Ibu Gong dengan manja, lalu berkata, "Ibu masih muda! Dari mana bisa menderita penyakit alzheimer."     

"Kenapa ada pemain ketiga? Yu Xinran bertanya, "Memangnya ada siapa lagi?"     

Sheng Nanxuan menjawab, "Tadi Ibu bermain sendirian, jadi aku datang untuk membantunya memainkan pemain kedua."     

"Bu, Ibu benar-benar sangat membosankan!" kata Gong Mo.     

Ibu Gong berkata dengan ekspresi wajah yang serius, "Kenapa membosankan? Ini namanya hobi. Awalnya Ibu ingin memainkan keenam pemain sendirian, tapi ternyata terlalu rumit, jadi Ibu takut mengacaukannya."     

"Kalau begitu biarkan aku dan Xinran memainkan pemain yang ini."     

"Kalian berdua ingin menindas kami yang main seorang diri ini? Apa menurut kalian itu adil?"     

"Ehm…" Gong Mo berkedip sambil menunjuk ke arah Sheng Nanxuan dan berkata, "Kita bertiga bekerja sama untuk menghambatnya saja! Bagaimanapun juga Nanxuan merupakan siswa berprestasi di jurusan Matematika, jadi kita pasti tidak bisa mengalahkannya sendirian.      

"Tenang saja. Aku mana berani mengalahkanmu." Sheng Nanxuan berkata, "Aku akan benar-benar kalah telak."     

Gong Mo dengan kesal berkata, "Apa-apaan kamu ini?! Jadi maksudmu kamu bisa menang dan kalah sesukamu, begitu?!      

"Yah, mau bagaimana lagi. Namanya juga orang pintar." jawab Sheng Nanxuan.      

"Huh!" Gong Mo dengan marah mengangkat bangku kecil dan duduk di seberang meja teh.      

Sheng Nanxuan bangkit berdiri dan berkata, "Kamu duduk di sofa saja, biar aku yang duduk di bangku."     

Yu Xinran tertawa dan berkata pada Gong Mo, "Melihat suamimu yang begitu mempedulikanmu, aku rasa menang atau kalahnya permainan catur ini justru sesukamu."     

Gong Mo tersipu malu dan duduk di sofa, lalu berkata, "Jangan dibahas lagi. Kita satu kelompok. Setelah putaran ini selesai, barulah kita berempat bermain sendiri-sendiri."     

"Ketika putaran ini selesai, kita makan dulu, baru kemudian kita bermain sendiri-sendiri." kata Sheng Nanxuan.     

Gong Mo menatapnya dengan kesal.     

Sheng Nanxuan menyesap tehnya dan bertanya sambil bermain catur, "Apakah Ibu bisa memainkan permainan lainnya?"     

"Ibu bisa bermain catur gajah dan baduk, tetapi ibu mempelajarinya dari komputer. Ibu belum pernah bermain melawan seseorang." Ibu Gong berkata, "Oh, ya! Ibu lihat di kompleks ini ada kelas baduk untuk orang tua. Bagaimana menurut kalian kalau Ibu mencobanya?"     

"Boleh juga! Gong Mo berkata, "Kalau Ibu sudah bisa, nanti ajari aku!"     

"Pergi belajar sendiri di komputer sana! "     

Sebelum permainan selesai, bel berbunyi.     

Ibu Gong bertanya-tanya, "Siapa yang datang?"     

Gong Mo tahu bahwa yang datang adalah Gong Bai. Ia menyerahkan bidaknya pada Yu Xinran dan berkata, "Aku serahkan padamu. Aku akan pergi untuk membuka pintu dulu."     

Saat membuka pintu, ternyata memang Gong Bai yang datang.     

"Kakak…!" Gong Mo berteriak sambil tersenyum.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.