Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Mencari Cara



Mencari Cara

0"Ngomong-ngomong, memang kamu tidak ingin kembali ke keluarga Sheng?" tiba-tiba Wakil Wali Kota Ding bertanya.     

Sheng Nanxuan mengerti apa maksud dari pertanyaan Wakil Wali Kota Ding. Jika ia mengatakan ingin, Wakil Wali Kota Ding akan membantunya. Akan tetapi bantuan semacam ini pasti harus ada balasannya. Sheng Nanxuan khawatir bahwa Wakil Wali Kota Ding ingin membuat Sheng Nanxuan menjadi bidaknya.     

Sejak awal hanya orang lainlah yang menjadi bidak Sheng Nanxuan, mana ada dirinya yang menjadi bidak orang lain? Tentu saja Sheng Nanxuan menolaknya.     

"Untuk apa aku kembali dan membuang-buang tenaga untuk menyelamatkan keluarga Sheng." Sheng Nanxuan berkata, "Aku bisa membangun kekayaanku sendiri, jadi untuk apa aku kembali?"     

"Hahaha!" Wakil Wali Kota Ding tertawa sambil menepuk-nepuk pundak Sheng Nanxuan dengan keras dan berkata, "Anak muda ini benar-benar berambisi!"     

Di tengah-tengah permainan, Wakil Wali Kota Ding menerima panggilan dan harus segera pergi.     

Ketika Ding Dang melihatnya, ia juga ingin pergi dan tidak ingin menganggap Wu Di.     

Wakil Wali Kota Ding menariknya ke samping dan berkata, "Ayah terpaksa pergi. Kebetulan sekali ada kamu, jadi bantu Ayah untuk menyapa semua orang."     

"Jelas-jelas Ayah ingin menjodohkan Wu Di denganku. Aku ini tidak menyukainya!"     

"Kamu…!" Wakil Wali Kota Ding tercekat. Ia memandang beberapa anak muda yang ada di kejauhan, kemudian berbisik, "Kalau kamu tidak menyukai Wu Di, kamu bisa berteman dengan yang lainnya. Mereka semua adalah orang-orang muda yang berbakat!"     

"Ayah!" protes Ding Dang. Apa ayahnya ini menganggap Ding Dang sedang memilih kubis?     

"Masih ada Yu Xinzhuo dari keluarga Yu. Dia juga lumayan. Lebih baik kamu bersikap baik dulu di depan Tuan Yu."     

"Aku ini juga bukannya tidak laku!"     

"Ayah memang khawatir jika sampai tidak bisa menikahkanmu. Mana ada anak gadis yang seperti dirimu begini? kata Wakil Wali Kota Ding dengan cemas.     

"Huhu…" Ding Dang merasa ingin menangis.     

"Sudah, sudah! Ayah pergi dulu. Kamu harus lebih lemah lembut sedikit! Jangan sampai menakuti para lelaki."     

Melihat ayahnya pergi, Ding Dang hanya bisa kembali ke tempat semua orang berada dengan wajah yang suram.     

Wu Di menghampirinya dan berkata, "Ayo makan malam bersama!"     

Ding Dang memelototinya dan menjawab, "Tidak!"     

Wu Di berpikir, kemudian menoleh dan berkata pada Tuan Wu, "Kakek, malam ini aku akan menjadi tuan rumah dan mengundang semua orang untuk makan malam bersama."     

Tuan Wu menjawab, "Kalian para anak muda saja yang pergi. Kakek yang sudah tua ini tidak akan bergabung."     

"Tidak boleh, tidak boleh! Kita harus bersama-sama!" Jika kakeknya itu tidak ikut, bagaimana Wu Di bisa memaksa Ding Dang untuk ikut.     

Meskipun Ding Dang sangat galak, tetapi ia tetap menghormati orang yang lebih tua. Meskipun Ding Dang menolak Wu Di tanpa ragu, gadis itu pasti tidak mungkin bisa menolak ajakan orang tua.     

Ding Dang yang bisa membaca pikiran Wu Di, segera berlari dan berkata, "Kakek Wu dan Kakek Yu sudah tua dan memiliki gigi yang sudah tidak baik. Mereka juga tidak akan bisa memakan apa yang kita makan, jadi lebih baik jangan menyusahkan orang tua. Jika nanti sudah selesai, kita pergi minum-minum dan makan daging panggang saja. Kakek Wu dan Kakek Yu pasti sudah punya rencana sendiri."     

"Benar…" Tuan Wu berkata sambil tertawa, "Kami punya rencana sendiri. Kalian para anak muda pergi saja sendiri!     

"Tapi…!" Wu Di masih ingin menolak.     

Tuan Wu segera menyeretnya ke samping dan berbisik, "Bocah ini! Sebenarnya ada apa denganmu? Gadis itu sudah bilang ingin makan berdua bersama denganmu. Kenapa kamu begitu tidak peka seperti ini?"     

"Mana ada dia mengatakan ingin makan berdua bersamaku?"     

"Kamu bodoh, ya? Bukankah kalian anak muda bisa mengaturnya. Jika waktunya tiba, kamu bilang saja ingin pergi berdua dengannya. Mereka semua juga tidak mungkin menghentikanmu!"     

"..." Wu Di tidak tahu harus berkata apa lagi. Masalahnya bukan seperti itu!     

Jika tidak ada para orang tua, Ding Dang pasti akan melarikan diri. Mana mungkin ia mau makan bersama dengan Wu Di?     

Tuan Wu memaki otak Wu Di yang bodoh dan keras kepala, lalu pergi meninggalkannya untuk mencari Yu Zhengming.     

Wu Di menatap Ding Dang, sementara Ding Dang menjulurkan lidahnya dengan bangga ke arah Wu Di     

Wu Di menoleh untuk mencari Sheng Nanxuan, lalu berkata, "Saudaraku, bantu aku mencari cara. Kebahagiaan hidupku ini tergantung padamu…"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.