Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Masa Lalu Gong Mo (7)



Masa Lalu Gong Mo (7)

Ketika melihat Gong Mo menoleh, Sheng Nanxuan sontak tersenyum dan melakukan isyarat dengan tangannya seolah sedang menerbangkan ciuman padanya.     

Gong Mo malu dan marah di saat yang bersamaan. Ia tersipu, lalu berbalik dan langsung berlari hingga bertabrakan dengan pejalan kaki yang ada di depannya.     

"Ah! Maaf, maaf!" Gong Mo buru-buru meminta maaf, lalu mengangkat barang-barangnya dan berlari secepat kilat.     

Sheng Nanxuan tertawa gembira ketika melihat Gong Mo yang terlihat seperti kelinci kecil dari belakang.     

Ia berbalik dan melompat dua langkah dengan cepat, lalu berhenti dan mengulurkan tangan untuk menyentuh bibirnya.     

Ciuman malam itu datang dan pergi begitu cepat. Itu juga pertama kalinya bagi Sheng Nanxuan sedekat itu dengan seorang gadis. Sejujurnya, ia juga bingung seperti apa rasanya. Dia hanya ingat bahwa bibir Gong Mo begitu lembut dan memiliki aroma tidak bisa hilang.     

'Hah.. Benar-benar ingin menciumnya sekali lagi.'     

'Tidak. Menciumnya banyak kali!'     

"Uhuk!" Sheng Nanxuan terbatuk dan merasa wajahnya agak panas.     

Dalam perjalanan pulang, Sheng Nanxuan tidak memperhatikan jalan mana yang ia lewati, tetapi kebetulan saja ia kembali berada di jalanan yang tadi ia lalui. Sheng Nanxuan pun melewati restoran barbekyu.     

Song Zijie dan yang lainnya sedang asyik makan saat melihatnya kembali. Mereka pun segera memanggilnya.     

Sheng Nanxuan berhenti sejenak, lalu berjalan menghampiri mereka.     

Song Zijie berkata sambil tersenyum nakal, "Kak Xuan, kenapa kamu kembali seorang diri? Kamu tidak mengajak Kakak Ipar bersamamu?"     

Sheng Nanxuan memelototinya dengan dingin.     

Song Zijie terkejut dan tertawa canggung, "Kejadian pada hari itu hanyalah sebuah kesalahpahaman. Kalau aku tahu dia adalah wanitamu, bahkan meski diberi seratus keberanian pun aku tidak akan berani mengganggunya."     

Sheng Nanxuan mengeluarkan sumpit, memutarnya di ujung jarinya sebanyak dua kali, lalu tiba-tiba menikamkannya ke meja.     

Dengan satu hentakan, Song Zijie dan yang lainnya terkejut.     

Sheng Nanxuan menarik tangannya kembali dan mereka semua melihat sumpit itu sudah tertancap menembus meja.     

Song Zijie tersentak dan menelan ludah ketakutan.     

Sheng Nanxuan mengambil dan membuka bir yang masih baru, lalu menyentuh botol bir Song Zijie dan berkata, "Jika kamu menjauh darinya, kita adalah teman, oke?     

"Oke!" Song Zijie buru-buru mengangguk sambil memegang sebotol bir, lalu bersulang dengannya, "Aku akan mengikuti apapun yang Kak Xuan katakan! Mulai dari sekarang dan seterusnya, jangankan aku, tidak akan ada seorang pun di Nanjiang yang berani tidak menghormati Kakak Ipar!"     

"Baguslah kalau begitu…!" Sheng Nanxuan tersenyum, lalu menepuk pundak dua orang anak buah Song Zijie dan berkata, "Gerakanmu saat memukul tidak bagus karena ada gerakan-gerakan yang tidak perlu. Lain kali aku akan mengajarimu dua teknik seni bela diri agar jangan sampai kamu bertemu seseorang yang jago berkelahi dan dihajar sampai babak belur!"     

"Baik, baik, baik! Terimakasih banyak atas nasihat Kak Xuan!"     

Sejak saat itu, Song Zijie tidak pernah berani berpikir untuk mengganggu Gong Mo lagi.     

Bahkan sesudah Sheng Nanxuan tidak berada di Nanjiang sekalipun, Song Zijie juga tidak pernah memikirkannya.     

Pada pertengahan Agustus, sekolah mulai mengadakan kelas tambahan.     

Semua orang sangat mengkhawatirkan hasil ujian akhir yang baru saja mereka lalui. Sebenarnya, mereka semua sudah tahu berapa nilai yang mereka peroleh karena pada saat liburan musim panas, sekolah langsung mengirim rapor ke rumah. Pada saat Shan Rong melihat Gong Mo mengerjakan ujian dengan baik, ia pun mengajaknya makan bersama.     

Namun, pada rapor itu hanya terdapat nilai dan tidak ada peringkat,     

Setelah kelas pembelajaran mandiri berakhir, komite sekolah masuk sambil membawa daftar peringkat nilai ke dalam kelas.     

Daftar peringkat nilai itu berupa selembar kertas A3 yang dipenuhi dengan peringkat tertinggi hingga yang terendah. Baris paling depan merupakan kelas, lalu diikuti dengan nama, nilai dari setiap mata pelajaran, dan yang paling akhir adalah peringkat nilai.     

Gong Mo sangat mencemaskan peringkat nilainya.     

Jumlah siswa hampir sama setiap tahunnya, jadi melalui peringkat ini, para siswa dapat mengetahui posisi dirinya.     

Sebelumnya, Gong Mo selalu berada di peringkat seratus teratas, sementara jumlah siswa dalam beberapa tahun terakhir berfluktuasi antara 110 sampai 130 siswa. Untuk tahun ini target sekolah berjumlah 150 siswa.     

Gong Mo merasa harus tetap berada di peringkat 100 ke atas agar memiliki kesempatan.     

Ketika komite sekolah masuk dari pintu belakang kelas sambil memegang daftar peringkat, sekelompok orang pun berkumpul.     

Tangan seseorang tiba-tiba terulur dari belakang dan menyambar daftar peringkat itu.     

"Sheng Nanxuan, apa yang kamu lakukan?" teriak seseorang.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.