Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Lebih Sempurna dari Lily



Lebih Sempurna dari Lily

0Orang-orang di sekitar tertawa, sementara mereka berdua tidak peduli. Ia mengunci pintu mobil dan menyetir mengitari Oasis.     

Kelak mungkin pekerja laboratorium akan sering datang ke sini untuk mendapatkan subjek eksperimen, jadi mereka ingin mengenal lebih banyak situasi di sini.     

Pada saat fajar menyingsing, Cindy sedang duduk di tenda sambil menyisir rambutnya.     

Seorang wanita tua masuk, lalu berlutut di depannya dan berkata, "Yang Mulia Tuan Putri, biar aku bantu."     

Cindy menghindar ke samping sambil mengerutkan keningnya dan berkata, "Untuk apa masih memanggil Yang Mulia Tuan Putri! Emilia sudah tidak bisa diselamatkan!"     

"Tapi kamu adalah satu-satunya garis keturunan keluarga kerajaan Emilia," kata wanita tua itu, "Selama kamu di sini, masih ada harapan untuk Emilia."     

"Para pemberontak ingin menghapuskan kerajaan. Kelak tidak akan ada keluarga kerajaan."     

Wanita tua itu tersedak, "Tidak usah pedulikan itu, Sekarang situasinya masih belum tenang. Jaga baik-baik dirimu dulu."     

Cindy mengerucutkan bibirnya, lalu mengenakan sorbannya dan bangkit berdiri, "Aku akan pergi ke pasar untuk melihat apakah ada sayuran segar."     

Sesekali pasukan Oasis akan keluar untuk mengirimkan persediaan. Meskipun mahal, persediaan tidak sesuai dengan kebutuhan.     

Hanya ada sedikit orang di pasar pada pagi hari. Cindy berkeliling, tetapi tidak melihat apa yang dicarinya.     

Ketika berbalik dan berjalan menuju pulang, ia mendapati mobil yang ditemuinya kemarin sedang diparkir di tengah jalan. Cindy sontak cemberut.     

Pada saat melewati mobil, ia menoleh untuk melihat ke sisi lain.     

Pria berjanggut tersenyum seolah ini sangat kebetulan.     

Ia membuka pintu mobil, menutup mulut Cindy, dan membawanya ke dalam mobil.     

Brak!     

Ketika pintu ditutup, pemuda yang berada di depan mengemudikan mobil keluar.     

"Hu..huu…!!" Cindy meronta dan menendangkan kakinya ke jendela mobil.     

Setelah beberapa saat, ia berhasil melepaskan diri dari si janggut, lalu bersandar di jendela mobil dan berteriak, "Tolong!"     

Si jenggot menahannya dan menutupi mulutnya lagi. Cindy terus meronta dan melihat mobil sudah jauh meninggalkan Oasis.     

Si janggut mengikat tubuhnya dan melemparkannya tanpa menyumbat mulutnya. Lagipula tidak akan ada gunanya berteriak di padang gurun belantara ini.     

Cindy mengira mereka ingin memperkosanya, tetapi mobil itu tidak berhenti untuk waktu yang lama. Ia bertanya dengan tidak paham, "Kalian mau membawaku ke mana?!"     

"Sebentar lagi kamu akan tahu."     

"Sebentar." Cindy melihat ke luar, "Kalian salah jalan! Di sini hanya ada padang pasir. Kita akan mati di sini!"     

Si janggut mencibir, "Kalau begitu sebaiknya kamu menghemat energi. Siapa tahu masih ada kesempatan untuk melarikan diri."     

Ketika melihat dirinya semakin dalam memasuki gurun, Cindy menjadi ketakutan.     

Di luar matahari bersinar terik dan pasir seolah terbakar, tetapi ia merasa kedinginan.     

Di tempat seperti ini, bahkan jika ia melarikan diri dari mobil, ia tidak akan bisa hidup.     

Gurun adalah tempat yang memakan orang. Tanpa air dan makanan yang cukup, jangan berpikir untuk bisa keluar hidup-hidup.     

Cindy meringkuk di kursi belakang dan menangis tersedu-sedu.     

Akhirnya mobil memasuki pangkalan.     

Mata Cindy terbelalak kaget, 'Ternyata di sini ada rumah sebesar ini? Untuk apa?'     

Setelah keluar dari mobil, si janggut menuntunnya berjalan ke depan. Cindy terkejut melihat hal-hal di sekitarnya.     

Si janggut membawanya menghadap Carter, "Hari ini hanya menangkap satu orang ini saja."     

Mata Carter berbinar. Ia melihat mengelilingi Cindy, lalu berkata dengan puas, "Bagus, Sangat bagus! Ini bibit yang sempurna, jadi jangan sampai merusak subjek eksperimen yang secantik ini! Kecantikan juga merupakan mesin pembunuh. Ubah dia sesuai dengan langkah yang dipakai untuk mengubah Lily. Buat Lily yang lain. Tidak. Dia akan lebih baik dan lebih sempurna dari Lily!"     

Di dalam ruangan, Yu Qinghuan mengerutkan keningnya kuat-kuat. Bola lampu di atas kepalanya berkedip, cahayanya sangat redup, dan kamera padam.     

Ketika staf di ruang CCTV melihat sebuah monitor tiba-tiba berubah menjadi buram, ia kebingungan, "Apa yang terjadi?"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.