Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Aku Salah, Oke?



Aku Salah, Oke?

0Pagi-pagi sekali, Shan Rong dan Gambino terbang ke Italia.      

Gong Mo gelisah sepanjang hari. Pada saat makan, ia terus memandangi handphone-nya.     

Sheng Nanxuan bertanya, "Mengkhawatirkan Ibu?"     

"Ini pertama kalinya Ibu pergi begitu jauh. Tentu saja aku khawatir," kata Gong Mo dengan cemas.     

"Kenapa ini pertama kali? Bukankah yang lalu juga pernah pergi?"     

Gong Mo tersedak, lalu memelototinya dan berkata, "Yang terakhir kali tidak dihitung!"     

"Kenapa tidak? Bukankah yang terakhir kali seharusnya kamu lebih khawatir?"     

"Tentu saja, tapi bukan berarti kali ini aku tidak khawatir!"     

Sheng Nanxuan tidak bisa menahan tawanya, "Ada Ayah yang akan menjaganya, apa yang harus dikhawatirkan? Dia ibumu, atau kamu ibunya? Kamu membuat Ibu tampak seperti putrimu saja."     

"Sheng Nanxuan!" Gong Mo berteriak dengan marah, "Tidak masalah jika kamu tidak mau menemaniku mengkhawatirkannya, tapi kamu bahkan mengucapkan kata-kata sarkastik?"     

Sheng Nanxuan sontak tertegun, lalu berkata dengan nada bersalah, "Bukannya aku tidak peduli. Aku hanya tidak ingin kamu terlalu khawatir. Bisakah kamu makan dulu? Mereka baru sampai nanti malam. Jika sekarang kamu menunggu sampai mereka menelepon, itu juga tidak akan ada baiknya."     

"Kamu..!" Gong Mo menggebrak meja dan bangkit berdiri, lalu meninggalkan ruang makan dengan kesal.     

Sheng Nanxuan segera menyusulnya.     

Huzi yang sedang duduk di kursi makan dan sedang disuapi oleh pengasuh, menatap mereka dengan penuh penasaran.     

Pengasuh sontak menghela napas dan berkata dalam hatinya, 'Begitu orang tua pergi langsung bertengkar. Mudah-mudahan tidak terjadi masalah."     

Gong Mo duduk di ruang kerja dengan marah. Sheng Nanxuan masuk dan berkata, "Bisakah kamu makan dulu?"     

Gong Mo menoleh dan menatapnya, "Apa jangan-jangan kamu tidak menyukai ibuku, jadi kamu senang ketika dia pergi?"     

"Kapan aku senang?" seru Sheng Nanxuan, "Aku mempertaruhkan hidupku untuk menyelamatkannya dan Ayah. Apa kamu lupa?!"     

Ketika Gong Mo mendengar perkataannya, ia merasa sangat bersalah, lalu menutupi wajahnya dan menangis mulai menangis dengan putus asa.     

"Kamu…!" Sheng Nanxuan merasa sakit kepala dan buru-buru menghampirinya, "Apa yang kamu tangisi? Aku salah, oke?"     

"Kamu tidak salah!" Gong Mo semakin menangis.     

Kenapa Sheng Nanxuan memperlakukannya dengan begitu baik? Seharusnya ia memukul dan memarahinya!     

"Tentu saja aku salah. Seharusnya aku tidak segalak ini. Tidak seharusnya aku tidak mengerti kekhawatiranmu."     

"Huhuhuu…. Kenapa kamu begitu baik padaku?" isak Gong Mo.     

Sheng Nanxuan sontak tertegun, kemudian berkata, "Apa tidak baik jika aku baik padamu? Sudah, sudah, jangan menangis. Makanlah dulu. Ayah dan Ibu masih di pesawat. Nanti saat mereka sampai, mereka pasti akan menelepon."     

Gong Mo memeluknya dan berkata, "Maafkan aku…"     

Sheng Nanxuan terdiam, lalu menunduk dan menatapnya, "Kenapa kamu minta maaf?"     

Gong Mo terisak, kemudian memeluknya lebih erat dan berkata dengan suara yang lebih pelan, "Tidak seharusnya aku marah padamu…"     

Ketika melihat Gong Mo merasa bersalah, Sheng Nanxuan berpikir apakah Gong Mo akan merasa semakin sedih jika ia memanjakannya lagi.     

Ia memasang wajah yang datar, lalu berkata dengan galak, "Kalau begitu ke depannya kamu masih berani seperti ini lagi atau tidak?"     

Gong Mo diam-diam meliriknya dan berkata dengan suara yang pelan, "Tidak berani lagi…"     

"Jadi kamu mau makan atau tidak?" tanyanya dengan nada dingin.     

Gong Mo mengangguk, lalu melepaskannya dan berdiri, "Aku akan makan."     

Sheng Nanxuan meliriknya, "Aku bahkan mengira kamu tidak punya nafsu makan…!"     

Gong Mo cemberut dan bergumam pelan, "Kamu sangat galak, mana berani aku tidak nafsu makan!"     

Sheng Nanxuan sontak berkata, "Kamu cukup masuk akal juga."     

Gong Mo mengerutkan bibirnya dan tidak berbicara.     

Sheng Nanxuan menghela napas, "Sudah, sudah. Ayo makan. Aku benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa padamu."     

Sheng Nanxuan membujuk Gong Mo, tetapi Gong Mo masih saja khawatir sepanjang hari.     

Akhirnya Gong Mo baru bisa menghela napas lega ketika menerima telepon dari Gambino di malam hari.     

Gambino berkata, "Ibumu mengantuk. Ayah menyuruhnya tidur dulu agar dia tidak jet lag. Nanti saat Ibu sudah bagun, Ayah akan menghubungimu lagi."     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.