Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Penghipnotis Itu Jenius



Penghipnotis Itu Jenius

0"Tapi otak Gong Mo sangat aktif, jadi secara nalar seharusnya sangat sulit untuk menghipnotisnya, bukan?"     

"Itu sebabnya aku mengatakan bahwa waktu, tempat, dan orang yang sesuai. Selain itu, dia pasti sudah terhipnotis secara mendalam. Hipnotis semacam ini sangat sulit untuk disadarkan. Orang yang mampu melakukan hipnotis semacam ini pasti bukan seorang penghipnotis hebat biasa, tetapi seorang jenius!"     

"Aku sangat tertarik pada orang-orang jenius!" sahut Yu Qingliu.     

Dokter Shen berkata, "Lebih baik menjauh jika melihat orang semacam ini. Bisa-bisa dia menghipnotismu hanya dengan sekali pandang."     

Bulu kuduk Yu Qingliu berdiri.     

Dokter Shen menyentuh dagunya dan dengan penuh pertimbangan berkata, "Gong Mo mengatakan bahwa dia memimpikan beberapa hal. Beberapa hal ini kemungkinan adalah kejadian yang dulu sudah terjadi. Secara akal, seseorang yang dihipnotis tidak akan mengingat atau berkesempatan untuk memimpikan hal-hal yang sudah dilupakannya."     

"Tapi gelombang otaknya lebih aktif daripada orang biasa." sahut Yu Qingliu, "Selain itu sekarang dia sangat ingin mengingat hal-hal itu, sehingga ingatan tersebut mulai pulih secara bersamaan. Walaupun hanya berupa mimpi, hipnotis itu mulai kehilangan efektivitasnya."     

"Kehilangan efektivitasnya?"     

Yu Qingliu mengangguk dan melanjutkan, "Apa pada akhirnya ingatan Gong Mo akan kembali seutuhnya?"     

Dokter Shen menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak mungkin. Dia hanya bisa melakukan sampai di sini saja. Bagaimanapun juga, penghipnotis itu adalah seorang jenius yang sangat berbakat. Jika bukan karena gelombang otak Gong Mo yang aktif, dia sama sekali tidak mungkin bisa memimpikan ingatannya yang sudah dihilangkan. Butuh instruksi dari penghipnotis untuk mengembalikan ingatannya."     

Sementara itu, Sheng Nanxuan mengajak Fang Yang, Lin Lei, Zeng Shuai, dan Fan Yiwen untuk bermain golf.     

Mereka berjalan memasuki lobi. Kelimanya segera menarik perhatian para staf dan tamu lainnya. Bagaimanapun juga, kelima pria tampan yang berpakaian rapi seperti itu masih jarang terlihat. Selain itu, mereka berlima juga memancarkan aura pemimpin.     

Hanya ada beberapa tamu di tempat istirahat, sehingga Sheng Nanxuan dapat dengan mudah melihat Yu Zhengming.     

Yu Zhengming sedang duduk di depan jendela, sementara ada seorang pria tua di seberangnya. Pria itu adalah tuan besar dari keluarga Wu yang merupakan kakak kandung laki-laki dari istri Yu Zhengming, yang juga merupakan kakek Wu Di.     

Sementara di antara kedua tetua itu duduk seorang pria berambut hitam. Akan tetapi, karena pria itu duduk membelakangi pintu masuk, Sheng Nanxuan tidak dapat melihat wajahnya dan tidak mengetahui siapa pria itu. Hanya saja, orang yang bersama dengan kedua tetua ini, seharusnya merupakan generasi muda keluarga Yu atau keluarga Wu.     

Sheng Nanxuan melirik sejenak, lalu dengan cepat mengalihkan pandangannya kembali dan berkata pada yang lain, "Ayo kita pergi."     

Pada saat kelimanya melewati lobi, Yu Zhengming dan Tuan Wu yang menyadari pergerakan mereka lalu mendongak untuk melirik mereka.     

Yu Zhengming segera berkata dengan kagum, "Orang-orang ini bukan orang biasa. Sepertinya di masa depan, ibu kota ini akan bergantung pada perkataan mereka."     

"Hei!" Tuan Wu menghela napas, lalu berkata, "Keluargamu tidak kalah hebat dibanding mereka! Kehebatan mereka pasti juga tidak dapat menandingi keluarga Yu. Mereka yang tidak bisa menandingi keluarga Wu pasti berantakan dan tidak ada satu pun yang berguna!"     

Wu Di yang duduk di antara mereka berdua benar-benar tidak setuju dengan perkataan yang didengarnya itu.     

'Apa yang Kakek katakan?! Ambisi yang sebesar itu bisa menghancurkan dirinya sendiri!'     

Wu Di menoleh dan melihat bahwa itu ternyata Sheng Nanxuan! Wu Di mau tidak mau mengakui bahwa teman sekelasnya ini memang luar biasa!     

'Hei, Tunggu!' pikir Wu Di setelah melihat Sheng Nanxuan yang berjalan menjauh.     

Tiba-tiba Wu Di bangkit berdiri, lalu berkata pada kedua tetua itu, "Aku pergi menyapa dulu!"     

Tuan Wu mengerutkan keningnya dan berkata, "Jangan berpikir untuk kabur!"     

Wu Di berlari lebih cepat dari kelinci dan mengendap-endap hingga di belakang Sheng Nanxuan, kemudian berseru, "Nanxuan!"     

Langkah Sheng Nanxuan terhenti. Ia berbalik dan melihat Wu Di, lalu berkata dengan terkejut sambil mengangkat alisnya, "Tadi aku melihat kakekmu dan Tuan Yu di sana. Apa kamu yang menemani mereka kemari?"     

"Iya, benar." jawab Wu Di sambil melirik ke sana, sementara kedua tetua itu juga sedang melihat ke arahnya.     

Sheng Nanxuan tersenyum dan berkata, "Sebenarnya tadi tidak enak untuk menyela, tetapi sekarang aku justru harus kesana untuk menyapa."     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.