Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Selalu Merindukanmu



Selalu Merindukanmu

0"Jangan aneh-aneh!" Gong Mo mendorongnya.     

"Hahaha!" Huzi yang berada di samping tertawa kegirangan.     

Gong Mo tersipu, "Apa yang kamu tertawakan?"     

"Hihihi!"     

Gong Mo tidak berdaya, lalu tiba-tiba terkejut. Ia memelankan suaranya dan bertanya pada Sheng Nanxuan, "Di… dia tidak mungkin mengerti segalanya, kan?"     

"Dia baru berumur berapa!" Sheng Nanxuan memutar bola matanya.     

"Kamu saja dulu bahkan bisa mengingat dengan jelas hal-hal saat usiamu lima tahun. Dia putramu, mungkin saja dia juga begitu!"     

Sheng Nanxuan sontak terdiam, lalu tiba-tiba merasa senyuman Huzi agak menakutkan.     

Sheng Nanxuan berkata, "Tidak mungkin. Aku hanya menyediakan sperma. Satu sperma tidak dapat menanggung kemampuan sebanyak itu."     

Gong Mo terdiam.     

"Hei, ini milik Momo." terdengar suara Gambino.     

Gong Mo bertanya, "Apa yang milikku?"     

Shan Rong berkata, "Kumpulan puisi Xi Murong."     

Gong Mo tertegun, lalu bangkit dan berjalan. Terlihat tiga baris kata di judul halaman, Gong Mo\Selamat Ulang Tahun\14 Juni     

Ia menoleh melihat Sheng Nanxuan dan berkata, "Ini pemberian dari Nanxuan untukku."     

"Kapan?" tanya Shan Rong.     

"Saat SMA."     

"Kalian berpacaran saat masih sekolah?" Gambino mengerutkan kening, lalu menatap Sheng Nanxuan seperti sedang melihat musuh. Bocah ini sudah keterlaluan. Ia sudah begitu cepat menculik putrinya!     

"Tidak!" Gong Mo buru-buru menyangkal, "Saat itu dia yang diam-diam menyukaiku."     

Sheng Nanxuan tersenyum dan berkata, "Benar, aku hanya diam-diam menyukainya."     

Gong Mo menatapnya dengan tidak tahu malu dan menjulurkan lidahnya.     

Shan Rong mengembalikan buku itu dan berkata pada Gambino, "Sudah, sudah. Ayo kita istirahat dan makan."     

Gambino mengangguk dan mengikutinya ke ruang tamu, tetapi Gong Mo dan Sheng Nanxuan tetap di kamar.     

Sheng Nanxuan mengambil koleksi puisi itu dan berkata sambil tersenyum, "Aku tidak menyangka kamu masih menyimpannya."     

Gong Mo berkata, "Dulu aku tidak tahu itu pemberianmu. Jika tidak, aku pasti akan membawanya ke Beijing."     

"Sekarang aku akan membawanya." Sheng Nanxuan meletakkan buku itu di atas meja sehingga ia tidak akan melupakannya saat pergi.     

Di ruang tamu, Shan Rong bertanya pada Gambino, "Apa kamu merindukan Kakak Tertua dan yang lainnya?"     

Gambino terkejut dan menatapnya, "Aku sangat jarang memikirkan mereka. Pada umumnya aku selalu merindukanmu."     

Ketika Shan Rong mendengar ini, perasaannya sangat senang. Ia pun tersenyum dan berkata, "Tidak heran juga jika kamu merindukan mereka. Bagaimanapun juga, mereka saudaramu. Jika nanti malam makan dengan mereka, kamu akan dapat bertemu dengan mereka."     

Shan Rong tidak memberitahu apa yang dilakukan Paman Tertua dan yang lainnya. Kedatangan mereka kali ini untuk mengistirahatkan abu Gong Xing, lebih serius daripada hanya mendirikan makam, jadi semua anggota keluarga Gong harus hadir.     

Shan Rong juga ingin memberi Paman Tertua dan yang lainnya kesempatan. Jika mereka berlaku baik, ia akan pura-pura menganggap apa yang terjadi di masa lalu tidak pernah terjadi. Jika mereka bertindak seperti dulu, Shan Rong tidak perlu banyak bicara. Gambino lambat laun pasti juga akan paham. Pada saat itu, Shan Rong secara alami akan mengerti.      

Jika Gambino berpihak pada kakaknya dan bukan pada Shan Rong, ia akan putus hubungan dengannya.     

Ia juga tidak perlu menikah dan semakin tidak perlu pergi ke Italia. Ia kembali lagi ke Beijing dan membantu merawat anak Gong Mo.     

Lagi pula setelah abunya dikubur, ia dan keluarga Gong sudah mengambil keputusan bahwa di masa depan, ia benar-benar tidak perlu memikirkan Nanjiang sedikit pun lagi.     

Makan malam dipesan dari hotel.     

Karena dipesan dari hotel tempat mereka semua menginap, Yu Qingliu dan yang lainnya segera tiba.     

Gong Bai melihat hanya orang-orang dari keluarga Gong yang belum datang. Untungnya waktu yang dijanjikan belum tiba, jadi orang-orang tidak akan merasa keluarga Gong bersikap tidak sopan. Gong Bai pun berdiri dan berkata, "Aku akan keluar untuk menjemput ayahku dan yang lainnya dulu."     

Shan Rong mengangguk dan tidak mengatakan apa-apa.     

Pada saat melihat Gong Bai pergi, Yu Qingliu bertanya pada Yu Xinran sambil mengupas kacang, "Bagaimana perasaanmu sesudah pergi menemui orang tuanya siang ini?"     

Yu Xinran memutar bola matanya dan berkata, "Apa yang Paman khawatirkan?"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.