Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Alasan Sebenarnya Dihipnotis (1)



Alasan Sebenarnya Dihipnotis (1)

0"Ma… ma… ma… maaf." Sheng Nanxuan berbisik, "Aku hanya khawatir kamu akan bertemu orang jahat lagi. Kenapa kamu tidak memikirkanya dulu? Kalau aku sampai tidak ada di sini, bagaimana kalau kamu sendirian?"     

Gong Mo menatapnya sambil terisak, "Bukannya sekarang kamu ada di sini?"     

Sheng Nanxuan terkejut, "Ka… kalau begitu jangan menangis."     

Ia buru-buru mencari sebungkus tisu di badannya, lalu mengeluarkan selembar tisu dan menyerahkannya pada Gong Mo, "Hapus dulu air matamu."     

Gong Mo meraih tisu, menundukkan kepalanya, dan menyekanya dua kali, lalu melemparkan tisu ke tangannya.     

Sheng Nanxuan memegangnya, melihat bulu matanya yang basah, dan berkata, "Ka… kamu sudah melihat catatan itu?"     

Wajah Gong Mo segera berubah menjadi merah padam. Ia membalikkan badannya dan berkata, "A… aku hanya khawatir kamu terus berada di sini, itu sebabnya aku datang kemari untuk memeriksa."     

"Apa kamu tidak ingin pergi bersepeda dan melihat matahari terbenam bersamaku?"     

"Sekarang sudah tengah malam. Di mana kita akan bersepeda dan melihat matahari terbenam?" keluh Gong Mo.     

Sheng Nanxuan mendapatkan ide, "Kalau begitu mari kita lihat kunang-kunang"     

Gong Mo tertegun, "Di… di mana kita bisa melihat kunang-kunang?"     

"Aku tahu tempatnya. Apa kamu berani pergi kesana?"     

Gong Mo terkejut ketika mendengar Sheng Nanxuan bertanya apakah dirinya berani atau tidak, lalu menjawab, "Sekarang sudah sangat malam!"     

"Kamu takut?"     

"Bukankah seharusnya aku takut?"     

"Harus." Sheng Nanxuan tersenyum, lalu mengulurkan tangannya dan mengaitkan jarinya ke jari Gong Mo dengan hati-hati, "Aku akan melindungimu. Apa kamu percaya padaku?"     

Gong Mo bergidik, lalu menarik tangannya kembali dan berkata, "Kamu mau melindungiku? Lebih baik kamu jangan menyakitiku dulu saja."     

Sheng Nanxuan mengerti apa yang ia maksud. Gong Mo takut Sheng Nanxuan akan berubah menjadi serigala dan memakannya habis.     

Jika Gong Mo bisa berpikir seperti ini, itu artinya ia tertarik pada Sheng Nanxuan, bukan? Sheng Nanxuan meraihnya dan merengkuh Gong Mo ke dalam pelukkannya dengan penuh semangat.     

Gong Mo berseru, "Apa yang kamu lakukan?! Lepaskan aku!"     

"Aku tidak akan menyakitimu." Sheng Nanxuan berkata di telinganya, "Aku bersumpah."     

Gong Mo terdiam dan tidak mengatakan apapun lagi.     

Sheng Nanxuan melepaskannya perlahan-lahan dan berkata, "Tapi menurutku, karena kamu sudah datang, ini adalah kencan pertama kita. Sebelum hari ini berakhir, ayo kita pergi kencan."     

"Sekarang sudah sangat larut. Memang kita mau kemana?"     

"Ada suatu tempat yang terdapat banyak kunang-kunang."     

Gong Mo menggigit bibirnya dan mengangguk ringan.     

Sheng Nanxuan langsung girang dan meraih tangan Gong Mo dengan gugup hingga tangannya berkeringat, "Ayo pergi."     

Gong Mo berusaha melepaskannya dua kali, tetapi tidak bisa, jadi mau tidak mau ia hanya bisa mengikuti di belakangnya.     

Bayangan mereka berdua jatuh ke tanah. Ketika melihat bayangan tangan mereka yang sedang bergandengan tangan, jantung Gong Mo berdetak liar, lalu tiba-tiba bertanya, "Bagaimana kalau kita tidak bisa masuk ke universitas yang sama?"     

Sheng Nanxuan berbalik, memegang kedua tangannya, dan berjalan mundur, "Aku akan menurutimu dan tidak akan main-main dengan gadis lain."     

"Siapa yang sedang membahas ini denganmu!" Gong Mo tersipu malu.     

"Begitu ada waktu, aku pasti akan mencarimu." Sheng Nanxuan berkata, "Kalau sudah lulus, kita akan langsung menikah!"     

"Astagaa!" teriak Gong Mo, "Untuk apa kamu berpikir sejauh itu? Jalan yang benar!"     

"Aku serius denganmu, jadi tentu saja aku berpikir sejauh itu." Sheng Nanxuan masih tetap berjalan mundur sambil menatap wajah Gong Mo lekat-lekat, lalu berkata, "Apa kamu pikir aku hanya bermain-main?"     

Gong Mo terdiam sejenak, lalu dengan ragu berkata, "Tidak, tapi menurutku pemikiranmu itu benar-benar terlalu jauh."     

"Tidak masalah." Sheng Nanxuan tersenyum dan merengkuh kesepuluh jari-jari Gong Mo dengan jari-jarinya, lalu berkata, "Kita akan berpacaran pelan-pelan, maka sesudah dua tahun, kamu tidak akan merasa pemikiranku tadi melayang terlalu jauh."     

Gong Mo menundukkan kepalanya dan menariknya ke samping, "Aku menyuruhmu berjalan dengan benar."     

"Oke." Sheng Nanxuan berbalik dan berjalan di sampingnya.     

Setelah berjalan sangat lama, Gong Mo bertanya, "Kita mau kemana?"     

"Oh, kita akan naik taksi."     

"Di mana taksinya?"     

"Di sana ada tempat karaoke, jadi seharusnya akan ada taksi di depan pintu masuk.     

Ketika tiba di tempat karaoke, mereka memang melihat ada banyak taksi yang sedang menunggu penumpang.     

Sheng Nanxuan memanggil salah satu di antaranya dan mengajak Gong Mo menaikinya.     

Setelah ia menyebutkan sebuah alamat, tidak lama kemudian mereka pun sampai.     

Sesudah turun dari taksi, Gong Mo merasa tempat ini seperti hutan belantara.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.