Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Aku Rasa Botak pun Dia akan Tetap Sangat Tampan



Aku Rasa Botak pun Dia akan Tetap Sangat Tampan

0Pengasuh baru saja menyiapkan susu dan segera memberikannya pada Gong Mo. Begitu Gong Mo meletakkan botol itu ke tangan Huzi, Huzi segera memegang botol itu dan meminumnya.     

"Sekarang bahkan saat lapar pun sudah tidak rewel." kata Gong Mo.     

Pengasuh tersenyum dan berkata, "Dia tahu semua orang akan memberinya makan."     

Gong Mo membelai kepala Huzi dan menyerahkannya pada Pengasuh, "Tolong jaga dulu. Aku mau cuci muka."     

Huzi memperhatikannya berjalan menjauh sambil terus menghisap botol susunya.     

Pengasuh sontak tertawa, "Nanti akan kembali lagi."     

"Hah…" Huzi melepaskan botol susu dan menarik napas. Ia tahu ibunya tidak mungkin tidak menginginkannya…!     

Gambino sudah menetapkan akan kembali ke Italia seminggu kemudian.     

Shan Rong segera meminta Gong Mo untuk menemaninya berbelanja besar-besaran. Ia takut akan tidak terbiasa ketika tiba di Italia, jadi ia ingin membawa lebih banyak "produk lokal".     

Gong Mo berkata, "Aku rasa di mana ada Ayah, Ibu pasti akan terbiasa."     

"Itu masih belum tentu. Ibu takut tidak bisa menyesuaikan diri."     

"Bukankah Ibu pernah ke sana selama beberapa hari sebelumnya? Ibu tidak tahu?"     

Shan Rong terdiam sejenak, kemudian berkata, "Waktu mana mungkin Ibu dalam suasana hati untuk memedulikan hal itu!"     

"...." Mungkinkah sekarang ini masih dalam masa penuh gairah?     

"Ngomong-ngomong, apakah kamu tidak ingin memotong rambutmu?" Shan Rong berkata, "Kapan kamu pergi potong rambut? Jangan menunggu Ibu lagi baru kamu pergi memotongnya. Kalau tidak saat Ibu kembali, nanti kamu akan sangat berubah sehingga Ibu bahkan tidak bisa mengenalimu."     

"Lagi pula potong rambut bukanlah operasi plastik. Mana bisa Ibu mengatakannya dengan begitu berlebihan seperti itu?" Gong Mo sontak tertawa.      

"Ibu tidak terbiasa melihatnya…"     

"Kalau begitu aku akan memberitahu He Yue dan menyuruhnya untuk mengatur dulu. Sesudah selesai membeli barang-barang, kita langsung pergi ke salon."     

"Boleh juga. Dari kecil hingga besar, kamu tidak pernah berambut pendek. Ibu sudah tidak sabar ingin melihatnya."     

Gong Mo berkata dengan bimbang, "Bagaimana jika terlihat jelek? Kalau sudah dipotong tidak akan bisa diulang…"     

"Kalau begitu cukur habis saja!" cetus Shan Rong sambil memutar bola matanya.     

"..." Gong Mo merasa sangat terluka. Apa ia benar ibunya?     

Shan Rong menghibur, "Sudah, jangan khawatir. Bukankah kamu hanya khawatir jadi jelek di hadapan Nanxuan? Dia pasti tidak akan keberatan."     

Gong Mo bergumam pelan, "Semakin dia tidak keberatan, aku semakin tidak ingin terlihat jelek di depannya!"     

Lagi-lagi pamer kemesraan!     

Shan Rong mengomel, "Jika sampai benar-benar jelek, kamu bisa menyuruhnya jadi botak agar lebih jelek darimu!"     

Gong Mo berpikir sejenak, lalu menjadi semakin bimbang, "Aku rasa botak pun dia akan tetap sangat tampan."      

Shan Rong kehabisan kata-kata, "Yang begini saja kamu masih mau pamer kemesraan?"     

"..." Gong Mo tidak menjawab, tetapi menyangkal dalam hatinya, 'Mana ada aku begitu?'     

"Kalau begitu tidak usah dipotong saja!" cibir Shan Rong.     

"Tidak, tidak, tidak! Harus dipotong." kata Gong Mo, "Bagaimana kalau dia sudah bosan melihat model rambutku yang seperti ini?"     

"..." Shan Rong benar-benar kehabisan kata-kata.     

"Ngomong-ngomong, jangan beritahu mereka dulu. Nanti saat sudah dipotong aku ingin memberikan kejutan pada Nanxuan!"     

"Bukannya dia tahu kamu ingin potong rambut?" Shan Rong tidak berdaya.     

"Dia tahu aku ingin potong tapi tidak tahu kapan tepatnya aku akan memotongnya."     

"Kalau begitu, ganti gaya rambut yang baru dan jadi lebih cantik dari sebelumnya, lalu lumpuhkan dia!"     

"Pfft!" Gong Mo tidak bisa menahan tawanya.     

Ketika mereka keluar, mereka tidak membawa Huzi dan meninggalkannya pada Sheng Nanxuan dan Gambino.     

Gambino bertanya dengan cemas, "Sungguh tidak ingin aku menemani kalian?"     

"Kita ingin jalan-jalan sendiri, oke?" Shan Rong berkata dengan kesal, "Aku juga tidak mungkin kabur. Kamu jaga Huzi saja!"     

"Baiklah." Gambino mengiyakan dengan terlihat menyedihkan.     

Sheng Nanxuan meraih tangan Huzi, "Ayo lambaikan tangan ke Nenek dan Ibu."     

Huzi melihat tangannya dan menggigitnya sambil bergumam.     

Sheng Nanxuan tertegun, sementara Gong Mo tertawa terbahak-bahak, "Jaga dia baik-baik, ya…" Setelah itu ia langsung pergi bersama Shan Rong.     

Sheng Nanxuan memandang Huzi dan berkata, "Kamu masih saja tidak bisa menahan mulutmu! Ibu sudah pergi!"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.