Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Ini Pertanda Baik



Ini Pertanda Baik

0Setelah beberapa saat, Huzi akhirnya berhenti menangis. Gong Mo ingat bahwa ia baru saja memanggil "Ibu". Ia pun tidak dapat menahan dirinya untuk bertanya, "Kamu sudah bisa memanggil Ibu? Panggil Ibu sekali lagi. I… bu… Ikuti Ibu."     

Huzi menggigit jarinya dan melihat sekeliling, tidak mempedulikan panggilan ibunya.     

Gong Mo menghela napas. Ia mengkhawatirkan Shan Rong, jadi ia tidak punya tenaga ekstra untuk menggoda Huzi.     

Setelah Sheng Nanxuan kembali dan melihat Gong Mo yang terlihat begitu cemas, ia pun dengan penasaran berkata, "Ada apa?"     

"Ibu pingsan saat melakukan foto pernikahan. Sekarang Ayah belum mengabari situasinya padaku."     

"Kapan itu terjadi?"     

"Sudah satu jam."     

"Kalau begitu telepon dan tanyakan lagi." Sheng Nanxuan segera menghubungi kastil Gambino dan mendapat kabar bahwa Gambino sudah mengantar Shan Rong ke rumah sakit.     

Gong Mo semakin bertambah khawatir.     

Sheng Nanxuan berkata, "Jangan khawatir. Tidak akan terjadi apa-apa. Mungkin hanya terlalu lelah."     

"Dia tidak lelah." Mata Gong Mo memerah, lalu dengan panik berkata, "Menurutmu, apa mungkin Ibu sakit? Mengapa Tuhan begitu menyiksa umatnya seperti ini? Dia baru saja memiliki kehidupan yang bahagia. Biarkan dia…"     

"Jangan menangis. Tidak akan terjadi apa-apa." Sheng Nanxuan menghibur, "Bahkan jika itu penyakit yang mematikan, tidak perlu takut. Kita tidak kekurangan uang. Apa kita masih takut tidak bisa menyelamatkannya?"     

Gong Mo berhenti dan menangis, "Tapi dia akan kesakitan…"     

Meskipun beberapa penyakit mematikan dapat dioperasi dan dirawat dengan obat-obatan jika memiliki uang, tetapi ada beberapa orang yang justru meninggal semakin cepat.     

Gong Mo benar-benar khawatir.     

Sheng Nanxuan berkata, "Aku akan menelepon nenekku. Malam ini kita tidak akan pergi makan ke sana."     

Ketika Gong Mo mendengar ini, dia buru-buru berkata, "Lebih baik tetap pergi saja. A… aku ingin pergi melihat Ibu. Lebih baik malam ini berpamitan pada Nenek."     

Sheng Nanxuan berkata, "Oke. Kalau begitu aku akan meminta orang menyiapkan pesawat terlebih dahulu. Kita akan pergi ke bandara setelah makan malam."     

Gong Mo buru-buru mengangguk.     

Setelah tiba di rumah keluarga Yu, keduanya menjelaskan apa yang terjadi. Wu Surong dan yang lainnya juga sangat khawatir, jadi tentu saja mereka tidak keberatan jika mereka pergi.     

Namun Wu Surong sedikit enggan berpisah dengan Huzi dan bertanya, "Apa kalian juga akan membawa Huzi?"     

Sheng Nanxuan berkata, "Kami semua akan pergi, jadi tentu saja kami harus membawanya bersama kami. Jika sudah lebih besar, kami bisa meminta bantuan Nenek untuk menjaganya. Sekarang masih terlalu kecil, jadi masih belum bisa dilepas."     

Ketika Wu Surong mendengarnya mengatakan ini, ia merasa tenang dan bertanya, "Lalu kapan kalian akan kembali?"     

Gong Mo berkata, "Nanti saat Ibu sudah baik-baik saja, kami akan langsung kembali."     

Ketika Wu Surong mendengar ini, ia menepuk punggung tangan Gong Mo dan berkata, "Jangan terlalu khawatir. Semuanya akan baik-baik saja. Bagaimana kalau kamu minta Qingliu untuk ikut denganmu?"     

Yu Qingliu berkata, "Boleh. Kebetulan aku punya waktu."     

Gong Mo buru-buru berterima kasih padanya.     

"Ah! Ah!" Huzi mengulurkan tangannya untuk menyapa Yu Qingliu.     

Gong Mo tersenyum, "Huzi sebentar lagi sudah akan berbicara. Hari ini saat Ibu pingsan, mungkin karena ketakutan, tiba-tiba saja dia memanggilku."     

"Sungguh?" semua orang sangat gembira.     

Wu Surong tersenyum dan berkata, "Anak paling bisa membawa berkat! Ini pertanda baik! Ibumu pasti akan baik-baik saja."     

Gong Mo tersenyum dan mengangguk, namun ia masih terlihat sedih.     

Begitu semua orang melihatnya, mereka berhenti tertawa dan menunjukkan ekspresi cemas.     

Setelah selesai makan, Yu Qingliu pergi bersama mereka.     

Mereka pulang untuk mengambil barang bawaan mereka terlebih dahulu, yang sudah disiapkan oleh pengasuh. Setelah mengambilnya, mereka langsung pergi.     

Begitu memasuki pintu, telepon rumah di rumah berdering.     

Gong Mo buru-buru berkata, "Mungkin itu Ayah."     

Sheng Nanxuan berjalan kesana. Yu Qingliu berkata pada Gong Mo, "Berikan Huzi padaku dulu saja."     

"Terima kasih Paman Kecil." Gong Mo buru-buru meletakkan Huzi di tangannya dan berlari ke sisi Sheng Nanxuan.     

Sheng Nanxuan sudah menjawab telepon dan langsung menyerahkannya pada Gong Mo.     

Gong Mo mengambilnya dan berseru di telepon, "Halo?"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.