Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Masa Lalu Gong Mo (8)



Masa Lalu Gong Mo (8)

0Ketika melihat Sheng Nanxuan membawa tas sekolah dengan santai, Gong Mo tahu jelas bahwa ia baru saja masuk kelas.     

"Mencemaskan nilai kalian, ya…?" Sheng Nanxuan melirik teman-teman sekelasnya sekilas, lalu hendak kembali ke tempat duduknya. Tiba-tiba ia melihat Gong Mo yang menatapnya, jadi Sheng Nanxuan berubah pikiran dan berjalan ke arahnya. Ia duduk tepat di seberangnya dan berkata, "Ya sudah, karena ketua kelas yang terhormat ada di sini, aku tidak akan membuat masalah lagi."     

Gong Mo mengerutkan kening dan memicingkan matanya dengan tidak puas.     

Sheng Nanxuan pun menundukkan kepala dan mulai melihat daftar peringkat. Jarinya mulai menyisiri nama-nama yang ada.     

Ketika mendapati nama Gong Mo, ia mendongak dan mencibir, "Ketua kelas yang terhormat di baris ke-6. Sepertinya peringkatmu tergelincir, yaa…."     

Gong Mo memutar bola matanya, lalu menunduk dan melihat kolom sesudah nama. Begitu melihat baris ke 6 adalah peringkat ke-88, ia menghela napas lega.     

Gong Mo berbalik dan ingin pergi, tetapi begitu ia teringat sesuatu, Gong Mo kembali berbalik dan mengambil daftar peringkat bagian paling akhir. Setelah menunjuk nama paling akhir di daftar itu, ia berkata, "Tentu saja lagi-lagi kamu."     

Gong Mo kembali melihat daftar peringkat dan wajahnya menegang.     

Ada 1345 orang di seluruh kelas, dan beruntungnya Sheng Nanxuan berada di peringkat 1345.     

Gong Mo yang begitu penasaran pun tidak bisa menahan dirinya untuk melihat nilai keseluruhan Sheng Nanxuan, lalu berseru, "Kamu hanya mendapat 5 poin dalam ujian!? Apa bahkan pilihan ganda saja kamu tidak bisa mengerjakannya? Kalau kamu tidak ingin sekolah, jangan merusak nilai rata-rata seluruh kelas!"     

Sheng Nanxuan menatapnya dengan dingin dan dengan wajah tanpa ekspresi.     

Ketika murid-murid lain merasa suasana di antara mereka berdua tidak enak, mereka pun buru-buru berkata, "Gong Mo, jangan seperti ini."     

Tang Xinxin melindungi Gong Mo di belakangnya seperti seekor induk ayam, lalu berteriak pada Sheng Nanxuan, "Jangan bertindak sembarangan! Bagaimanapun juga, apa yang Gong Mo katakan tidak salah. Kamu hanya mendapatkan 5 poin dalam ujian fisika. Jika kamu menjawab soal pilihan ganda secara acak, seharusnya kamu juga tidak akan mendapat nilai serendah ini!"     

Sheng Nanxuan bangkit berdiri, melemparkan daftar peringkat pada murid-murid lain, lalu kembali ke tempat duduknya sendiri.     

Di tahun pertama SMA, wali kelas akan menentukan pembagian kelas.     

Sementara sebentar lagi mereka akan memasuki tahun kedua dan akan di bagi ke dalam dua jurusan, yaitu sastra dan sains.     

Kelas mereka diklasifikasikan sebagai kelas sains sehingga murid jurusan sastra harus meninggalkan tempat duduk mereka. Jadi tentu saja ada murid sastra yang harus keluar dari kelas mereka.     

Keadaan kelas begitu berantakan. Teman-teman sekelas yang pindah ke kelas sastra pun berpamitan dan tentu saja mereka secara khusus berpamitan pada Gong Mo, "Ketua kelas, aku pergi dulu, ya… Ini terakhir kalinya aku memanggilmu sebagai ketua kelas…"     

"Semester ini aku sudah tidak menjadi ketua kelas, jadi ini memang sudah waktunya bagiku dipanggil sebagai ketua kelas untuk yang terakhir kalinya." kata Gong Mo.     

Pada saat wali kelas memandangi mereka, tiba-tiba ia berjalan ke hadapan Sheng Nanxuan. "Sheng Nanxuan, kamu adalah jurusan sastra, bukan sains."     

Sebenarnya wali kelas berharap Sheng Nanxuan mengambil jurusan sastra dan cepat meninggalkan kelasnya agar jangan menurunkan nilai rata-rata kelas ini.     

Sheng Nanxuan meliriknya dan berkata dengan malas, "Terserah."     

'Bisa-bisanya hal semacam ini dianggap terserah?'     

"Lagi pula bagiku semuanya sama saja."     

Sheng Nanxuan memandang Gong Mo. Gong Mo juga menatapnya. Ketika melihat Sheng Nanxuan melihat ke arahnya, Gong Mo segera membuang muka.     

Sheng Nanxuan tiba-tiba tersenyum dan berkata pada wali kelas, "Setelah kulihat-lihat, aku masih mendapatkan 5 poin di pelajaran fisika. Sepertinya sains-ku lebih baik, jadi lebih baik aku tetap di sini saja."     

Kepala sekolah hampir dibuat muntah darah oleh perkataannya, lalu dengan enggan berkata, "Kalau begitu kamu bisa tinggal."     

'Memang apa yang layak kamu banggakan dengan 5 poin-mu itu!' pikir wali kelas.     

Setelah pembagian kelas selesai dan pelajaran berakhir, wali kelas berkata, "Tempat duduk akan seperti ini untuk sementara. Ketika sekolah resmi dimulai, kita akan mengaturnya menyesuaikannya lagi. Kalian sekarang bisa saling berkenalan terlebih dahulu."     

Selanjutnya, para murid laki-laki dipanggil menuju kantor bagian akademik untuk mengambil buku.     

Gong Mo yang merupakan ketua kelas juga ikut pergi menghitung jumlah buku bersama komite sekolah.     

Setelah penghitungan selesai, Gong Mo membawa setumpuk buku dan ikut membantu membagikannya.     

Pada saat keluar dari kantor bagian akademik, ia melihat Sheng Nanxuan yang bersandar di dinding sambil memainkan handphone-nya dengan puluhan buku bahasa inggris yang menumpuk di sampingnya kakinya.     

Gong Mo merasa kesal. Ia berjalan menghampirinya dan berkata, "Jika kamu tidak ingin membantu, lebih baik kamu tidak usah datang. Lagi pula tidak ada yang memanggilmu."     

Sheng Nanxuan terdiam. Ia menurunkan handphone-nya dan menatap Gong Mo.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.