Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Satu-satunya Wanita yang ada di Sekitarnya



Satu-satunya Wanita yang ada di Sekitarnya

0Resepsionis memeriksa informasi yang ditinggalkan oleh tamu, lalu bertanya, "Nona Gong, ya? Tuan Sheng ada di ruang 202. Silahkan, di sebelah sana."     

"Terima kasih." Gong Mo membawa payung yang menetes dan berjalan ke ruang 202 selangkah demi selangkah.     

Ketika tiba di pintu masuk, Gong Mo mengetuk pintu dengan pelan dan mendengar suara Sheng Donglin, "Silahkan masuk."     

Gong Mo ragu-ragu sejenak, lalu memutar gagang pintu dan membukanya. Ia melihat Sheng Donglin duduk sendirian di sofa, menatap lurus ke arahnya dari kejauhan.     

Gong Mo masuk perlahan-lahan. Baru saja mengambil beberapa langkah, ia merasa ada sesuatu yang tidak beres.     

Sama sekali tidak terdapat mouse di tangan Sheng Donglin. Di depannya pun bahkan tidak terdapat komputer. Ancaman yang ia katakan di email, semua benar-benar hanya ancaman belaka!     

Gong Mo langsung berbalik, tetapi entah sejak kapan, ada dua orang yang sudah berdiri di belakangnya.     

Itu adalah Sheng Zhongtian dan Liu Xuelan.     

Liu Xuelan membanting pintu hingga tertutup.     

Sheng Zhongtian bergegas menghampiri dan membungkam mulut Gong Mo dengan sapu tangan.     

Gong Mo meronta dan jatuh ke lantai, tetapi sapu tangan yang menutupi wajahnya semakin erat.     

Gong Mo menatap lampu kristal di langit-langit, lalu kesadarannya berangsur-angsur kabur. Dalam hati ia berpikir, 'Untung saja tadi aku menghubungi Sheng Nanxuan. Tapi sebenarnya demi apa pihak Sheng Donglin melakukan ini?'     

Kemudian Gong Mo benar-benar kehilangan kesadarannya.     

Ketika Sheng Zhongtian melihat Gong Mo pingsan, ia membuang sapu tangan yang dipegangnya dan bangkit berdiri.     

Sheng Donglin dan Liu Xuelan berjalan ke arahnya, lalu menunduk menatap Gong Mo.     

Sheng Donglin berkata, "Aku tidak menyangka dia akan datang sendirian. Dia benar-benar bodoh."     

"Bagaimana sekarang?" Sheng Zhongtian bertanya, "Menghubungi Nanxuan?"     

"Tidak," kata Liu Xuelan. "Dia adalah Dewa Malam, entah ada berapa anak buah yang dimilikinya dan entah seberapa luas area kekuasaannya. Jika memberitahunya sekarang, dia pasti bisa dengan cepat mengirim orang untuk mencari kita. Bisa-bisa kita bahkan tidak bisa keluar dari Beijing."     

"Benar!" kata Sheng Donglin, "Jika kita tidak memberitahu dia, seharusnya dia juga akan menemukan kita. Kita manfaatkan kesempatan ini untuk kembali ke Nanjiang saja. Lagi pula, dia juga pasti akan datang."     

Sheng Donglin berjongkok di lantai, lalu mengulurkan tangan dan menyentuh wajah Gong Mo, "Sejak SMA, hanya dialah satu-satunya wanita yang ada di sekitarnya, jadi Gong Mo pasti merupakan kelemahannya."     

Ketika Sheng Nanxuan pulang ke rumah, ia bertanya pada pelayan yang membukakan pintu untuknya, "Apakah Nyonya sudah kembali?"     

"Belum."     

Sheng Nanxuan melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul setengah sebelas siang. Seharusnya sebentar lagi Gong Mo kembali.     

Pada saat Sheng Nanxuan mendengar tangisan Huzi, ia segera melangkah dengan cepat ke kamar bayi.     

Shan Rong sedang menggendongnya. Sambil menghibur, ia mengomel, "Gong Mo ini pergi kemana? Sebelum pergi bahkan tidak memberi makan anaknya dulu. Sekarang Huzi menangis. Bagaimana ini?"     

"Bu" Sheng Nanxuan mengulurkan tangannya, "Coba berikan padaku."     

Shan Rong berbalik dan buru-buru menyerahkannya, lalu berkata, "Gong Mo baru saja pergi mengurus sesuatu. Seharusnya sebentar lagi kembali."     

"Aku tahu, dia menghubungiku."     

"Baguslah kalau begitu." Shan Rong menghela napas lega. Ia benar-benar khawatir Sheng Nanxuan akan menyalahkan Gong Mo karena tidak bertanggung jawab. Namun, karena ternyata Gong Mo sudah memberitahu Sheng Nanxuan, jika sampai terjadi masalah, itu adalah masalah di antara mereka berdua.     

Sheng Nanxuan berusaha menghiburnya selama beberapa saat, tetapi Huzi seakan tidak mengenalinya. Meskipun bau tubuh Sheng Nanxuan tidak seenak bau tubuh Gong Mo, tapi setiap hari ia menggendongnya. Huzi pun sangat dekat dengannya. Tidak lama kemudian, suara tangisannya berkurang.     

Sheng Nanxuan meminta pengasuh untuk membawa botol susu. Susu yang ada di dalamnya berisi susu formula yang baru saja disiapkan.     

Shan Rong berkata, "Dia tidak minum ini."     

Sejak lahir, Huzi selalu menyusu. Gong Mo yang takut persediaan ASI-nya tidak cukup pun akhir-akhir ini mulai memberinya susu formula. Hanya saja, Huzi sama sekali tidak mau meminumnya. Jadi tidak ada cara lain untuk memberinya susu, jika Gong Mo sedang tidak ada.     

Sheng Nanxuan terus mencoba memberinya susu formula, tetapi Huzi benar-benar tidak ingin meminumnya. Akhirnya ia pun berkata, "Kenapa kamu lebih pilih-pilih makanan dibanding Ayah?"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.