Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Ayah Temani Aku Bermain!



Ayah Temani Aku Bermain!

0Lambat laun Huzi mulai berhenti menangis. Ia menatapnya dengan penuh semangat dan mulutnya mengeluarkan suara yang manja.     

"Kamu ingin Ibu, ya?"     

"Yiiyaaa!" Ketika berjalan melewati kamar tidur utama, Huzi menunjuk ke pintu, "Yayayayaa!"     

Di sana, di sana! Ibu ada di sana!     

"Ibu sedang tidur, kamu olahraga dengan Ayah dulu saja."     

Sekarang energi Huzi sedang penuh. Sheng Nanxuan takut Huzi akan membangunkan Gong Mo, jadi ia menggendongnya dan membawanya ke gym.     

Ia meletakkan Huzi di lantai, lalu Sheng Nanxuan naik ke atas treadmill.     

Huzi duduk termangu di lantai selama beberapa saat, kemudian mulai merangkak di sekitar ruangan. Sheng Nanxuan memperhatikan gerakannya dari waktu ke waktu.     

"Huhu…"Huzi merangkak samping barbel, tetapi tertahan oleh barbel itu.     

Ia mengulurkan tangannya dan mendorong-dorong barbel itu. Ketika menyadari bahwa dirinya tidak bisa mendorongnya sama sekali, ia pun memutari barbel dan merangkak ke tempat lain dengan sangat cepat.     

Sheng Nanxuan yang bangga pun berpikir, 'Memang pantas menjadi putraku! Lihat kemampuan fisiknya ini!'     

Huzi merangkak begitu lama. Pada saat ia sudah mengetahui isi seluruh ruangan dengan jelas, ia menetapkan tujuannya dan merangkak menuju pintu keluar.     

Sheng Nanxuan berpikir lagi, 'Memang pantas menjadi putraku! Lihat IQ-nya!'     

Akan tetapi pintu sama sekali tidak dapat terbuka.     

Huzi duduk di sana selama beberapa saat, kemudian tangisnya mulai pecah.     

Sheng Nanxuan berhenti berlari dan berjalan menggendongnya.     

Huzi kehabisan napas karena menangis. Sheng Nanxuan dapat mengetahui dari ekspresi wajahnya yang menangis apakah Huzi membutuhkan sesuatu atau hanya meluapkan amarahnya.     

Dari tampangnya yang sekarang, seharusnya ia menangis karena kelaparan.     

Sheng Nanxuan menggendongnya untuk pergi mencari pengasuh. Sesudah makan, pelan-pelan ia mulai berhenti menangis dan juga sudah lupa mencari ibunya.     

Hingga saat Gong Mo bangun dari tidurnya, barulah ia buru-buru pindah ke sisi Gong Mo dengan sangat gembira.     

Gong Mo tersenyum dan berkata, "Kamu tahu hari ini mau pergi ke rumah Nenek Buyut, ya? Begitu senang seperti ini!"     

Sheng Nanxuan memutar bola matanya dan dalam hati merasa kesal, 'Di depan ibu kamu bersikap baik! Jika berani, ayo menangis lagi!'     

"Ouyaaa!" Hu Zi melemparkan mainan yang ada di tangannya. Tepat mengenai ke kepala Sheng Nanxuan.     

Sheng Nanxuan menatapnya dengan marah.     

Ia langsung tertawa cekikikan sambil mengulurkan tangannya dan berteriak tidak karuan.     

Sheng Nanxuan mengambil mainan itu dan membawanya. "Kamu pikir aku ini anjing dengan Frisbee-nya, ya?'     

"Hehe…" Hu Zi meraih mainan itu dan melemparkannya ke lantai lagi.     

Sheng Nanxuan menoleh dan berjalan pergi, "Ayah tidak akan mengambilnya lagi"     

"Ehh…" Hu Zi tercengang. Ia menatap mainan yang ada di lantai, kemudian menatap Gong Mo dengan sedih. Ia tidak mengerti mengapa ayahnya tidak mengambilkan mainan itu untuknya.     

Gong Mo berkata dengan putus asa, "Ayah ingin makan. Setelah makan, Ayah akan menemanimu bermain lagi."     

Setelah mengatakannya, Gong Mo meletakkan Huzi di kursi makannya, lalu meletakkan tumpukan mainan di depannya.     

Huzi yang melihat orang tuanya pergi makan pun juga sangat dengar-dengaran dan tidak berulah. Diam-diam ia bermain sendirian. Kadang-kadang ia menyembunyikan mainan di tangannya, lalu kadang-kadang ia melemparkannya ke lantai.     

Pengasuh ingin memungut untuknya, tetapi Sheng Nanxuan berkata, "Jangan diambilkan, nanti dia pikir perbuatannya sudah benar."     

"Tapi dia tidak melakukannya dengan sengaja." Gong Mo berkata, "Dia hanya tidak memegangnya dengan baik saat bermain."     

"Kalau begitu berikutnya dia akan melakukannya dengan sengaja."     

Gong Mo terdiam dan berkata pada pengasuh, "Ambil dan taruh di samping saja. Jangan biarkan dia memainkannya. Berikutnya dia sudah tahu."     

Pengasuh tersenyum dan melakukan apa yang dikatakannya.     

Ketika Huzi melihatnya, ia mendengus dan cemberut dengan sedih. Ia tidak tahu kenapa mainan itu tidak diberikan padanya.     

Ia melihat ke lantai, tetapi tidak ada satu pun yang tersisa. Ia pun hanya merenggangkan tubuhnya dengan bosan, kemudian menendangkan kakinya sambil memandangi nenek, ibu, dan ayahnya.     

Setelah selesai makan, Gong Mo mengganti pakaiannya dengan pakaian baru dan membawanya bersama Sheng Nanxuan ke rumah keluarga Yu.     

Shan Rong memperingatkan, "Harus pulang makan di rumah, ya…"     

"Jangan khawatir." Gong Mo tersenyum, "Aku pasti akan pulang untuk bersatu kembali dengan Ibu dan Ayah."     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.