Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Jangan Coba-Coba Membodohinya!



Jangan Coba-Coba Membodohinya!

0Gong Mo tersipu, lalu bangkit dan berkata, "Kalau begitu aku kembali ke kamar dulu. Jika dia mulai menangis dan rewel, kamu harus mencari cara untuk menenangkannya. Kalau tidak, aku akan menyusuinya sampai dia berusia dua tahun."     

"Tenang saja, aku justru sudah dari dulu ingin menyapihnya." Sheng Nanxuan justru sudah tidak sabar! "Waktu aku kecil, aku tidak menyusu. Dia sudah satu tahun lebih, kita tidak boleh membuatnya jadi terbiasa."     

Ketika mendengar perkataannya, Gong Mo tidak tahan dan merasa kasihan padanya.     

Bahkan tidak pernah minum susu sesudah lahir. Itu adalah hal yang sangat kejam.     

Huzi tidak peduli ketika melihat Gong Mo pergi.     

Sampai ketika sebelum tidur, Sheng Nanxuan menggendongnya ke kamar tamu. Begitu Huzi melihat kamar tidur yang asing baginya, ia menoleh untuk melihat sekeliling dan dalam hati berkata, 'Di mana Ibu?'     

'Oh, pasti ke sini untuk bermain. Nanti pasti akan pergi ke kamar utama untuk bertemu Ibu dan tidur bersama Ibu!'     

Hasilnya, Sheng Nanxuan dengan kejam menghancurkan mimpi Huzi. Ia menggendong Huzi dan naik ke tempat tidur, juga mengambil botol susu untuk Huzi.     

Huzi menoleh dan merangkak ke satu sisi, "Bubu…"     

"Bersikap baiklah."     

Sheng Nanxuan membawanya kembali dan menekan Huzi ke dalam pelukannya. Ia meletakkan botol susu ke mulut Huzi dan berkata, "Enak sekali…!"     

Huzi memalingkan wajahnya dengan tidak suka.     

Ini bukan apa yang diminumnya sebelum tidur! Jangan coba-coba membodohinya!     

"Tidak mau minum, kan? Ya sudah kalau tidak mau minum." Sheng Nanxuan meletakkan botol susu di samping tempat tidur, lalu berbaring dan mematikan lampu.     

Huzi tertegun sejenak, lalu memeluk Sheng Nanxuan dengan kedua tangannya.     

Sheng Nanxuan berguling dan berbaring miring. Ia menyalakan lampu yang ada di samping tempat tidur, lalu menatap Huzi dan berkata, "Kenapa?"     

"Bubu…" mulut Huzi datar. Ia tampak seperti akan menangis.     

Sheng Nanxuan menghela napas, "Kamu sudah besar. Kamu harus belajar, oke?"     

"..." Huzi terdiam. Apa yang ayahnya ini katakan? Apa ayahnya ini tidak mengerti kalau ia menginginkan Bubunya?     

"Sudah, sudah. Memangnya ada Ayah tidak baik? Sheng Nanxuan menggendongnya dan menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut.     

"Huuu…!!" Huzi membuat suara yang menyedihkan dan segera menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan Sheng Nanxuan.     

Tentu saja Huzi juga sangat menyukai ayahnya, tetapi…     

Ia merindukan ibunya.     

Huzi duduk dan membuat Sheng Nanxuan terkejut. Sheng Nanxuan pun duduk dengan sangat cepat dan menatapnya.     

Huzi merangkak secepat kilat di lantai. Sheng Nanxuan meraihnya kembali dan bertanya, "Kamu mau apa?"     

Huzi menggeliat dan berteriak, "Ibu!"     

"Ibumu sudah tidur."     

"Huuu!" Huzi menangis dan bersandar di bahunya, "Bu…!!!"     

"Bisakah kamu tidak menangis? Bagaimana jika kamu sampai membangunkan ibumu? Jika dia menyusuimu sampai kamu berusia dua tahun, lagi-lagi kamu akan mengganggu tidur Ayah!"     

"Bu…!!" isak Huzi.     

Sheng Nanxuan menghela napas, menepuk-nepuk punggung Huzi, dan membungkusnya dengan selimut, "Kalau begitu kita lihat Ibu sebentar. Tapi kamu jangan menangis."     

"Huhu…." Huzi melingkarkan lengannya di leher Sheng Nanxuan. Ketika melihatnya berjalan keluar, ia segera melihat-lihat sekelilingnya.     

Ketika tiba di pintu kamar tidur utama, Huzi menahan napas dan berhenti menangis.     

Ibunya selalu tidur di sini, jadi di dalam memang benar ada ibunya.     

Sheng Nanxuan meletakkan jari telunjuknya bibirnya dan mendesis dengan misterius.     

Huzi menatapnya lekat-lekat, penuh rasa ingin tahu.     

Sheng Nanxuan dengan lembut mendorong pintu hingga terbuka, lalu melongok ke dalam sambil menggendong Huzi.     

"Bubu!!" teriak Huzi.     

"Shh!" Sheng Nanxuan segera menutup mulut Huzi dan menggendongnya ke samping tempat tidur dengan hati-hati. Sambil menyalakan lampu, ia berbisik, "Bubu sudah tidur, kita jangan mengganggunya…:     

Gong Mo bisa tidur di mana saja. Meski kepalanya agak pusing, tapi tidak mudah baginya untuk bisa tertidur. Ketika hendak bangun, ia mendengar Sheng Nanxuan berkata demikian, jadi ia pun tidak bergerak.     

Setelah lampu dinyalakan, kelopak mata Gong Mo bergerak.     

Huzi membungkuk dari lengan Sheng Nanxuan dan berkata dengan gembira, "Bubu!"     

"Bubu sudah tidur, kita juga tidur, ya?"     

Huzi menatapnya dengan mulut yang datar, 'Apa kita tidak tidur di sini?"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.