Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Semua Gara-gara Ciuman Paksa



Semua Gara-gara Ciuman Paksa

0Shan Rong memakai pakaian musim semi baru berwarna merah kurma yang cocok untuk segala usia. Penampilannya terlihat sepuluh tahun lebih muda.      

Pada saat berkaca di cermin kamarnya, Shan Rong merasa dirinya terlihat sangat cantik memakai baju ini. Akan tetapi, ia adalah seorang nenek yang sudah memiliki cucu, jadi untuk apa berdandan secantik ini?     

Ketika keluar, ia berkata pada Gong Mo, "Haruskah Ibu berganti pakaian?"     

"Berganti pakaian apa? Ini sudah cukup bagus!"     

"I… Ibu juga tidak bilang baju ini tidak bagus."     

"Kalau begitu tidak perlu diganti, kan?"     

Shan Rong tercekat, lalu berbalik dan berjalan meninggalkannya, "Ibu sudah tidak ingin berbicara denganmu!"     

Gong Mo diam-diam tersenyum dan mengikuti Ibu Gong sambil mendorong kereta bayi bersama Sheng Nanxuan.     

Hotel yang mereka pesan tidak jauh dari vila sehingga hanya butuh sepuluh menit untuk berjalan ke sana, jadi mereka tidak berencana untuk membawa mobil. Kalau tidak, membawa Huzi naik-turun akan membuang-buang waktu. Belum lagi, akan sangat merepotkan jika masih harus memarkirkan mobil saat tiba di hotel.     

Pada saat mereka keluar dari area vila, Gambino terlihat berdiri di depan pintu sambil memeluk seikat mawar.     

Shan Rong mengerutkan kening, lalu menundukkan kepalanya dan tidak melihat ke sana, seolah-olah tidak melihatnya.     

Gambino segera berjalan menghampirinya.     

Ketika Gong Mo dan Sheng Nanxuan melihat Gambino tiba di depan Shan Rong, mereka berdua juga tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa berhenti.     

Shan Rong tidak melihat ke arahnya dan terus berjalan ke depan. Ia juga tidak menyangka Gambino akan datang menghadangnya, jadi ia langsung menabraknya begitu saja.     

"Hati-hati…" Gambino buru-buru membantunya dan bertanya dengan cemas, "Apa kamu baik-baik saja?"     

"Lepaskan!"     

Shan Rong menarik tangannya, melangkah mundur, dan mengepalkan kedua tangannya di hadapan Gambino. Tentu saja ia tidak memukulnya. Ia hanya memukul udara untuk menunjukkan emosinya dan mengusir Gambino.     

Gambino pura-pura tidak mengerti dan menyerahkan bunga itu padanya, "Selamat ulang tahun."     

Shan Rong mengerutkan keningnya dan bertanya keheranan, "Apa kamu masih belum puas menggangguku?"     

"Aku sedang mengejarmu." Gambino berkata dengan serius.     

Shan Rong tercekat dan berjalan melewatinya, "Kamu benar-benar menyebalkan!"     

Gambino mengikutinya selangkah demi selangkah. "Kamu tidak menginginkan batu giok pemberianku, jadi aku hanya bisa memberi bunga ini padamu. Kamu sendiri menantangku untuk mengirim bunga padamu setiap hari. Aku benar-benar ingin memberimu bunga setiap hari, tetapi karena takut kamu tidak menyukainya, aku sengaja memilih hari yang khusus untuk memberikannya."     

Tiba-tiba Shan Rong berhenti, lalu menunjuk seorang gadis yang lewat sambil berkata, "Kamu lihat! Ada begitu banyak orang, tapi kenapa kamu malah menggangguku?!"     

"Karena mereka bukan kamu," kata Gambino.     

Shan Rong tercekat dan langsung terdiam.     

Ia menundukkan kepalanya dan kembali berjalan tanpa bersuara dengan perasaan aneh di hatinya.     

Gambino terus mengikutinya.     

Gong Mo dan Sheng Nanxuan mendorong Huzi dan mengikuti mereka.     

Mereka terus berjalan hingga tiba di pintu masuk restoran. Tiba-tiba Shan Rong berhenti, lalu menoleh sambil menatap Gambino dan berkata, "Aku tidak suka orang yang begitu tidak mengerti tata krama seperti dirimu!"     

Gambino terkejut, "Aku sangat mengerti tata krama."     

Shan Rong menarik napas dalam-dalam dan jelas-jelas terlihat kesal. Tiba-tiba ia meraih bahu Gambino dan mengangkat lututnya untuk menendang selangkangannya.     

Gambino bereaksi dan melompat mundur untuk menghindari serangannya.     

Tapi karena ini Gambino akhirnya tersadar kapan ia berperilaku tidak bertata krama pada Shan Rong.     

Uhuk! Semuanya gara-gara ciuman paksa.     

Shan Rong memelototinya dengan berapi-api, lalu berbalik dan memasuki restoran.     

Gong Mo dan Sheng Nanxuan menatap Gambino dengan simpatik, lalu berjalan masuk.     

Gambino berdiri dengan menyedihkan di pintu masuk sambil memeluk bunga.     

Jadi…     

Apa Gambino masih ingin tidak punya muka dan mengikuti Shan Rong ke dalam?     

Gambino takut diusir.     

Jika hanya diusir, itu masih hanya masalah sepele. Demi mengejar belahan jiwanya, malu pun tidak ada artinya bagi Gambino. Hanya saja jika Shan Rong marah dan tidak senang, itu baru tidak sebanding.     

Setelah kebingungan untuk waktu yang lama, Gong Bai pun datang.     

Seorang asing tampan, berwibawa, dan mendominasi yang berdiri di depan pintu sambil memeluk bunga ini benar-benar sangat mencolok.     

Ketika Gong Bai melirik dan menyadari bahwa orang asing itulah yang membuat masalah di pesta seratus hari keponakannya, wajahnya menjadi dingin.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.