Menjalin Cinta Dengan Paman

Cepat Singkirkan Tanganmu!



Cepat Singkirkan Tanganmu!

0An Ge'er tertegun.     

Isi kepalanya tiba-tiba kosong, dia merasa ada yang tidak beres.     

Dia sampai lupa untuk bangun dari tempat duduknya, sampai pintu ruangan tiba-tiba terbuka dan seorang pria tampan nan polos terbungkus jubah mandi hitam masuk.     

"Bagaimana kamu bisa ada di sini?"     

Bo Yan memegang handuk di tangannya dan sedang menyeka rambut hitamnya yang berantakan, gerakannya tiba-tiba terhenti dan melihat gadis kecil itu dengan ekspresi yang aneh. Dia menatapnya dengan mata yang menyipit.     

"Ah, itu, aku mengantarkan kopi untuk paman."     

An Ge'er berdiri dengan cepat, lalu baru menyadari bahwa file yang berisi fotonya di laptop belum ditutup, wajahnya memerah seketika. Dia ingin menghapusnya, tetapi pamannya ada di depannya, bagaimanapun juga dia tidak bisa melakukan apa-apa.     

Bo Yan terus memperhatikan wajahnya, melihat tatapan matanya terus berkeliaran di layar laptopnya, pria itu pun tertegun.     

Dia berjalan mendekat beberapa langkah, dan ketika dia melihat gambar-gambar di layar laptopnya, matanya menjadi lebih kelam, tapi dia seperti menghela napas lega.     

Untung saja An Ge'er tidak melihat sesuatu yang lebih penting.     

Pria itu duduk, melirik ke arahnya lalu melihat cangkir kopi di depannya. Dia kemudian perlahan-lahan menyesap kopi dan mendapati gadis kecil yang tersipu malu dan tampak bingung itu.     

Gerak-geriknya sudah sangat jelas, dia telah mengintip isi laptopnya, bukankah seharusnya gadis kecil ini menjelaskan sesuatu?     

Di sisi lain An Ge'er merasa semakin canggung, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pamannya menyimpan fotonya di laptopnya. Dan sekarang dia mengetahuinya, bukankah pamannya harus mengatakan sesuatu?     

Tapi An Ge'er tidak bisa setenang pria ini, dia menggigit bibirnya dan berkata, "Paman, itu… aku sudah tinggal di sini, bisakah kita berbicara tentang peran dalam game online…"     

Ketika mendengarnya, Bo Yan tiba-tiba membanting gelas kopi di tangannya ke meja dan membuat suara yang keras.     

An Ge'er langsung kaget, kemudian melihat wajah pamannya yang tanpa ekspresi, dia menggertakkan giginya dan berkata, "Apakah perkataan paman tidak bisa dipegang? Kini tidak mau mengakuinya?"     

Ketika An Ge'er berkata seperti itu tentangnya, Bo Yan melihat ekspresi hati-hati di wajah gadis ini.     

"Kemari."     

An Ge'er dengan patuh membungkukkan badannya.     

Hanya membungkukkan badannya saja, detak jantung An Ge'er sudah menjadi sedikit tidak terkendali.     

Getaran itu langsung muncul begitu saja.     

Paman baru saja selesai mandi, tubuhnya penuh dengan aroma yang segar, jubah mandi hitam besar masih melekat pada tubuhnya, rambut hitamnya masih sedikit basah, dan tetesan air mengalir melalui leher jatuh ke dadanya. Dari sudut ini bisa terlihat samar-samar dadanya yang kokoh dan kencang, penuh dengan pesona dan keseksian yang tak tidak bisa dijelaskan.     

Gluk!     

Gadis kecil ini tanpa sadar menelan ludahnya.     

Saat Bo Yan sedang membuka file lain di laptopnya, dia mendengar reaksi An Ge'er dan menoleh, "Ada apa?"     

An Ge'er tersipu, "Ehem, itu… aku haus."     

An Ge'er benar-benar tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya sekarang.     

"Minumlah kalau haus."     

Pamannya seperti tidak menyadari ketidaknormalannya dan mendorong gelas kopi ke depannya.     

Otak An Ge'er sepertinya sudah mati, dia akan melakukan apa pun yang diminta pamannya. Saat meminum kopi itu, dia merasa bahwa pahit kopi itu mengandung semacam napas jernih yang unik seorang pria…     

Dia tiba-tiba membeku!     

Mati!     

Ini… sepertinya ini adalah cangkir yang baru saja diminum pamannya…     

Jadi apakah mereka berciuman secara tidak langsung?!     

An Ge'er yang panik itu pun dengan cepat meletakkan kopinya, tetapi tangannya tidak sengaja bergetar dan menumpahkan kopi ke bagian bawah jubah mandi hitam Bo Yan.     

"Ah, maaf, Paman, maafkan aku!"     

An Ge'er dengan cepat membungkuk dengan tangan yang sudah menggenggam tisu, dia membantu mengusap noda kopi itu sambil menggertakkan giginya.     

Bo Yan melihat tangan kecil gadis itu bersentuhan dengan bagian bawah tubuhnya, sorot matanya seketika menjadi gelap, dia segera berkata, "Singkirkan tanganmu!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.