Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Tamu Tiba



Tamu Tiba

0"Ritual Turun Tanah memang harus diadakan." Shan Rong berkata, "Anggap saja membiarkannya bermain. Kamu tidak perlu mempersiapkan barang-barang anak perempuan. Jangan sampai membuatnya jadi terlihat seperti Jia Baoyu (Protagonis pria dalam novel klasik Tiongkok)."     

"Pfft! Mana ada yang seperti itu? Jika dia mengambil parfum, berarti kelak dia ingin menjadi pembuat parfum di industri fashion."     

"Ck! Terserah saja kalau begitu. Siapkan agak banyak bidang. Tidak peduli bidang pekerjaan apa pun, asalkan mencintai pekerjaan itu, pasti akan mencapai hasil yang baik. Jadi kamu harus menyiapkan semuanya dengan baik."     

Ulang tahun Huzi jatuh pada tanggal 2 Januari, sementara orang-orang di Tiongkok baru akan segera datang pada Hari Tahun Baru.     

Karena Tian Cheng ingin mengambil jurusan perfilman, jurusan ini mengharuskan calon mahasiswanya untuk mengikuti tes seni. Ia baru saja pergi ke ibu kota untuk mengikuti ujian, dan ketika libur Hari Tahun Baru, Gong Bai mengatakan pada orang-orang yang ada di Nanjiang untuk membiarkannya bersenang-senang di sini selama beberapa hari, lalu membawanya merayakan ulang tahun Huzi.     

Tian Cheng tidak mau datang karena takut merepotkan orang-orang.     

Gong Bai berkata, "Ini pesawat milik kakak iparmu sendiri. Kamu juga tidak perlu membayar uang tiket pesawat. Tiga orang naik, maka pesawat akan tetap diterbangkan. Jika empat orang naik, maka pesawat juga akan tetap diterbangkan. Rugi kalau kamu tidak pergi. Di luar negeri kakak sepupumu hanya mengenal berapa orang. Jika ketambahan satu orang kerabat di sampingnya, dia juga akan senang."     

Tian Cheng awalnya takut akan menghabiskan uangnya untuk membeli tiket pesawat karena ia tidak memiliki anggaran ketika datang ke sini, jadi ia langsung setuju setelah mendengar apa yang dikatakan Gong Bai.     

Sementara di pihak keluarga Yu, penyakit lama Yu Zhengming kambuh. Wu Surong tidak bisa berhenti mengkhawatirkannya, jadi ia ingin menunggunya sembuh sebelum datang ke Italia. Pada akhirnya, waktunya sudah tidak sempat lagi, jadi hanya Yu Qingliu dan Yu Xinran yang datang.     

Mereka berempat mengambil penerbangan yang sama. Sesampainya di bandara, Gambino mengirim helikopter untuk menjemput mereka.     

Ketika Gong Mo dan Shan Rong mendengar suara helikopter kembali ke kastil, keduanya tahu bahwa mereka telah tiba dan segera bergegas keluar untuk menyambut mereka.     

"Kakak Sepupu!" ketika Tian Cheng melihat mereka, ia berseru kegirangan dan berlari dengan cepat, "Bibi Kedua, aku dengar Bibi hamil? Selamat!"     

Shan Rong berkata dengan malu, "Sudah setua ini, apa yang harus diselamati?"     

"Justru karena ini Bibi pantas mendapat ucapan selamat!" kata Tian Cheng, "Itu berarti Bibi semakin lama semakin muda. Nanti saat sudah ada Paman Kecil, Bibi akan menjadi semakin energik!"     

Ketika Gong Mo yang lainnya datang, ia tersenyum dan berkata, "Ayo makan dulu, lalu tidur."     

Tian Cheng menggosok-gosok matanya, "Aku ingin langsung tidur. Apa bisa makan setelah tidur?"     

"Tidak masalah asal kamu tidak takut kelaparan."     

"Kalau begitu aku akan tidur dulu saja."     

Ia tinggal di sekolah dan memiliki jadwal yang teratur, jadi seharusnya sudah sejak tadi ia tidur. Besok lusa juga sudah harus kembali, jadi waktu tidurnya pasti tidak terjaga.     

Gong Mo membawanya ke kamar dan berkata, "Aku benar-benar sudah mempersulitmu. Jika tahu begini, harusnya kamu datang saat sudah selesai ujian masuk perguruan tinggi, jadi kamu bisa bermain-main sedikit lebih lama."     

"Tidak apa-apa. Aku sangat senang bertemu Kakak."     

"Tidur dulu saja." kata Gong Mo sambil tersenyum.     

Tian Cheng mengangguk. Setelah Gong Mo keluar, ia pun jatuh tertidur di atas bantal.     

Setelah lewat beberapa jam, kamar menjadi gelap, tetapi ada beberapa lampu di luar jendela.     

Ia meraba kepala tempat tidur. Setelah menemukan saklar, ia menekannya. Lampu kristal di atas kepalanya pun menyala.     

Ia melamun sebentar, lalu melihat sekeliling dan tidak bisa berhenti mendecakkan lidahnya.     

Ini benar-benar seperti adegan dalam drama-drama. Tinggal di sini selama dua hari adalah pengalaman panjang, yang akan membantu karirnya di masa depan.     

Setelah memakai baju, terdengar suara langkah kaki di luar. Tian Cheng berjalan membuka pintu dan melihat Gong Mo.     

Gong Mo tersenyum, "Ayo cepat makan! Kamu pasti kelaparan setengah mati, kan?"     

"Hm!" Tian Cheng tersenyum malu-malu dan bertanya dengan cemas, "Jam berapa sekarang?"     

"Jam 12."     

"Ya Tuhan!" Tian Cheng tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak, "Kalau begitu bukankah di siang hari aku akan tidur lagi?"     

"Tidak masalah. Lagipula kamu akan segera kembali. Biarkan saja jet lag-nya. Tidur saja jika kamu mau. Kalau tidak, saat kembali ke Tiongkok kamu akan mengalami jet lag lagi."     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.