Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Masa Lalu Gong Mo (14)



Masa Lalu Gong Mo (14)

0Keesokan harinya, ketika Gong Mo pergi ke sekolah, ia bertemu Sheng Nanxuan di jalan.      

Seketika Gong Mo mengerutkan keningnya dan segera pergi ke sisi jalan lainnya, seolah-olah memiliki dendam pada Sheng Nanxuan.     

Sheng Nanxuan menghela napas penuh penyesalan.     

Gong Mo sudah mengampuni ciuman yang sebelumnya, akan tetapi ciuman yang kemarin, sepertinya tidak akan mungkin diampuni.     

Bahkan kemungkinan Gong Mo tidak akan menganggap Sheng Nanxuan lagi.     

Tiba-tiba Sheng Nanxuan merasa sangat sedih. Ia tidak ingin begini. Sheng Nanxuan menginginkan masa depan Gong Mo dan menginginkannya di masa sekarang. Ia juga tidak ingin Gong Mo menjauh darinya.     

Alangkah baiknya jika Gong Mo bisa melupakan ciuman itu untuk sementara waktu, agar mereka bisa tetap berteman.     

'Melupakan?' pikirnya.     

Mata Sheng Nanxuan tiba-tiba berbinar.     

Akhir-akhir ini Sheng Nanxuan sedang mempelajari hipnotis. Jika ia menghipnotis Gong Mo, pasti ia bisa membuat Gong Mo melupakan ciuman itu.     

Sheng Nanxuan berlari ke arahnya, "Gong Mo!"     

Gong Mo mengerutkan kening, berjalan dengan cepat, dan mengabaikannya.     

"Gong Mo!" teriak Sheng Nanxuan dengan suara yang keras sehingga semua orang di jalan melihat ke arahnya.     

Ketika Gong Mo melihatnya, ia berhenti dengan marah dan berbalik untuk menatapnya.     

Sheng Nanxuan berlari ke arahnya, menatap matanya, dan tersentak.     

Gong Mo berkata dengan kesal, "Apa yang kamu lakukan!?"     

"Kamu tataplah mataku." katanya.     

Gong Mo tertegun, lalu mengangkat alisnya dan menjadi semakin marah, "Sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan?"     

Gong Mo menatap tajam matanya, lalu tiba-tiba merasa agak pusing.     

Sheng Nanxuan mengulurkan tangannya dan merenggangkan dan merapatkan kelima jarinya di depan mata Gong Mo. Ia melihat kesadaran Gong Mo yang perlahan-lahan menurun, lalu berkata, "Lupakan kejadian saat aku menciummu."     

Beberapa detik kemudian, suara tepuk tangan membangunkannya, tapi Gong Mo tidak merasa ada sesuatu yang janggal.     

Sheng Nanxuan menatapnya dengan gugup. Ini adalah pertama kalinya ia menerapkan hipnotis, jadi ia tidak tahu apakah ini akan berhasil atau tidak.     

Gong Mo menatapnya. Bukannya marah, ia justru mengolok Sheng Nanxuan, "Oh! Raja pembolos, akhirnya kamu bersedia datang belajar mandiri pagi rupanya!"     

Sheng Nanxuan menghela napas lega dan berkata sambil tersenyum, "Bukankah aku mengatakan bahwa lain kali aku akan mengerjakan ujian dengan lebih baik? Tentu saja aku harus mulai bekerja keras dari segi manapun!"     

"Lalu kenapa kamu tidak datang untuk belajar tadi malam?"     

"Eh?" Sheng Nanxuan tecengang. Bukankah itu karena ia takut Gong Mo akan marah jika melihatnya? Ia pun bertanya, "Apakah murid yang mengikuti kelas tambahan juga perlu mengikuti belajar mandiri di malam hari?"     

Gong Mo memutar bola matanya, lalu berbalik dan berjalan menuju sekolah.     

Setibanya di gerbang sekolah, Gong Mo melihat kios penjual sarapan. Ia pun berlari ke sana untuk membeli segelas susu kedelai dan roti.     

Sheng Nanxuan bertanya, "Kamu belum sarapan?"     

"Tadi pagi aku telat bangun." jawab Gong Mo. Kemarin Gong Mo tidur terlalu larut karena membaca buku puisi.     

Begitu teringat akan hal ini, Gong Mo mengerutkan keningnya dan merasa ada sesuatu yang salah.     

Setelah menerima susu kedelai dan roti dari penjual, Gong Mo berkata pada Sheng Nanxuan, "Terima kasih untuk kumpulan puisinya."     

"Sama-sama." Sheng Nanxuan berkata pada penjual, "Aku juga belum sarapan, jadi beri aku satu porsi juga."     

Sheng Nanxuan membeli seperti apa yang Gong Mo beli. Gong Mo bertanya dengan penuh penasaran, "Memang kamu kenyang dengan hanya sarapan ini?"     

"Kamu kenyang?" tanyanya balik.     

"Aku ini perempuan, jadi tentu saja aku kenyang hanya dengan memakan ini. Tapi kalian para lelaki memiliki nafsu makan yang besar, bukankah kalian semua makan banyak?"     

"Jangan khawatir, aku tipe orang yang memiliki nafsu makan kecil."     

Ketika Gong Mo melihat Sheng Nanxuan membayar, ia segera memberikan uang kembalian yang ada di tangannya dan berkata, "Biar aku traktir saja! Terakhir kali kamu sudah membantu membeli obat untukku, tetapi aku belum memberimu uang."     

Sheng Nanxuan tertegun sejenak, lalu mengambil kembali uangnya, "Baiklah kalau begitu. Omong-omong, uang untuk obatnya cukup untuk membeli lusinan susu kedelai dan roti. Kalau tidak, kedepannya kamu bisa membantuku membeli sarapan saja!"     

Gong Mo tertegun dan menatapnya dengan bodoh.     

Sheng Nanxuan berkata, "Bukan setiap saat juga. Obat-obatan itu berharga 30 yuan, jadi kamu atur saja."     

"Eh? Oke." Gong Mo tidak mau berhutang padanya.     

Sheng Nanxuan tersenyum dan pergi ke sekolah bersamanya sambil membawa susu kedelai dan roti.     

Tiba-tiba Gong Mo bertanya, "Kemarin aku…"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.