Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Pelecehan terhadap Orang Lajang!



Pelecehan terhadap Orang Lajang!

0"Nanxuan-ku memang suka kalau aku jadi ibu-ibu dan merawatnya!"     

"Iya, iya! Tidak perlu pamer di depanku! Aku pergi, aku pergi, oke?"     

Gong Mo tersenyum puas.     

Sebelum pergi, dokter datang untuk pemeriksaan dan menginstruksikan, "Makan obat tepat waktu dan istirahat baik-baik. Jangan begadang lagi di masa depan dan makan yang teratur."     

"Paham, paham." Tang Xinxin buru-buru mengangguk.     

Dokter ini memiliki aura ibu-ibu yang membuatnya sudah tidak tahan lagi mendengarnya.     

Sesudah keluar dari rumah sakit, mereka naik mobil.     

Gong Mo yang penasaran pun bertanya, "Apa kamu sering begadang?"     

"Tidak terlalu sering." jawab Tang Xinxin merasa bersalah.     

"Sudah sampai dirawat di rumah sakit, masih berani bilang tidak sering?!" Gong Mo mengerutkan keningnya dan berkata, "Kamu mau bermain-main dengan nyawamu?"     

"Kelak aku tidak akan begitu lagi. Kali ini aku sendiri juga sudah takut. Aku takut kalau aku mati, nanti ayah dan ibuku pasti akan sangat sedih!"     

"Bagus kalau tahu!"     

Tang Xinxin bertanya dengan heran, "Kamu tidak pernah begadang?"     

Gong Mo mengingat-ingat, kemudian berkata, "Sepertinya tidak punya kesempatan untuk begadang."     

Tang Xinxin berkata dengan emosi, "Berarti kamu sangat berbahagia! Seseorang begadang, yang pertama karena dipaksa orang lain. Kedua, kamu tidak dipaksa orang lain, tapi demi kerjaan. Jika diri sendiri tidak dipaksa, itu berarti untuk bermain. Kamu bahkan tidak merasakan keduanya. Pertama kamu tidak perlu bekerja dan hanya perlu bersenang-senang. Kedua, jika sudah larut ada orang yang memedulikanmu dan menyuruhmu agar tidur cukup. Jika kamu terus bermain, akan ada laki-laki yang mengkhawatirkanmu! Adudududuhhh…. Ini namanya pelecehan terhadap orang lajang!"     

Gong Mo mengulurkan tangannya dan menyodok dahi Tang Xinxin, "Apa saja bisa kamu anggap pelecehan terhadap orang lajang!"     

"Kamu dan Sheng Nanxuan paling suka melecehkan orang lajang, oke?!"     

Gong Mo terdiam, lalu berkata sambil tersenyum, "Kami berdua belum ada apa-apanya. Kamu belum melihat ayah dan ibuku. Lebih…"     

"Jangan katakan padaku!" Tang Xinxin segera menghentikannya, "Aku tidak ingin lebih menderita lagi."     

Gong Mo tersenyum tak berdaya, "Ya sudah. Tapi kalau kamu tidak ingin menderita lagi, lebih baik cepat cari pasangan!"     

"Cari di mana? Memang bisa jatuh dari langit?"     

"Jika kamu seperti sekarang ini, yang jatuh dari langit juga tidak akan menginginkanmu!"     

Tang Xinxin segera menyentuh wajahnya dan menatapnya dengan murung.     

Gong Mo berkata, "Ayo pergi ke tempatku untuk makan siang dulu. Aku sudah meminta Pengasuh untuk membuat hidangan bergizi. Beberapa di antaranya bagus untuk kesehatan dan ada juga yang bagus untuk kecantikan. Meskipun tidak bisa hanya sekali makan, tapi itu lebih baik daripada tidak sama sekali. Sore harinya kita pergi ke spa."     

"Oke…!" Tang Xinxin langsung setuju, "Kakak, aku sudah mengundurkan diri, mulai hari ini aku akan merawat penampilanku dan mengembalikan kilau wajahku. Ketika aku sudah mendapatkan kecantikan sampa pada tingkat tertentu, aku akan pergi menemui orang tuaku, lalu kembali mendapatkan menantu tambang emas! Kelak setiap hari aku akan pamer kemesraan di depanmu!"     

Siang harinya, mereka berdua makan siang.     

Huzi jalan-jalan berkeliling dengan alat bantu jalannya dan menjulurkan kepalanya untuk melihat sekeliling.     

Tang Xinxin bertanya, "Dia sedang mencari ayahnya!"     

"Iya!" Gong Mo tidak bisa menahan tawanya, "Nanxuan jarang tidak ikut, jadi dia tidak terbiasa."     

"Ck! Jika ayahnya orang lain, pasti sudah terbiasa. Mana mungkin punya banyak waktu di rumah."     

"Ya." Gong Mo sontak menghela napas. Suami orang lain tidak akan punya banyak waktu untuk dihabiskan bersamanya.     

"Ayah!" Huzi berjalan ke pintu keluar ruang tamu dan berteriak ke arah koridor.     

Gong Mo bangkit dan menggendongnya kembali, lalu berkata, "Ayah tidak ada di rumah."     

"Ayah…" Hu Zi menatapnya dengan sedih.     

"Kamu mengabaikannya ketika dia ada, tetapi sekarang kamu malah merindukannya." Gong Mo meletakkannya di sebelah bangku yang agak tinggi. Kedua tangan Huzi pas menopang di bangku itu.     

Tang Xinxin meletakkan mainan di bangku.     

Huzi memegang mainan itu, menatap Tang Xinxin, lalu menundukkan kepalanya untuk bermain.     

Gong Mo menghubungi Sheng Nanxuan dan menekan speakerphone, "Huzi merindukanmu."     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.