Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Jangan Menggodaku dengan Kata-kata Menjijikkan Seperti Itu



Jangan Menggodaku dengan Kata-kata Menjijikkan Seperti Itu

0Gong Mo dengan kesal berkata, "Aku ingin memukulmu!"     

Sheng Nanxuan membuka lebar kedua tangan ke arah Gong Mo dan bersiap untuk menerima pelukan darinya sambil berkata, "Silahkan!"     

Gong Mo tercekat dan menggerutu di dalam hatinya, 'Sebenarnya dia ingin aku memukulnya atau ingin aku masuk ke dalam pelukannya?!'     

Gong Mo meraih buku yang berada di atas meja dan memukulnya dengan penuh emosi.     

Akibatnya, entah bagaimana kaki Gong Mo tersandung dan tubuhnya seketika terjelungup ke depan.     

"Hati-hati!" seru Sheng Nanxuan dan langsung memeluknya.     

Ini…     

Pukulan Gong Mo benar-benar berubah menjadi sebuah pelukan…     

Gong Mo tersipu malu dan buru-buru ingin mendorong Sheng Nanxuan menjauh.     

Sheng Nanxuan memeluknya dengan erat dan berkata, "Karena kamu sudah di sini, jangan pergi! Cium dulu!"     

"Tutup mulutmu!" Gong Mo mengulurkan tangannya untuk menutup mulut Sheng Nanxuan, lalu berkata, "Jangan lupa! Aku masih marah padamu!"     

"..." Sheng Nanxuan terdiam.     

Gong Mo mundur dan berkata dengan murung, "Bisakah kita bertengkar baik-baik?"     

"Bukankah kita sudah selesai bertengkar?" Sheng Nanxuan bertanya dengan hati-hati.     

"Tapi aku tidak puas dengan hasilnya!" tukas Gong Mo.     

"Kalau begitu kamu pukul saja aku dua kali."     

Gong Mo memelototi Sheng Nanxuan dan merasa dirinya sendiri sudah terlalu menderita.     

Setelah berdebat selama ini, Sheng Nanxuan selalu menghindari masalah utama dan membahas masalah sepele, sementara Gong Mo masih tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu.     

Sheng Nanxuan terlalu licik. Hanya dengan begitu saja, ia bisa membuat Gong Mo setuju menunggu saat yang tepat untuk membatalkan hipnotisnya. Sheng Nanxuan pasti sengaja!     

IQ Sheng Nanxuan 180, jadi ini membuat Gong Mo merasa terkalahkan oleh kecerdasannya.     

"Tiba-tiba aku merasa menderita sudah menikah denganmu!" kata Gong Mo sambil menangis.     

Sheng Nanxuan sontak terkejut dan bertanya dengan gugup, "Apa aku tidak baik padamu?"     

Gong Mo terdiam beberapa saat, lalu menangis lebih keras dan berkata, "Justru karena baik, kamu membuatku merasa tidak enak untuk menyalahkanmu!"     

Sheng Nanxuan menghela napas lega dan berkata, "Oke, kamu juga bisa menyalahkanku, asal kamu bahagia."     

Gong Mo tercekat, lalu memelototi Sheng Nanxuan dengan penuh emosi dan berkata, "Kamu lebih cerdas dariku. Aku selalu merasa tertindas olehmu."     

"Itu pasti hanya khayalanmu saja!"     

"Bersumpahlah kalau kamu tidak akan begitu padaku!"     

Sheng Nanxuan terdiam beberapa saat, lalu menghela napas: "Aduh… Mengenai masalah IQ, tidak ada yang bisa kuperbuat. Itu adalah respon langsung dari otak."     

"Huhu…" Lagi-lagi Gong Mo menangis.     

"Setidaknya anakmu akan mewarisinya dariku dan menjadi lebih cerdas dibanding anak orang lain!"     

"Jika kamu bilang begitu, aku justru akan bertambah sedih. Nanti kalau anak kita lebih cerdas dariku, itu artinya aku akan menjadi yang paling bodoh di rumah!"     

"Jangan cemas. Aku akan selalu ada untukmu."     

Gong Mo mendorongnya menjauh, lalu berbalik dan membuka brankas.     

Sheng Nanxuan menyeka keringat dinginnya. Sheng Nanxuan sudah tidak tahu, kapan pertengkaran ini akan berhenti.     

Namun…     

Saat ini tampaknya sudah tidak ada yang perlu diperdebatkan lagi.     

Sheng Nanxuan sudah merasa sangat beruntung karena masalah ini bisa berubah menjadi seperti ini. Meskipun Gong Mo bersikeras mengusir Sheng Nanxuan tidur di ruang kerja selama beberapa hari, Sheng Nanxuan menerimanya.     

Sheng Nanxuan menatap punggung Gong Mo. Tiba-tiba pandangan matanya berubah menjadi sangat lembut.     

Asalkan Gong Mo bersedia untuk memikirkannya, mendengarkan penjelasannya, dan tidak meninggalkan dirinya, meskipun Gong Mo marah sesekali, Sheng Nanxuan juga tidak masalah.     

Saat berbalik, Gong Mo terkejut dengan tatapan mata Sheng Nanxuan padanya.     

"Kamu!" Gong Mo menutup dadanya dan berkata, "Kenapa kamu menatapku dengan tatapan menjijikkan seperti itu?"     

Sheng Nanxuan tersenyum dan berkata, "Sangat menjijikan, ya?     

Gong Mo tercekat dan dengan wajah yang memerah memakinya, "Sangat teramat menjijikan!"     

Sheng Nanxuan mendekat dan memeluknya sambil berkata, "Aku ingin membuatmu jijik seumur hidup!"      

"Aduhhh…" Jangan menggodaku dengan kata-kata menjijikkan seperti itu! Kamu dan aku tidak begitu akrab!"     

"Halo…" Sheng Nanxuan tidak setuju dengan perkataan Gong Mo dan berkata, "Kita sudah mengenal sejak SMA!"     

"Tahun lalu!" cetus Gong Mo.     

Sheng Nanxuan tercekat.     

Gong Mo menatapnya dan berkata, "Apa ada keberatan?"     

Sheng Nanxuan terdiam untuk waktu yang lama, lalu berkata dengan murung, "Tidak berani."     

Gong Mo meletakkan barang yang ada di tangannya ke atas meja. Sheng Nanxuan yang melihatnya, tampak tidak asing dengan barang itu. Itu adalah buku kenangan teman sekelasnya saat SMA.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.