Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Punya Satu Anak Lagi Juga Tidak Masalah



Punya Satu Anak Lagi Juga Tidak Masalah

0Karena mereka berdua sedang pamer kemesraan, pembantu dan pengasuh pun menyingkir.     

Gong Mo berbisik pada Sheng Nanxuan, "Aku ingin memberhentikan Kak Zhang."     

Sheng Nanxuan terkejut, "Kenapa? Apa dia sudah melakukan suatu kesalahan?"      

"Tidak." Gong Mo menggelengkan kepalanya, "Aku hanya berpikir Huzi sudah cukup besar. Kelak aku akan memasak untuk kalian berdua. Dengan begitu baru disebut keluarga, kan? Kalau tidak, nanti saat Huzi sudah besar, dia akan membenciku karena tidak pernah memasak untuknya. Lagipula, bukankah sebelumnya kita mempekerjakan Kak Zhang karena tidak ingin Ibu melakukan pekerjaan rumah, jadi sekarang kita sudah tidak membutuhkan dua orang."     

Dulu jika tidak mempekerjakan pembantu juga, Shan Rong akan sibuk melakukan pekerjaan rumah. Lagipula mereka juga tidak kekurangan uang untuk mempekerjakan pembantu. Jika membiarkan Shan Rong menjadi pembantu, mereka akan dianggap orang apa?     

"Kalau begitu berhentikan saja Kak Zhang."     

"Setidaknya tunggu Huzi masuk taman kanak-kanak baru memberhentikan Kak Li. Dia tahu lebih banyak. Jika dia ada urusan dan ingin pergi, aku harus mempekerjakan satu orang lagi."     

"Apa dia saja cukup?" Sheng Nanxuan mengerutkan keningnya, "Kalau hanya dia sendirian, pekerjaannya akan jadi lebih banyak. Takutnya dia tidak bisa bekerja dengan maksimal."     

Gong Mo mengangguk dan berkata dengan suara pelan, "Jadi aku berencana memberi Kak Li kenaikan gaji, tapi juga tidak terlalu banyak. Itu karena aku bisa menyuruh Kak Zhang kembali untuk melakukan pekerjaan paruh waktu seperti bersih-bersih dan sebagainya. Jadi aku tidak akan membuatnya tinggal di sini lagi. Aku merasa tidak nyaman jika ada banyak orang asing di rumah."     

Sheng Nanxuan mengangguk, "Kalau begitu aku ikut apa katamu saja."     

Ia tahu Gong Mo ingin membangun rumah yang hangat. Begitu memikirkan maksudnya ini, hati Sheng Nanxuan melunak.     

Sheng Nanxuan mengulurkan tangannya dan membelai rambut di samping wajahnya, lalu bertanya, "Huzi sudah hampir bisa berjalan, aku ingin membuat ruang bermain untuknya."     

"Sepertinya tidak perlu. Kamar bayinya cukup besar. Dia tidur di tempat yang begitu luas, jadi sisanya bisa untuk bermain, untuk apa membuat kamar khusus?"     

"Tentu saja harus. Kelak kamar bayi akan diubah menjadi kamar tidurnya, jadi ruang bermain akan dibuat terpisah. Nanti saat dia sudah besar, bisa dijadikan ruang belajar."     

Gong Mo tersenyum, "Kita harus tinggal di sini selamanya!"     

Sheng Nanxuan ragu-ragu sejenak, lalu menjawab, "Tempat ini harusnya cukup luas, kan? Punya satu anak lagi juga tidak masalah."     

Gong Mo tersipu, "Baguslah kalau kita bisa terus tinggal di sini. Setelah menikah denganmu, kita terus tinggal di sini saja. Aku merasa tidak rela pindah."     

Gong Mo melihat pemandangan dan benda-benda di sekitarnya, "Banyak barang yang sesudah itu aku ganti."     

"Hm. Jadi kita tidak akan pindah."     

Gong Mo tersenyum cerah, lalu seketika terpikirkan sesuatu, "Kapan renovasinya akan dilakukan? Apakah akan sangat berisik?"     

"Nanti saat Ibu sudah melahirkan, bukankah kita akan pergi ke Italia? Pada saat itu kita bisa melakukan renovasi, jadi saat kembali, rumah ini sudah bisa digunakan."     

Setelah makan, Sheng Nanxuan menyuapi Huzi di ruang makan.     

Gong Mo menuangkan segelas air hangat, lalu ragu-ragu sejenak, sampai akhirnya bisa menghindari penglihatan Sheng Nanxuan untuk minum obat.     

Kalau tahu begini, Gong Mo akan menyembunyikan obatnya di dapur. Dia hanya perlu pergi ke dapur sebentar dan Sheng Nanxuan juga tidak akan mengatakan apa-apa.     

Handphone Sheng Nanxuan berdering. Gong Mo membantu mengambilkannya dan berkata, "Dari Yu Xinzhuo. Mungkin dia ada keperluan mencarimu."     

Sheng Nanxuan meletakkan mangkuk, mengambil dan menerima telepon, lalu mengucapkan beberapa patah kata dan pergi ke ruang belajar.     

Ketika Huzi melihat punggungnya, ia menendang kakinya sehingga sepatu kecilnya langsung melayang begitu saja.     

Gong Mo buru-buru mengambilnya dan memakaikannya kembali sambil berkata, "Ayahmu yang memakaikannya untukmu, ya? Ibu bahkan mengira dia bisa segalanya, ternyata memang ada hal yang tidak bisa dilakukannya dengan baik."     

Hmph! Hmph! Dengan begini Gong Mo bisa tenang. Jika tidak, Sheng Nanxuan bisa melakukan segalanya, dan Gong Mo jadi terlihat sangat tidak berguna.     

"Huhuuu!" Huzi menatap mangkuk di depannya, "Nasi…!"     

Gong Mo menyentuh kepalanya dan berkata pada Kak Li si pengasuh, "Tolong suapi dia dulu."     

Gong Mo segera berlari kembali ke kamar dan menyelundupkan obat ke dapur.     

Ketika Kak Li dan Kak Zhang melihatnya, mereka tidak tahu harus tertawa atau menangis.     

Huzi mengikuti Gong Mo sambil berlinangan air mata. Setelah minum obat, Gong Mo keluar dan menyentuh ujung hidung Huzi, "Anak baik…!"     

…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.