Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Jika Bukan Aku yang Mengajarimu, lalu Siapa?



Jika Bukan Aku yang Mengajarimu, lalu Siapa?

0Gong Mo dan Sheng Nanxuan kembali ke dalam vila. Pada saat melewati ruang tamu, mereka melihat kotak beludru hitam tergeletak di atas meja.     

Hadiah yang diberikan oleh para tamu sudah diatur secara khusus oleh seseorang, jadi tidak mungkin tertinggal di sini.     

Sheng Nanxuan khawatir jika ada seseorang yang mengambil kesempatan ini untuk memasang bom dan mengirimnya ke dalam, jadi ia melindungi Gong Mo di belakang tubuhnya dengan hati-hati.     

Gong Mo menatapnya kebingungan, "Apa yang kamu lakukan?"     

Sheng Nanxuan menggelengkan kepalanya dan perlahan-lahan mengambil kotak itu. Ketika tidak merasakan ada sesuatu yang aneh, ia pun membuka tutup kotak itu perlahan.     

"Ah!" Begitu melihat isi kotak itu, Gong Mo terkejut dan berkata, "Bukankah ini kalung yang dibeli Gambino?"     

"Seharusnya ini untuk Ibu." Sheng Nanxuan ingat apa yang sudah dilakukan Gambino sebelumnya, "Sepertinya Gambino sudah memperlihatkannya pada Ibu, tapi entah Ibu menerimanya atau tidak."     

"Aku akan pergi menanyakan padanya."     

"Oke." Sheng Nanxuan memberikan batu giok itu.     

Gong Mo membawa kotak itu di tangannya. Baru saja berjalan dua langkah, ia teringat bahwa kalung ini sudah dibeli dengan harga 50 juta yuan. Jika sampai rusak, Gong Mo tidak akan mampu untuk membayarnya!     

Ia segera memegang kotak itu di tangannya, seolah-olah seperti benda suci dan berjalan ke atas dengan wajah yang serius.     

Shan Rong berada di kamar bayi. Ketika Gong Mo masuk, Hu Zi memalingkan kepalanya dari lengan Shan Rong dan mengoceh padanya sebanyak dua kali.     

Gong Mo tersenyum dan segera menghampiri, lalu mencium wajahnya, "Rindu Ibu, ya?"     

Huzi tampak sangat senang. Ia menyeringai dan mulai tertawa kecil.     

Sekarang Huzi sudah bisa mengenali orang. Setiap kali melihat Gong Mo, ia akan sangat bersemangat.     

Ketika Shan Rong melihat kotak di tangan Gong Mo, ekspresinya berubah, "Apa yang kamu bawa?"     

"Oh, aku melihatnya di bawah." Gong Mo membuka tutupnya, "Ini bukan barang kita, hadiah yang diberikan oleh para tamu juga tidak mencatat hadiah ini. Selain itu, hari ini adalah hari Huzi, seharusnya tidak akan ada orang yang memberi ini. Bukankah Gambino yang meninggalkannya?"     

Shan Rong berkata dengan tampang yang tegas, "Dia bilang ini untuk Ibu, tapi Ibu tidak mau. Ternyata dia malah meninggalkannya begitu saja. Cepat kembalikan barang semahal itu! Barang itu tidak boleh sampai hilang!"     

"Kalau begitu aku akan memberitahu Nanxuan." Gong Mo menundukkan kepalanya dan menyentuh wajah Huzi, "Ibu keluar sebentar. Sebentar lagi Ibu akan kembali, ya…"     

"Dia sudah harus tidur. Pergilah istirahat saja. Kamu sudah lelah seharian." kata Shan Rong.     

Gong Mo menjulurkan lidahnya, "Ya sudah kalau begitu… Ibu juga istirahatlah…"     

Begitu kembali ke kamarnya, Gong Mo menyerahkan batu giok itu pada Sheng Nanxuan, "Ibu bilang tidak mau. Suruhlah orang untuk mengembalikannya saja."     

Sheng Nanxuan meletakannya ke samping, "Gambino pasti juga tidak peduli. Kita kembalikan padanya kapan-kapan saja."     

"Itu mahal sekali! Cepat kembalikan saja."     

"Mana ada mahal!"     

Gong Mo tersedak dan kehabisan kata-kata, "Oke! Kalian memang orang-orang kaya, jadi 50 juta tidak ada artinya bagi kalian."     

Sheng Nanxuan tersenyum, "Benar! Ini tidak ada artinya… Sudahlah… Tidak usah membahas ini lagi. Matahari masih terang, mari kita menunggang kuda saja!"     

Gong Mo mengira tidak ada hal lain yang bisa ia lakukan, sementara menunggang kuda dapat menghabiskan waktu, jadi ia berkata, "Oke. Tapi aku tidak bisa menunggang kuda. Ajari aku."     

"Jika bukan aku yang mengajarimu, lalu siapa?" Sheng Nanxuan mencubit hidungnya, "Ganti dulu bajumu."     

Gong Mo mengangguk dan berjalan ke ruang ganti pakaian karena harus mengenakan pakaian khusus saat menunggang kuda.     

Setelah mencari-cari beberapa saat, Gong Mo menemukan bahwa pakaian berkuda memang memiliki beberapa set pakaian yang berbeda.     

Pakaian berkuda juga dibagi berdasarkan musim yang ada. Gong Mo memilih satu set pakaian yang dipakai saat musim semi, kemudian mulai melepas pakaiannya.     

Setelah menanggalkan satu per satu pakaiannya, hanya tersisa pakaian dalam yang menempel di tubuhnya.     

Gong Mo tidak bisa menahan dirinya untuk melihat dirinya di cermin.     

Setelah melahirkan seorang anak, postur tubuh Gong Mo memang memburuk.     

Meski payudaranya berubah jauh lebih besar, sayangnya pinggang Gong Mo sudah tidak setipis dulu lagi.     

Hal yang lebih membuatnya tertekan adalah adanya luka bekas operasi caesar di perutnya.     

Gong Mo mengulurkan tangan dan menyentuhnya, lalu menghela napas ringan sambil menunduk untuk merapikan baju dalamnya.     

Tiba-tiba, suara Sheng Nanxuan terdengar, "Istri…"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.