Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Lebih Mudah Baginya untuk Menemukannya Sesegera Mungkin



Lebih Mudah Baginya untuk Menemukannya Sesegera Mungkin

0Gong tidak ingin melihatnya lagi.     

Hanya saja, memikirkan kata-kata Sheng Donglin membuatnya sangat khawatir. Bagaimana jika foto-fotonya benar-benar tersebar?     

Bahkan meskipun palsu, meskipun Sheng Nanxuan sempat membereskannya, tetapi tetap akan ada orang yang sudah melihatnya. Sheng Nanxuan tidak mungkin membunuh orang-orang itu, kan?     

Selama ada orang yang melihatnya, orang lain akan menertawakan Sheng Nanxuan. Tidak peduli meski foto itu palsu sekalipun. Orang-orang itu akan berkata bahwa tidak akan ada asap jika tidak ada api, lalu akan bergosip di belakang mereka.     

Gong Mo kembali membuka email sambil menahan dendam dan perasaannya yang hancur.     

Sheng Donglin berkata, 'Kamu masih punya satu setengah jam. Waktu terus berjalan. Jangan pernah memberitahu Sheng Nanxuan. Mouse sudah ada ditanganku dan aku sudah mengedit isinya. Asalkan aku menekan satu tombol kirim, foto-foto ini akan langsung tersebar di internet. Jika kamu berani memberitahunya, tanggung saja konsekuensi bahwa foto-foto itu akan bertebaran di mana-mana.'     

Gong Mo menggertakkan giginya. 'Pergi ya pergi! Aku tidak percaya Sheng Donglin berani berbuat sesuatu padaku!'     

'Bahkan jika ia berani, Nanxuan pasti akan menyelamatkanku.'     

Gong Mo harus mendapatkan kembali fotonya terlebih dahulu. Jika sampai hal semacam ini tersebar di internet, pasti akan berdampak besar bagi Sheng Nanxuan!     

Gong Mo mematikan komputer dan keluar sambil membawa mantel dan tasnya.     

Shan Rong dan pengasuh yang baru saja kembali sesudah berbelanja pun bertanya keheranan, "Kamu ingin keluar?"     

"Ya." Gong Mo menunduk untuk mengganti sepatunya, "Sebentar lagi aku akan langsung kembali."     

"Di luar hujan, bawalah payung."     

"Oke." Gong Mo berbalik dan mengambil payung.     

Setelah naik taksi, Gong Mo mengeluarkan handphone-nya dan memberitahu pengemudi alamat yang tertulis di email.     

Setelah berpikir sejenak, Gong Mo memutuskan untuk menelepon Sheng Nanxuan.     

Selama ia tidak memberitahu apa yang terjadi dan akan bertemu siapa, maka tidak akan ada masalah. Setidaknya Gong Mo akan memberitahu kemana ia pergi agar lebih mudah baginya untuk menemukannya sesegera mungkin.     

Begitu memikirkan hal ini, ia segera menghubungi Sheng Nanxuan dan mengatakan bahwa ia akan pergi ke suatu tempat.     

Sheng Nanxuan bertanya-tanya, "Untuk apa kamu ke sana?"     

"Hm.. Bertemu teman. Yang pasti, aku akan segera pulang."     

'Teman?'     

Sheng Nanxuan mengerutkan keningnya. Bukankah di ibu kota Gong Mo hanya memiliki beberapa teman yang Sheng Nanxuan sendiri juga kenal?     

Jika Gong Mo berkata seperti ini, itu artinya Sheng Nanxuan tidak mengenal orang ini, atau karena alasan lainnya. Misalnya saja, teman itu adalah Sheng Donglin.     

Sheng Nanxuan selalu memikirkan Gong Mo yang pernah berpacaran dengan Sheng Donglin. Ia terdiam selama beberapa saat, lalu menjawab singkat, "Oke."     

"Kapan kamu pulang? Apa kamu akan pulang untuk makan siang?" Gong Mo bertanya dengan lembut.     

"Jika kamu sudah bertanya, tentu saja aku akan pulang." jawab Sheng Nanxuan sambil tersenyum.     

Gong Mo tersenyum dan berkata, "Ya sudah, rapatlah dulu."     

"Sudah tahu aku sedang rapat, tapi kamu malah menelepon?" Sheng Nanxuan pura-pura menyalahkan.     

Gong Mo tercekat, lalu berbisik, "Maafkan aku. Tadi aku lupa."     

"Tidak apa-apa. Aku memang ingin mendengar suaramu."     

Gong Mo tersipu saat teringat setiap kali Sheng Nanxuan mengatakan ini di tempat tidur, lalu berkata, "Ya sudah kalau begitu. Aku tutup, ya."     

Sesudah Sheng Nanxuan mendengar telepon terputus, ia berbalik dan berjalan ke ruang rapat.     

Fang Yang, Lin Lei, Zeng Shuai, Fan Yiwen, dan beberapa anak buah handal, sudah duduk di dalam.     

Rapat hari ini membahas pembentukan perusahaan.     

Identitas Sheng Nanxuan sebagai Dewa Malam sudah dipublikasikan, jadi tentu saja ia tidak perlu berada di belakang layar. Ia berencana untuk menggabungkan Huarong Real Estate di bawah Fan Yiwen, Yaoye Electronics di bawah Lin Lei, Xingxing Entertainment di bawah Zeng Shuai, dan Aimo Books, bersama-sama sebagai satu perusahaan besar.     

Ketika taksi berhenti, Gong Mo melihat bahwa di luar, hujan turun lebih deras dibanding saat dirinya baru keluar rumah.     

Ia membayar taksi dan keluar dari mobil sambil memakai payung. Hujan sedikit turun membasahi tubuh dan rambutnya.     

Gong Mo memasuki pinggir jalan perkantoran dan menutup payungnya, lalu berjalan menuju resepsionis, "Saya mencari Sheng Donglin."     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.