Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Ayo Pulang, Bayi Harimau!



Ayo Pulang, Bayi Harimau!

0Yu Zhengming terkejut dan berkata dengan riang, "Sudah bangun?"     

Huzi meratakan mulutnya dan merangkak dari dalam selimut. Ketika melihat Wu Surong berbaring di sebelahnya, ia pun menangis, "Uwaaa… Ibu…"     

Pada saat Wu Surong terbangun dan melihat Yu Zhengming berdiri di samping tempat tidur, ia memarahinya, "Kenapa kamu menakutinya?"     

Yu Zhengming merentangkan tangannya, "Siapa yang menakutinya? Ia sudah merindukan orang tuanya."     

"Huhuuu….." tangis Huzi terengah-engah. Entah apa jangan-jangan orang tuanya sudah tidak menginginkannya lagi. Ia merasa sudah lama tidak bertemu orang tuanya.     

"Jangan menangis, jangan menangis… Sebentar lagi Ayah akan datang." hibur Wu Surong.     

"Bu," teriak Huzi sedih.     

Yu Zhengming berkata, "Biar aku telepon."     

Wu Surong berkata, "Sekarang masih pagi, bagaimana jika mereka masih tidur? Kita jaga dia sebentar lagi saja. Kalau sudah bangun, mereka pasti akan menelepon kemari."     

"Tapi dia menangis sampai seperti ini dan kita tidak akan bisa membujuknya."     

"Kamu pergi saja sana." Wu Surong mengambil gaun tidurnya dan mengenakannya, "Cepat pergi bertinju saja sana. Biar aku yang menghiburnya."     

"Tunggu!" Yu Zhengming berseru dan menunjuk ke luar, "Apakah kamu mendengar suara mobil? Mungkinkah Nanxuan sudah datang?"     

Ketika Huzi mendengar ini, ia menatap mereka dengan penuh semangat dan beseru, "Ayah!"     

Wu Surong buru-buru memukul Yu Zhengming, "Kenapa kamu tidak pelankan sedikit suaramu saat berbicara! Bagaimana kalau sampai ternyata salah?"     

"Aku akan melihatnya dulu." Yu Zhengming buru-buru keluar dan bertanya pada pelayan, "Apa ada yang datang?"     

Pelayan itu menjawab, "Tuan Sheng. Seharusnya sebentar lagi masuk."     

"Bagus, bagus, bagus!" Yu Zhengming dengan senang hati kembali dan memberitahu Wu Surong, "Nanxuan sudah datang."     

Wu Surong menghela napas lega dan berjalan keluar sambil menggendong Huzi, "Jangan menangis, jangan menangis. Ayah sudah datang."     

"Tapi dia masih belum pakai baju. Kamu jangan menggendongnya keluar. Bagaimana kalau masuk angin?"     

"Oh, benar, benar, benar!" Wu Surong segera meletakkan Huzi kembali ke tempat tidur.     

"Harimau Kecil…!" suara Sheng Nanxuan terdengar.     

"Huuuu… Ayah!" Huzi menginjakkan kakinya dan merangkak keluar.     

Sheng Nanxuan masuk dan berkata dengan canggung, "Kakek, Nenek, maaf sudah merepotkan kalian."     

"Tidak apa-apa. Dia baru saja bangun. Ketika tidak melihatmu, dia langsung menangis." kata Wu Surong sambil tersenyum, "Kenapa kamu tiba sepagi ini?"     

Mereka yang sudah tua akan cenderung bangun pagi, sementara kebanyakan anak muda tidur malam dan bangun terlambat.     

"Aku takut dia bangun pagi lalu mencari ayah dan ibunya." kata Sheng Nanxuan.     

"Di mana Gong Mo?"     

"Eh? Dia masih tidur." Sheng Nanxuan menundukkan kepalanya dan tidak berani melihat ekspresi mereka, lalu mengulurkan tangan untuk menggendong Huzi.     

"Huhuu…" Huzi melingkarkan lengannya di leher Sheng Nanxuan dan akhirnya berhenti menangis.     

Wu Surong tertawa diam-diam dan tidak menggodanya. Namanya juga pasangan muda, tentu saja hubungannya baik.     

Ia berkata, "Pakaikan dia baju dulu saja."     

"Baik." Sheng Nanxuan mengembalikan Huzi ke tempat tidur dan menciuminya, "Jangan menangis. Ayah bukannya tidak menginginkanmu."     

"Ibu…"     

"Kalau Ayah sudah datang, mana mungkin ibumu jauh? Jangan menangis."     

"Bu…" Huzi merasa sangat sedih. Ayahnya selalu galak padanya, jadi ia menginginkan ibunya. Hanya saja ibunya tidak ada, jadi tidak ada gunanya ia memanggilnya.     

Setelah memakaikan pakaian, Sheng Nanxuan tetap tinggal di rumah keluarga Yu untuk sarapan sebelum pergi.     

Kedua tetua sangat puas, tetapi masih tidak tega berpisah dengan Huzi. Betapa bahagianya jika setiap hari bisa begini.     

Ketika Sheng Nanxuan kembali ke rumah, Huzi melihat pemandangan yang sudah dikenalnya dan berteriak dengan penuh semangat, "Ibu!"     

Sheng Nanxuan menepuk pantatnya, "Jangan berisik."     

Huzi menatapnya dengan menyedihkan, "Ibu…"     

"Ibu sedang tidur. Kamu tidak boleh mengganggunya." sambil mengatakannya, Sheng Nanxuan menggendongnya masuk ke dalam kamar.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.