Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Ketakutan Terhadap Sheng Nanxuan Semakin Besar



Ketakutan Terhadap Sheng Nanxuan Semakin Besar

0Ketika semua orang melihat Gong Mo pergi, mereka menjadi semakin bingung.      

Sebelumnya mereka berpikir bahwa terjadi suatu hal yang tidak baik sehingga mengharuskan Sheng Nanxuan turun tangan sendiri untuk mengurusnya.     

Tapi saat ini Gong Mo bahkan juga pergi. Semua orang sontak berpikir, "Apa jangan-jangan ada tokoh besar yang datang sehingga Dewa Malam dan istrinya perlu menyambut kedatangannya?"     

Tokoh besar ini sepertinya agak terlalu besar!     

'Eh?'     

Tiba-tiba di pikiran mereka terlintas, "Apa jangan-jangan yang datang adalah presiden?     

Ini juga cukup masuk akal.     

Namun, jika Sheng Nanxuan berteman dengan presiden, bukankah itu agak terlalu menakutkan? Mungkinkah terpilihnya beliau sebagai presiden merupakan campur tangan Sheng Nanxuan?     

Dengan kemampuan yang dimiliki Dewa malam, hal seperti itu juga bukannya tidak mungkin, tetapi kemungkinan besar begitu.     

Jika kemampuan Sheng Nanxuan terus berkembang seperti ini, maka ia akan benar-benar memiliki wewenang untuk menentukan siapa yang akan menjadi presiden.     

Semua orang berpikir seperti ini dan bahkan ketakutan mereka terhadap Sheng Nanxuan semakin besar.     

Hanya saja, dengan makin bertambah banyaknya tamu yang datang, orang-orang juga mendengar Sheng Zhongtian dan istrinya berada di luar. Akhirnya, mereka pun mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi.     

Namun, ketakutan mereka terhadap Sheng Nanxuan tetap tidak hilang hanya karena ini.     

Itu karena tebakan mereka yang sebelumnya sangat mungkin terjadi.     

Tang Xinxin naik ke atas untuk memanggil Ibu Gong dan berkata, "Momo dan Nanxuan sedang ada urusan dan harus pergi sementara. Di bawah hanya ada Kak Bai yang menyapa para tamu."     

Begitu mendengarnya, Ibu Gong segera memanggil orang untuk menjaga Huzi dan mengikutinya turun sambil bertanya, "Ada urusan apa sampai tidak bisa menyapa para tamu?"     

"Aku juga tidak tahu, tapi di bawah juga tidak terjadi masalah apapun karena sudah ada Kak Bai dan teman-teman Nanxuan."     

"Tapi tetap harus ada satu tuan rumah yang tetap berada di sana."     

"Bukankah justru karena itu aku memanggil Bibi?" kata Tang Xinxin sambil tertawa.     

Di taman, Yu Xinran berjalan di belakang Gong Bai sambil memegang sampanye.     

Dia sedang berbicara dengan orang-orang. Ketika orang-orang itu pergi, Yu Xinran membungkuk dari belakang Gong Bai. Yu Xinran menyentuh sampanye yang ada di tangan Gong Bai dengan sampanye yang dipegangnya.     

Gong Bai terkejut begitu mendengar suara dentingan gelas mereka. Ketika melihatnya, Gong Bai tersenyum dan berkata, "Kapan kamu datang?"     

"Sudah cukup lama. Memangnya kamu tidak melihatku?" lesung pipit Yu Xinran merekah.     

Gong Bai sedikit malu dan menjawab, "Lihat."     

"Kalau begitu kenapa masih bertanya?"     

"Uhuk!" Gong Bai menatapnya dengan salah tingkah, "Hari ini kamu benar-benar cantik."     

"Jadi sebelumnya tidak cantik?" Yu Xinran dengan sengaja menggodanya.     

Gong Bai yang terus menerus dipojokkan pun berkata tanpa daya, "Cantik! Tolong jangan menggodaku lagi. Kamu tahu bahwa aku tidak pandai bicara."     

"Aku justru menyukai dirimu yang tidak pandai bicara." Yu Xinran bergumam pelan sambil melihat ke samping.     

Gong Bai tidak mendengarnya dengan jelas, bertanya keheranan, "Apa yang kamu katakan?"     

Yu Xinran menggelengkan kepalanya, lalu tersenyum sambil bersulang padanya.     

Tang Xinxin dan Ibu Gong keluar dari vila dan kebetulan melihat pemandangan ini. Senyuman di wajah mereka sontak menjadi kaku.     

Pada saat sehelai daun jatuh di kepala Yu Xinran, Gong Bai mengulurkan tangan dan membantu menyingkirkannya. Yu Xinran tersenyum malu-malu dan dengan lembut menarik lengan baju Gong Bai sambil menunjuk tamu di sebelahnya.     

Gong Bai segera pergi menyapa dan membawa Yu Xinran bersamanya.     

Tang Xinxin menggigit bibirnya dan berjalan ke meja, lalu menyesap sampanye-nya.     

Ternyata tidak semua orang akan berdiri dan menunggu di tempat semula.     

Tang Xinxin seharusnya mengambil kesempatan sejak awal dan bukan melihat Gong Bai sedang bersama orang lain sekarang.     

Pintu gerbang Huanyuan dibangun seperti kastil dengan tembok batu tinggi di kedua sisinya dan pagar besi di tengahnya. Di luar pagar, ada jalan yang dikelilingi oleh pohon pinus dan cemara sepanjang 100 meter.     

Sebelum jalan itu, ada jalan yang berkelok-kelok. Mobil tamu berbelok dari jalan itu, lalu melintasi jalan pinus dan cemara yang rimbun. Sesampainya di pintu masuk, mobil akan berhenti dan disambut oleh penjaga keamanan untuk memeriksa undangan.     

Pada saat ini, Sheng Zhongtian dan Liu Xuelan yang terlihat marah sedang berdiri di pintu masuk.     

Mereka datang sebagai orang tua Sheng Nanxuan, tetapi penjaga keamanan seolah-olah tidak mengerti dan bersikeras meminta mereka untuk mengeluarkan undangannya.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.