Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Berhasil Kabur Tanpa Ketahuan



Berhasil Kabur Tanpa Ketahuan

0Orang-orang Gambino tidak bisa diremehkan. Sebelum akhirnya menghentikan mereka, Fang Yang terus mengejar mereka memasuki jalan tol bandara.     

Sheng Nanxuan juga menyuruh pengemudi berhenti. Gong Mo ingin keluar dari mobil untuk melihat, tetapi ia meraihnya dan berkata, "Jangan terburu-buru. Kamu di mobil saja."     

"Yiyayiiiii~" Huzi melompat ke dalam pelukannya, lalu mengulurkan tangannya dan melambai dengan liar.     

Gong Mo menunduk dan menciumnya, "Baik-baiklah. Jangan nakal."     

"Haha" Hu Zi terkikik dan beringsut ke pelukannya, lalu menggosok tangannya di dada Gong Mo, "Aaaa… Aaaa"     

'Aku lapar. Beri aku susu'     

"Anak baik…" Gong Mo menenangkan, "Nanti saat pulang, ya…"     

"Aoooouuuu…." Hu Zi menggeliat di dalam pelukan ibunya..     

Gong Mo tidak bergeming dan tetap melihat ke luar jendela dengan cemas.     

Sheng Nanxuan turun dari mobil dan berdiri di pintu tanpa bergerak sambil memperhatikan pergerakan Fang Yang dan yang lainnya.     

Fang Yang memimpin orang-orangnya untuk membuka semua mobil bawahan Gambino dan menangkap semua orang di dalamnya.     

"Brengsek!" sampai ke mobil terakhir, Fang Yang menarik dan menendang orang yang ada di dalam mobil.     

Sheng Nanxuan langsung mengerti apa yang sedang terjadi.     

Gambino tidak ada di dalam mobil. Bahkan orang kepercayaannya pun tidak ada. Di dalam mobil itu hanya terdapat beberapa bawahan yang bisa ditelantarkan sesuka hati.     

Fang Yang berjalan dengan panik dan takut, "Boss…"     

"Mereka berhasil kabur tanpa ketahuan." ​​Mendengar perkataan Fang Yang, Sheng Nanxuan mencibir dan memandang ke arah bandara.     

Tadi ada beberapa taksi yang lewat di jalan. Kemungkinan Gambino ada di dalamnya.     

Mungkin ia juga pergi dengan cara lain. Misalnya naik mobil ke kota lain, lalu dari sana pergi menaiki pesawat.     

"Saya akan segera mengejarnya," kata Fang Yang.     

"Nyonya ada di tangannya." Sheng Nanxuan berkata, "Kalian cukup menjamin keselamatan Nyonya dan lebih baik lagi jika bisa menyelamatkannua. Mengenai Gambino, biarkan dia melarikan diri seperti yang diinginkannya, asal jangan kehilangan jejaknya."     

"Baik."     

"Ingat!" perintah Sheng Nanxuan, "Yang paling penting adalah Nyonya! Tidak boleh ada kesalahan."     

"Siap!" Fang Yang menjawab, lalu berbalik dan pergi bersama orang-orangnya.     

Pada saat Sheng Nanxuan masuk ke mobil, Hu Zi sudah menangis karena tidak mendapatkan susunya.     

"Uwaaa….." ketika melihat ayahnya datang, ia memutuskan untuk meminta bantuannya. Huzi menoleh ke arah Sheng Nanxuan, lalu mengulurkan tangannya untuk minta digendong.     

Sheng Nanxuan menggendongnya, tetapi mengabaikannya. Ia hanya tidak ingin Gong Mo kelelahan menggendong Huzi.     

"Aku sudah menyuruh Fang Yang untuk mengejar mereka. Kita pulang dulu. Sisanya kita diskusikan lagi nanti. Sepertinya kita perlu meminta bantuan Yu Qingliu."     

Gong Mo tertegun sejenak. Meskipun cemas, ia tidak bisa memikirkan cara apa pun, jadi ia hanya bisa mendengarkan apa kata Sheng Nanxuan.     

Pada saat mobil melaju ke rumah, Gong Mo bertanya, "Ibu ada padanya?"     

Sheng Nanxuan mengangguk, "Hanya tinggal adanya kemungkinan ini. Dia pasti ingin menjadikan Ibu sebagai sandera. Tapi jangan khawatir, jika demikian, Ibu tidak akan berada dalam situasi yang mengancam keselamatannya. Aku akan menyuruh orang untuk membawa Ibu kembali dengan selamat."     

"Uwaaa….!!!!" Hu Zi menangis dalam pelukannya.     

Sheng Nanxuan meliriknya, lalu menepuknya dengan lembut.     

"Huhuuu…." isak Hu Zi.     

Gong Mo menemukan botol sisi berisi air di tas yang ada di sampingnya. Pada saat menyentuhnya, air itu sudah dingin.     

Ia meletakkan botol kembali dengan tampak lelah, lalu mencari dot dan memasukkannya ke dalam mulut Huzi.     

Hu Zi berhenti menangis dan mengulumnya sebentar, lalu tiba-tiba memuntahkannya dan kembali menangis.     

Sheng Nanxuan dengan lembut menghiburnya, "Sayang, jangan menangis. Kita pulang dulu, ya."     

Hu Zi menangis sepanjang jalan. Sesampainya di rumah, Huzi yang kelelahan pun tidur di pelukan Sheng Nanxuan sambil terisak.     

Ketika memasuki lift, tiba-tiba terdengar suara handphone berdering Huzi yang terkejut pun tiba-tiba membuka matanya, lalu menangis.     

Sheng Nanxuan buru-buru menyerahkannya pada Gong Mo dan menjawab telepon.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.