Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Mewarisi IQ Ayahnya



Mewarisi IQ Ayahnya

0"Apa.. sedang apa?" suara Sheng Nanxuan terdengar lembut dan tertawa.     

"Ayah!" teriak Hu Zi ketika mendengar suaranya.     

"Anak pintar…! Ayah akan kembali nanti sore." kata Sheng Nanxuan sambil tersenyum.     

Gong Mo bertanya, "Jam berapa kamu kembali? Aku ingin keluar dengan Hati Manis di sore hari. Mungkin tidak akan nyaman jika membawa Huzi."     

"Kalian akan pergi jam berapa?"     

"Mungkin jam dua."     

"Nanti siang aku akan pergi ke tempat Lin Lei untuk rapat. Kamu bawa saja Huzi kesana. Serahkan saja dia padaku."     

"Eh? Kalau sedang rapat, bukankah…"     

"Tidak apa-apa. Kebetulan biarkan dia mempelajari sesuatu."     

Gong Mo tidak habis pikir, "Dia baru berusia satu tahun."     

"Dia sudah bisa memanggil orang. Sudah sangat besar."     

"..." Gong Mo terdiam dan membatin, 'Itu hanya untuk kasusmu, oke?'     

Setelah menutup telepon, Gong Mo membuka album foto di handphone-nya untuk dimainkan Huzi.     

Itu semua adalah foto yang mereka ambil di Italia, termasuk ia dan Sheng Nanxuan, serta Shan Rong dan Gambino, dan tentu saja Huzi.     

Huzi melihatnya dengan girang dan bergumam, "Ibu! Ayah! Hm…hm.. yiii!"     

Ketika menunjuk-nunjuk kesana-kemari, ia tidak sengaja membuka kamera dan semuanya menghilang. Tepat saat ia hendak menangis, lagi-lagi ia tidak sengaja menekan kamera depan, kemudian melihat anak kecil di handphone dan mulai bermain.     

Ketika Tang Xinxin melihatnya, ia memanggil Gong Mo untuk melihat juga.     

Diam-diam Gong Mo tersenyum tanpa mengganggunya. Ia harus segera makan agar bisa menyuapi Huzi sesudah selesai makan.     

Huzi menunjuk-nunjuk tombol pemotretan dan terdengar bunyi klik. Pengambilan gambar berhasil.     

Tang Xinxin berkata, "IQ putramu melampaui surga. Tidak heran suamimu ingin mengajarinya sekarang."     

"Itu keturunan," kata Gong Mo.     

Tang Xinxin terdiam. Lagi-lagi ia merasa dilecehkan, lalu dengan wajah datar bertanya, "Tapi aku tidak merasa IQ-mu sangat bagus."     

"IQ Nanxuan." jawabnya.     

"..."     

"Salah." tiba-tiba Gong Mo teringat, "Waktu sekolah dulu, aku lebih hebat dari Sheng Nanxuan, jadi kenapa bukan menurun dari IQ-ku?"     

"Tetapi dalam hal pencapaiannya saat ini, itu memang menurun dari IQ Sheng Nanxuan." Tang Xinxin bertanya-tanya, "Ketika sekolah dulu, dia tidak mungkin berpura-pura bodoh untuk mendapatkanmu, kan?"     

"Eh?" Sheng Nanxuan memang melakukannya.     

Tang Xinxin menyentuh dagunya, "Cih! Pasti demi mendekatimu! Dulu kami mengajarinya mengerjakan tugas rumah. Pasti sengaja agar tidak ada laki-laki lain di sekitarmu selain dia! Dasar licik!"     

"Bukankah dulu kamu yang menjodohkan kami?" tanya Gong Mo kebingungan.     

Tang Xinxin tersedak, "Waktu itu aku masih muda dan tidak tahu apa-apa. Puas?"     

"Aku tidak menyalahkanmu." Gong Mo tersenyum, "Terima kasih sudah memperhatikan kami, ya…"     

Tang Xinxin menghela napas, "Sayangnya saat itu aku tidak tahu apa itu pelecehan terhadap orang lajang, Jika tidak, aku tidak akan mendukung kalian!"     

"Lajang?" Huzi tiba-tiba memanggil dan mengetuk bangku dua kali dengan mainan di tangannya, "Lajang! Lajang!"     

Tang Xinxin menopang dahinya, "Kalian sekeluarga benar-benar keterlaluan!"     

"Bi! Bi!" Seketika Huzi berbalik dan mengulurkan tangan ke arahnya, terlihat memohon digendong.     

Tang Xinxin hendak menggendongnya, tetapi Huzi tidak mau berdiri diam dan jatuh terduduk di lantai.     

"Ah!" Huzi terkejut, kemudian menjatuhkan diri ke belakang dan tidur telentang.     

Tang Xinxin tertawa terbahak-bahak.     

Gong Mo mengangkatnya dengan wajah yang murung, "Siapa yang mengajarimu?"     

"Ayah!" kata Huzi kebingungan. Memangnya ada yang salah dengan ini?     

Gong Mo memutuskan untuk harus memperhatikan perilaku sehari-hari Sheng Nanxuan dengan baik.     

Setelah makan dan beristirahat sebentar, Gong Mo menyiapkan barang-barang yang akan digunakan Huzi saat keluar, kemudian berangkat bersama Tang Xinxin.     

Ketika mereka sampai di sana, Sheng Nanxuan sudah menunggu di pinggir jalan.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.