Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Besok Sudah Tua



Besok Sudah Tua

0"Ini…" Gong Mo bertanya dengan ragu-ragu, "Kalau begitu, apa kamu akan dapat dengan mudah menemukan pekerjaan di masa depan?"     

"Kita bicarakan nanti saja. Kali ini kerjaanku sangat sibuk hingga bahkan tidak bisa pulang untuk merayakan Tahun Baru. Ayah dan ibuku yang sudah tua, datang jauh-jauh, tapi hanya bisa berkumpul denganku satu hari. Jika aku sudah mengundurkan diri, kebetulan aku bisa mengunjungi mereka."     

"Boleh juga. Beri dirimu sendiri libur panjang yang sesuai."     

"Kalau begitu sekarang aku sudah bisa keluar dari rumah sakit, kan?" Tang Xinxin bertanya sambil tersenyum.     

"Tetap tidak bisa!" setelah mengatakannya, Gong Mo tertegun sejenak, kemudian berkata, "Kamu boleh keluar dari rumah sakit, tapi kamu harus tinggal di rumahku agar kamu tidak pergi bekerja lagi!"     

Tinggal di rumah orang lain sangat tidak nyaman. Tang Xinxin juga tidak ingin merepotkan Gong Mo, jadi ia pun berkata, "Kalau begitu baiklah. Aku akan tinggal satu hari lagi. Sekarang aku hanya butuh istirahat saja. Aku benar-benar tidak perlu dirawat di sini terlalu lama."     

Gong Mo menatapnya dengan curiga, "Kamu tidak akan diam-diam kabur sesudah aku pergi, kan?"     

"..." Tang Xinxin kehabisan kata-kata.     

Sheng Nanxuan berkata, "Aku akan mengirim seseorang untuk mengawasinya."     

Gong Mo mengangguk, "Oke."     

Tang Xinxin dengan putus asa berkata, "Aku menyerah pada kalian. Besok kalian datang jemput aku di rumah sakit saja. Puas?"     

"Puas…!" Gong Mo mengusap-usap kepala Tang Xinxin dan berkata, "Lihat dirimu, kulit dan rambutmu kusam. Aku juga berbuat seperti ini demi kebaikanmu. Kamu baru berusia awal 20-an. Ini merupakan usia emas seorang wanita. Meskipun tidak seperti anak gadis berusia 16 tahun yang memiliki banyak kolagen di wajahnya, tapi kamu juga harus cerdik. Keadaanmu bahkan tidak sebaik diriku yang merupakan seorang wanita yang sudah menikah dan memiliki anak. Jika kamu terus memaksakan diri seperti ini, tahu-tahu kamu akan terlihat begitu tua!"     

Tang Xinxin menutupi wajahnya dan bertanya dengan ngeri, "Apa aku benar-benar sudah tua?"     

Gong Mo memutar bola matanya, "Apa kamu tidak pernah melihat dirimu di cermin? Dulu kamu terlihat begitu energik dan terlihat seperti gadis berusia 18 tahun. Tapi sekarang? Orang lain yang berusia 28 tahun, bahkan lebih cantik darimu!"     

"..." Tang Xinxin ingin mati rasanya.     

"Tidak apa-apa…!" Gong Mo menghibur, "Istirahat baik-baik. Kedepannya jangan bekerja seperti ini lagi. Kamu bilang, kamu tidak kekurangan uang, lalu kenapa kamu bekerja sebagai asisten di dunia hiburan? Sebagai asistennya, pekerjaan dan waktu istirahatmu sama dengan selebriti dan bahkan lebih melelahkan. Kamu bahkan belum menjadi selebriti. Jika kamu menjadi selebriti, itu baru masuk akal. Sekarang kamu melakukannya demi apa?"     

Tang Xinxin meletakkan tangannya, "Sebenarnya akhir-akhir ini aku sedang berpikir, haruskah aku naik ke panggung dan mencobanya? Meski tidak pernah belajar akting, tapi aku juga bisa mendaftar kelas akting dan mulai pelan-pelan."     

Gong Mo tercengang, "Apa yang membuatmu terstimulasi? Dunia hiburan sangat kacau!"     

Tang Xinxin melirik Sheng Nanxuan dan berkata sambil tersenyum, "Bukankah di sini ada Dewa Malam? Aku ini temanmu, mungkinkah aku tidak bisa mendapatkan manfaat?"     

Ketika Gong Mo mendengar ini, ia mengangguk, "Kalau begitu, lakukan saja jika kamu berpikir untuk melakukannya. Beritahu Zeng Shuai agar setidaknya kamu tidak akan menderita. Tapi sekarang kamu kelelahan, bagaimana kalau nantinya kamu kelelahan lagi?"     

Tang Xinxin tersenyum dan berkata, "Iya, iya! Aku hanya bercanda. Lebih baik aku istirahat baik-baik sekarang. Adapun mengenai masa depan, aku akan memikirkannya lagi sebenarnya apa yang harus aku lakukan."     

"Baiklah kalau begitu."     

"Bubu…!" Huzi menoleh ke pelukan Sheng Nanxuan. Barusan ia tidur sepanjang jalan. Begitu masuk dia juga masih tidur.     

Tang Xinxin berkata dengan gembira, "Sudah bangun? Ayo peluk Bibi..!"     

Gong Mo menggendong Huzi dengan dua tangan dan meletakkannya di samping Tang Xinxin.     

Tang Xinxin menggendongnya dan menciumnya dua kali, lalu bertanya, "Masih ingat Bibi, tidak?"     

Huzi menatapnya dan tersenyum, sementara Tang Xinxin berkata dengan gembira, "Entah kamu ingat atau tidak. Baguslah asal kamu tertawa! Ini menandakan aku masih sangat disukai, kan?"     

Gong Mo menyentuh punggung Huzi dan mengajarinya, "Panggil Bibi."     

Huzi membuka mulutnya dan menatapnya dengan sedih, lalu setelah beberapa saat berkata, "Bubu!"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.