Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Kamulah Hobiku



Kamulah Hobiku

0"Bukan. Kali ini mengejar wanita cantik." jawab Ding Dang dengan patuh.     

Yu Qingliu memandangnya dengan aneh, "Hobimu ini ada-ada saja!"     

Ding Dang menatapnya, lalu tiba-tiba meninggikan suaranya, "Apa kamu tidak tahu apa hobiku?"     

Yu Qingliu membuang muka dengan canggung dan bergumam pelan, "Bagaimana aku bisa tahu tentang hobimu."     

Ding Dang menatapnya dengan kesal, lalu tiba-tiba berbaring di atas meja dengan pose yang mempesona. Ia mengedipkan mata padanya dan berkata, "Kamulah hobiku…!"     

Yu Qingliu tertegun.     

"Uhuk! Uhuk!" Sheng Nanxuan buru-buru berkata, "Paman Kecil, aku akan kembali lagi nanti." Setelah berkata demikian, Sheng Nanxuan buru-buru meninggalkan ruang kerja Yu Qingliu.     

Diam-diam Ding Dang tersenyum dan bertanya pada Yu Qingliu dengan polos, "Eh? Kenapa dia?"     

Yu Qingliu tidak tahu harus berkata apa, "Dia merindukan istrinya."     

"Lalu kenapa dia memanggilmu Paman Kecil? Bukankah kalau begitu aku akan menjadi bibi kecilnya di masa depan?"     

"Jangan mulai!" Yu Qingliu mengamuk, "Sebagai seorang gadis kamu tidak boleh bicara sembarangan!"     

"Kapan aku bicara sembarangan? Aku serius!" Ding Dang berkata dengan sedih.     

Yu Qingliu tersedak dan bertanya dengan canggung, "Lalu bagaimana dengan Wu Di?"     

"Hah?"     

"Bukankah kamu kencan buta dengannya?" Yu Qingliu bertanya dengan kesal.     

"Tidak cocok…!"     

Yu Qingliu memelototinya, lalu merobek resep yang ditulisnya dan menaruhnya di depan mukanya, "Ambil sendiri obatnya dan minum sesuai resep."     

Ding Dang melihatnya dan melemparkannya padanya, "Aku tidak mengerti!"     

Yu Qingliu mengambilnya, "Begini masih tidak mengerti?"     

"Aku benar-benar tidak mengerti."     

Yu Qingliu pun membacanya. Mungkin bagi pasien, resep yang ditulis oleh dokter sangat sulit untuk dimengerti.     

Ia sudah berusaha keras untuk menulis dengan rapi, oke?     

Ia melemparkannya kembali, "Tidak apa-apa, orang-orang di apotek dapat memahaminya. Mereka akan memberitahumu cara memakannya."     

"Oh." Ding Dang mengambil resep obat. Tepat ketika ia hendak pergi, tiba-tiba Yu Qingliu menyerahkan sepatu padanya.     

Dia tertegun sejenak dan bertanya, "Bisakah aku berikan padamu?"     

Yu Qingliu sangat marah sehingga ia langsung melemparkan sepatu itu ke dalam pelukan Ding Dang.     

Ding Dang mendengus, "Kenapa galak begitu?" Setelah mengatakan itu, ia berjalan pergi sambil membawa sepatu dan resep obatnya.     

Ketika berjalan sampai di pintu, ia berbalik dan berkata sambil tersenyum, "Kalau begitu besok aku akan datang menemuimu lagi, ya…"     

'Besok aku ingin memakai gaun berpotongan rendah berwarna merah. Kakak cantik itu sangat cantik memakai gaun berwarna merah…!'     

Ketika ia pergi, Yu Qingliu merasa suasana jadi jauh lebih tenang, tetapi ia merasa gundah.     

Ck! Pasti karena sudah lama tidak menjalin hubungan dan belum pernah menyentuh seorang wanita, jadi ketika seorang gadis kecil menggodanya sembarangan, perasaannya jadi gundah gulana.     

'Cih! Aku tidak mungkin akan menyukainya'     

"Aahhhh!" Jeritan Ding Dang terdengar dari luar.     

Yu Qingliu terkejut, lalu segera bangkit berdiri dan berlari keluar.     

"Ada apa?" tanyanya pada sekretaris.     

Sekretaris itu menggelengkan kepalanya, "Saya juga tidak tahu."     

"Huaaa... Huaaa… Huaaa…" tangisan Ding Dang terdengar.     

Yu Qingliu berlari dengan cepat menuju tempat kejadian dan menemukannya berada di bawah tangga.     

Ia berlari dan melihat Ding Dang berbaring telentang di bawah tangga dengan resep obat dan sepatu yang terjatuh di tempat lain.     

Ia menyingsingkan lengan bajunya dan berjalan dengan gusar, "Apa kamu tidak tahu cara menggunakan lift?"     

Ding Dang memandangnya dan berteriak, "Lift-nya tidak juga naik!"     

"Aku lihat kamu memang melakukannya dengan sengaja. Kakimu sudah seperti ini, tidak bisakah kamu menunggu?"     

Ding Dang mengerutkan bibirnya dan tidak menjawab.     

Yu Qingliu memungut sepatu dan resep obat, lalu menghampiri dan menggendongnya.     

Ding Dang tidak berani mempercayai hal mencengangkan seperti ini bisa terjadi. Dia segera melingkarkan tangannya di leher Yu Qingliu dan bersandar di dadanya dengan gembira.     

Yu Qingliu menggertakkan giginya, "Percaya tidak kalau aku akan menjatuhkanmu?"     

Tubuh Ding Dang membeku. Ia melepaskan lengannya dan mengangkat tubuhnya perlahan. Ia mendengus dan berkata, "Bukan aku yang memintamu menggendongku!"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.