Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Panggilan Video



Panggilan Video

0Gong Mo terkejut dan langsung mengerti apa yang dimaksud oleh Sheng Nanxuan.     

Gong Mo adalah hidupnya.     

Jika sesuatu terjadi padanya, itu memang akan membunuh Sheng Nanxuan.     

"Jangan khawatir." Gong Mo memegang tangannya, "Jika tidak ada apa-apa, bukankah kekhawatiranmu hanya sia-sia?"     

"Tapi kamu tidak bisa tidak mengkhawatirkan hal semacam ini." Sheng Nanxuan sontak menghela napas, "Sekarang aku sepertinya sudah paham mengenai kekhawatiranmu pada Ibu."     

Gong Mo merasa tersentuh. Ia memeluk Sheng Nanxuan dan berkata, "Ya sudah, ayo tidur."     

Keesokan paginya, Gong Mo datang bulan.     

Sheng Nanxuan menghela napas lega dan memutuskan untuk sangat berhati-hati di masa depan. Ia sama sekali tidak boleh menganggap remeh tubuh istrinya.     

Ketika Gong Mo pergi ke kamar mandi, Sheng Nanxuan berteriak dari luar, "Ibu menelepon!"     

"Hah?" Gong Mo berseru, "Tolong bawakan ke sini."     

Sheng Nanxuan terdiam seketika, lalu bertanya dengan ragu, "Apa kamu yakin ingin aku membawakannya ke sana?"     

"Eh?" Gong Mo tidak ingin Sheng Nanxuan melihatnya saat sedang berada di kamar mandi, jadi ia pun hanya bisa berkata, "Kalau begitu tunggu sebentar!"     

Sheng Nanxuan tersenyum, "Jangan khawatir, Ibu pasti akan menunggumu."     

Gong Mo tercekat dan wajahnya tersipu malu. Dia buru-buru merapikan diri dan keluar untuk menjawab telepon, "Bu, bagaimana kabar Ibu?"     

"Cukup baik."     

"Di sana sudah cukup larut, kan?"     

"Iya. Ibu mau menghubungimu dulu, lalu sebentar lagi langsung tidur." Shan Rong berkata dengan penuh semangat, "Ayahmu bilang ke depannya kita bisa melakukan panggilan video, dengan begitu Ibu dapat melihatmu setiap hari lagi!"     

"Benar!" begitu teringat juga akan hal ini, Gong Mo dengan girang berkata, "Kalau begitu aku tidak perlu khawatir lagi."     

"Tsk!" Shan Rong mencibir, "Ibu bosan melihatmu setiap hari. Sudah keluar negeri saja, Ibu tetap tidak bisa kabur darimu!"     

Gong Mo berkata dengan sedih, "Kalau begitu tidak usah melakukan panggilan video."     

"Meski tidak melihatmu, Ibu tetap mau melihat cucu Ibu!" balas Shan Rong dengan lantang.     

Gong Mo tersenyum dan berkata, "Ya, ya, ya! Kalau begitu lihat cucu Ibu setiap hari agar memaksa Ibu untuk melihatku! Ibu tidak merindukanku, tapi aku juga akan merindukan Ibu!"     

"Uhuk!" Shan Rong menjawab dengan salah tingkah, "Ibu juga merindukanmu. Sudah, kan?"     

"Ya, ya, ya! Gong Mp berkata dengan girang, "Ibu tidur dulu saja. Nanti malam aku akan menghubungi Ibu!"     

Sehubungan dengan perbedaan waktu, mereka hanya dapat berkomunikasi pada sore atau malam hari, sementara di pagi hari adalah waktunya tidur di Italia.     

Mulai hari ini, Gong Mo akan melakukan panggilan video dengan Shan Rong setiap hari. Setiap kalinya ia juga akan membawa Huzi.     

Huzi sangat senang saat melihat Shan Rong di panggilan video itu.     

Dua kali pertama Huzi tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Ia mengulurkan tangan dan menyentuhnya, tetapi ketika tidak bisa menyentuh wajah nenek yang dikenalnya. Ia terlihat kebingungan dan membuat semua orang tertawa terbahak-bahak.     

Hu Zi menangis ketika mendengar semua orang tertawa. Sheng Nanxuan memeluknya dan menghiburnya sebentar.     

Setelah lebih dari setengah bulan, Gong Mo membawanya ke ruang kerja untuk menyalakan laptop. Huzi sudah tahu ia akan melihat neneknya, jadi ia mengoceh kegirangan.     

Gong Mo memeluknya dan duduk di depan laptop. Huzi menginjak-injak kaki Gong Mo, sementara tubuhnya bersandar di atas meja. Tangannya menepuk-nepuk meja dengan keras dan matanya tertuju pada layar laptop yang baru dinyalakan, seolah sedang berkata, 'Cepat sedikit, cepat sedikit! Ayo cepat! Aku ingin melihat Nenek!'     

Gong Mo menyentuh telinganya, "Rindu pada Nenek, ya?"     

"Ah! Ah!" Hu Zi terus menepuk meja.     

Ketika akhirnya melakukan panggilan video, ia langsung menjadi tenang. Huzi menegakkan tubuhnya dan melihat ke laptop.     

Shan Rong muncul di layar sambil tersenyum, kemudian berkata, "Hari ini Huzi sangat bersemangat, ya….?"     

"Yayayayaaa!" Huzi menyapanya dengan gembira, "Huwaayaaa!"     

Setelah mengucapkan beberapa patah kata, akhirnya ia kelelahan dan langsung terduduk di atas Gong Mo.     

Sheng Nanxuan masuk dan berkata, "Apa kamu tidak bisa lebih lembut sedikit? Kamu sudah menginjak-injak paha ibumu!"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.