Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Sudah Menerimamu



Sudah Menerimamu

0"Hm?" Wu Di mendongak dan menatap mata Tang Xinxin yang cerah. Ia tertegun dan merasa napasnya tercekat.     

"Kamu benar-benar menyukaiku?" tanya Tang Xinxin.     

Tangan Wu Di gemetar dan perlahan-lahan meletakkan teko yang dipegangnya.     

Ia bukannya tidak pernah mengatakannya, tapi setiap kali mengatakannya, ia selalu ditolak.     

Tang Xinxin yang melihatnya tidak menjawab pun entah mengapa merasa kecewa, tapi juga lega, "Baguslah kalau tidak suka."     

"Aku suka!" Wu Di meraung dengan panik.     

Tang Xinxin menatapnya dengan tatapan kosong.     

Wu Di mengambil napas dalam-dalam dan menatapnya dengan gugup. Setelah beberapa saat, tiba-tiba ia terpikirkan akan sesuatu, "Begini… Tadi kamu bilang Zeng Shuai memiliki banyak wanita, jadi kamu tidak tertarik padanya. Ehm… Dulu aku juga memiliki cukup banyak wanita."     

Tang Xinxin memutar bola matanya. 'Dia bahkan masih bisa mengatakannya.'     

Wu Di buru-buru menjelaskan, "Waktu itu aku belum menemukan cinta sejati, jadi aku lebih sering bergonta-ganti pasangan, tapi aku tidak melakukannya di saat yang sama. Jika aku bersama denganmu, aku pasti akan mengubah segalanya dan menjagamu seorang untuk waktu yang sangat lama."     

Tang Xinxin tidak bisa menahan tawanya, "Terus saja mengucapkan kata-kata manis, memangnya aku sudah menerimamu?"     

"Oh." Wu Di menyentuh hidungnya dengan kecewa.     

Tang Xinxin mengerutkan bibirnya dan berkata dengan masam, "Tapi karena kamu memiliki ketulusan seperti ini, aku juga bukannya tidak bisa memberimu satu kesempatan."     

Wu Di terkejut menatapnya.     

Tang Xinxin berkata dengan serius, "Kamu sudah bilang, kelak semuanya harus diubah."     

"Aku akan berubah, aku akan berubah!" kata Wu Di penuh semangat. Ia memeluknya dan berkata, "Hati Manis, aku sangat menyukaimu!"     

Tang Xinxin tersipu dan mendorongnya menjauh, "Jangan sentuh-sentuh aku! Aku tidak seperti wanita-wanitamu yang sebelumnya."     

"Oke, oke, oke." Wu Di buru-buru duduk tegak. Setelah beberapa saat, ia bertanya dengan suara yang pelan, "Berpegangan tangan boleh, kan?"     

Tang Xinxin memelototinya dengan galak.     

Diam-diam Wi Di mengulurkan tangannya di bawah meja dan mengait salah satu jari Tang Xinxin.     

Tang Xinxin merasa marah sekaligus lucu. Karena takut dirinya benar-benar menakuti Wu Di, dan kelak pria itu tidak mau berpegangan tangan dengannya lagi, lalu apa itu masih bisa disebut berpacaran?     

Ia membuka telapak tangannya, mempersilahkan Wu Di memegangnya.     

Wu Di yang seakan mendapatkan dorongan pun menggandeng tangan Tang Xinxin.     

Tiba-tiba Tang Xinxin menarik tangannya kembali dan memukul bahu Wu Di dengan ringan, "Hanya boleh satu inci saja."     

Wu Di berkata dengan polos, "Aku hanya akan memegang tanganmu saja dan tidak akan berani bertindak lebih."     

Tang Xinxin tercekat. 'Baru saja mulai berkencan, dia sudah banyak mau. Selain berpegangan tangan, apa lagi yang dia inginkan? Kebiasaan buruknya memang tidak bisa diubah.'     

Ketika terdengar suara dari luar pintu, Tang Xinxin buru-buru menegakkan duduknya. Ketika melihat Wu Di tersenyum menatapnya, Tang Xinxin berkata dengan serius, "Duduk baik-baik!"     

"Aku duduk dengan baik." Wu Di melihat postur duduknya sendiri yang benar-benar tegak.     

Tang Xinxin tersedak dan berbisik, "Tidak boleh menatapku!"     

Wu Di memasang wajah muram.     

Selanjutnya, Gong Mo dan Sheng Nanxuan mendorong pintu dan berjalan masuk.     

Wu Di berkata sambil tersenyum, "Huzi, ayo peluk Paman Sepupu!"     

Huzi yang berbaring di bahu Sheng Nanxuan pun menoleh, lalu mendengus sambil menghadapkan pantatnya pada Wu Di, 'Siapa suruh tadi Paman mengabaikanku!'     

Sheng Nanxuan duduk dan bertanya pada Wu Di, "Ada peristiwa membahagiakan apa? Kenapa senang sekali?"     

Wu Di terbatuk pelan dan melirik Tang Xinxin.     

Tang Xinxin tersipu dan melihat ke arah Gong Mo, lalu mulai memakan biji kuaci.     

Huzi merangkak dari dalam pelukan Sheng Nanxuan, mengambil dua biji kuaci dari piring, dan meletakkannya di tangan Gong Mo.     

Gong Mo berbisik, "Kamu tidak bisa memakannya."     

Huzi mendengus dan terlihat sangat tidak senang.     

Saat mengobrol dengan Sheng Nanxuan, Wu Di mengambil biji kuaci dan mengupasnya dengan sekuat tenaga.     

Ia mengupas tanpa memakannya, dan memegang semuanya di tangannya. Ketika biji kuaci yang sudah dikupas itu sudah tidak bisa dipegangnya lagi, ia mendorong-dorong Tang Xinxin dan memberikan semuanya padanya.     

Wajah Tang Xinxin memerah. Ia menatap ke arah Gong Mo dan Sheng Nanxuan.     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.