Menjalin Cinta Dengan Paman

Keterampilan Akting yang Luar Biasa!



Keterampilan Akting yang Luar Biasa!

0"Raja Aktor Qin, kebetulan Anda datang! Cepat bantu adik perempuanmu untuk beradu akting," kata sutradara dengan cepat.     

Sebenarnya, sutradara sama sekali tidak memandang An Ge'er, dia hanya ingin segera mengakhiri audisi itu.     

Baginya, pendatang baru seperti An Ge'er biasanya hanya akan merepotkan orang-orang yang terlibat di audisi mereka.     

Melihat sutradara berkata seperti itu, tenggorokan An Ge'er pun rasanya seperti tersedak. Ia terpaksa menelan kembali perkataannya.     

Sebenarnya, ada dua keuntungan yang bisa didapatkan An Ge'er jika beradu akting dengan Qin Mo. Pertama, dia akan sangat mudah terbawa emosi, dan kedua, dia juga akan sangat mudah berkonsentrasi.     

Kemunculan Qin Mo di hadapan An Ge'er sangat nyata, sorot matanya pun sulit berpaling. Saat itu, An Ge'er melupakan semua hal yang ada di seluruh tubuhnya.     

Qin Mo terlebih dahulu beradu akting dengan seorang aktris lainnya dan membicarakan rahasia gelap yang tidak boleh diketahui orang lain.     

"Yuan Yin, harus berapa lama lagi kita berpura-pura seperti ini? Aku tidak ingin terus membiarkan mereka menganggap bahwa aku hanyalah adik perempuanmu. Kamu pernah berjanji padaku, setelah kamu merebut kembali dinasti Tianjing, kamu akan segera menikahiku."     

'Adik perempuan' tokoh utama pria meremas lengan tokoh utama pria itu, wajah cantiknya membawa menunjukkan ekspresi kegilaan yang berlebihan.     

Mata tokoh utama pria sedikit terkulai, tatapannya menjadi rumit, dan bibirnya terus bergerak-gerak. Begitu dia akan membuka mulutnya, dia seolah merasakan sesuatu yang membuat tubuhnya menegang tiba-tiba. Kemudian, dia perlahan membalikkan badannya. Benar, itu adalah sosok ramping yang sangat akrab baginya.     

Gadis itu hanya melihat mereka seperti itu, tanpa ada gerakan apa pun. Tapi, dia tampak jauh, seperti berubah menjadi orang lain.     

Kemudian, Qin Mo melihat sudut bibir An Ge'er terangkat seperti sedang tersenyum.     

'Benar, dia sedang tersenyum,' batin Qin Mo.     

Hanya saja, senyuman yang ditampilkan An Ge'er itu merupakan senyuman yang dipaksakan. Qin Mo merasa seperti melihat bunga di tepi sungai Wang Chuan yang sedang berayun, tapi secara bersamaan juga merasa ada sebuah busur yang menyayat hatinya.     

An Ge'er tidak menangis, tapi senyumnya itu justru membuat hati orang lain seketika terenyuh, terasa sesak. Bahkan, beberapa orang yang ada di ruangan audisi itu tidak berani bernapas.     

Qin Mo tercengang, semua orang juga tercengang.     

Sutradara memegang buku naskah dengan erat sambil menatap An Ge'er dengan mata terbelalak.     

Bibir tipis Qin Mo sedikit bergerak, dan berteriak memanggil nama An Ge'er dalam drama itu, tokoh utama wanita, "Qing Ge..."     

Senyuman di sudut bibir An Ge'er perlahan melebar. Setelah mendengar Qin Mo memanggilnya dengan nama itu, ada senyuman cerah tidak terlukiskan di wajahnya. Namun, secara bersamaan muncul lapisan kabut tipis di bawah matanya.     

Qin Mo tidak tahu, mengapa saat itu dia benar-benar memiliki keberanian, hatinya sangat sakit hingga seolah terkoyak.     

Qin Mo berhadapan dengan An Ge'er, tapi gadis itu tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia mundur satu langkah, kemudian membalikkan badan dan pergi. Qin Mo sepertinya menyadari sesuatu, pria itu pun segera mengejarnya, menarik tangannya, dan menggenggam kedua bahunya. Namun, saat An Ge'er menoleh, lagi-lagi Qin Mo dibuat terkejut.     

An Ge'er menatap Qin Mo. Wajah cantiknya itu dibasahi dengan mata, menjadi seperti buah persik yang bersinar dan dingin dan sudah sejak lama berubah menjadi merah. Kebetulan, pada detik itu juga ada setetes air mata yang baru jatuh dari sudut matanya, mengalir mengikuti garis pipi putihnya, lalu menuju rahangnya, dan jatuh sampai ke tangan Qin Mo.     

Air matanya, percikannya, dan diamnya. Semua yang ditampilkan oleh An Ge'er itu membuat orang yang melihatnya merasa pilu sampai merasa tercekik.     

Saat menghadapi semua kebenaran itu, saat menghadapi Qin Mo, An Ge'er tidak menangis. Namun setelah gadis itu membalikkan badan dengan sombong, air matanya mengalir seperti ombak di lautan yang menerobos masuk ke sebuah bendungan.     

Sutradara bahkan hampir meneriakkan kata 'cut'. Namun, dia hanya mengambil dan mengangkat tinggi buku naskah, lalu menatap mereka dengan wajah terkejut.     

Saat ini, ada perasaan sedih dan suram yang tampak sangat dalam di dalam hatinya, seolah ingin memuji setiap orang secara berlebihan. Semua orang juga tidak bersuara, hanya ada perasaan sakit di dalam hati yang tidak dapat diucapkan.     

Sutradara akhirnya tersadar, dia menggoyangkan buku naskahnya, merasa mungkin ada orang yang tidak melihatnya, kemudian berteriak 'cut' sekali lagi. Hanya saja, suaranya tidak begitu lantang.     

Begitu selesai, An Ge'er segera menyeka air matanya, perlahan tersenyum dan kembali ke tempat duduknya, dengan acuh tak acuh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.