Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Apa Kamu Sudah Merindukanku?



Apa Kamu Sudah Merindukanku?

0"Mana berani aku memberitahunya?" Gong Mo berkata dengan cemberut, "Kamu jangan memberitahu dia, ya?"     

Tepat saat sedang berbicara, handphone Gong Mo berbunyi. Gong Mo mengambil dan meliriknya, lalu berkata dengan panik, "Nanxuan!"     

Yu Xinran tersenyum, "Kalian benar-benar memiliki kontak batin! Baru saja kamu menyebutnya, dia langsung mencarimu."     

Gong Mo meliriknya tanpa daya dan menjawab telepon, "Halo?"     

"Apa kamu sudah makan?" tanya Sheng Nanxuan.     

"Sudah. Kamu? Huzi makan apa?"     

"Nasi ubi ungu. Sekarang masih menyuapinya."     

"Jangan biarkan dia makan ubi ungu terlalu banyak. Nanti perutnya akan terasa tidak nyaman." kata Gong Mo memperingatkan.     

"Aku tahu. Hanya sedikit. Tapi rasanya manis, dia cukup menyukainya."     

Pada saat ini, Sheng Nanxuan sedang duduk di restoran yang terang benderang dan menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.     

Sayangnya ia memeluk Huzi di depannya dan membuat para wanita gemas.     

Tidak disangka, pria tampan seperti ini, ternyata sudah punya anak.     

Begitu melihat cincin kawin yang ada di tangannya, meski mereka ingin mengatakan bahwa ia membantu orang lain menjaga anak, itu juga sudah tidak bisa.     

Sheng Nanxuan mengambil nasi ubi ungu di mangkuk dengan sendok dan memasukkannya ke mulut Huzi.     

Huzi mengunyah dengan sungguh-sungguh, lalu menelan dengan cepat. Jika Sheng Nanxuan telat menyuapinya, ia akan protes.     

"Aaa! Aaa!" Huzi menunjuk kentang tumbuk di atas meja, menunjukkan bahwa ia ingin menghabiskannya. Mana bisa makan hanya sedikit? Tidak ada rasanya!     

Sheng Nanxuan mengulurkan sendoknya, mengambil wortel yang di potong dadu di sebelah kentang tumbuk.     

Begitu melihatnya, Huzi segera memalingkan wajahnya ke samping.     

Sheng Nanxuan menariknya kembali dengan tangannya dan memasukkan wortel ke mulut Huzi.     

Huzi membuka mulutnya dan ingin memuntahkannya, tetapi Sheng Nanxuan berkata, "Tidak boleh dimuntahkan."     

"Huu!" Huzi menendang kakinya pada meja dengan tidak puas dan juga memukul Sheng Nanxuan dengan tangannya.     

'Ayah sungguh mengesalkan! Bisa-bisanya Ayah memberikan sesuatu yang tidak disukainya padaku. Meski Ibu juga begini, tapi Ibu pasti melakukannya demi kebaikanku. Sementara Ayah pasti melakukannya untuk menindasku!'     

Suapan berikutnya, Sheng Nanxuan akhirnya menghadiahinya dengan kentang tumbuk. Huzi sangat senang dan mengunyah dengan girang, 'Hehehe. Sepertinya Ayah masih mencintaiku!'     

"Kapan kamu pulang?" Sheng Nanxuan bertanya pada Gong Mo.     

"Eh? Sebentar lagi aku pulang."     

"Aku tidak mendesakmu, hanya bertanya saja."     

"Hm." Gong Mo terdiam sejenak, lalu bertanya, "Apa yang sedang dilakukan Huzi?"     

Sheng Nanxuan tidak bisa menahan senyumnya, "Kamu merindukan dia, ya? Aku belum pernah melihatmu begitu merindukanku."     

Gong Mo tidak tahu harus berkata apa, lalu menjawab, "Bukankah aku sedang bicara denganmu?"     

"Hmph." Sheng Nanxuan melepaskan earphone perlahan dan meletakkannya di telinga Huzi, "Ayo bicara dengan Ibu."     

"Aaa! Aaa!" Huzi menunjuk piring di atas meja, "Daging! Daging!"     

Ketika Gong Mo mendengarnya, ia tersenyum dan berkata, "Masih begitu kecil, sudah tidak suka kalau tidak ada daging, ya?"     

"Eh?" Mata Huzi berbinar. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan, "Ibu!"     

"Di sini." Sheng Nanxuan menahan tubuhnya yang bergoyang-goyang dan menempelkan earphone ke telinganya.     

Huzi mengulurkan tangan dan meraih earphone, lalu memanggil kebingungan, "Ibu!"     

"Sudahlah, lupakan saja." Sheng Nanxuan mengambil earphone-nya tanpa ragu dan memasangnya pada telinganya sendiri, lalu menyendok sesendok daging cincang dan kembang tahu ke dalam nasi. Ia mengaduknya dan memasukkannya ke dalam mulut Huzi.     

"Apa kamu sudah merindukanku?" tanya Sheng Nanxuan pada Gong Mo.     

Gong Mo tertegun, "Hah?"     

"Pada saat berbicara denganku, kamu tidak merindukanku. Tapi barusan kamu tidak berbicara denganku, jadi seharusnya kamu merindukanku, kan?"     

Gong Mo menjawab dengan geli, "Ini baru berapa lama?"     

"Rindu tidak ada hubungannya dengan seberapa lama waktunya."     

Gong Mo tercekat. Setelah terdiam beberapa saat, ia berkata, "Sebentar lagi aku pulang."     

Yu Xinran yang berada di seberangnya, tertawa pelan.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.