Menjalin Cinta Dengan Paman

Qin Mo, Kita Putus



Qin Mo, Kita Putus

0Pupil mata Qin Mo menyusut, dia sama sekali tidak menyangka bahwa An Ge'er akan bersikap seperti ini terhadapnya.     

"An Ge'er, aku tahu kamu masih marah padaku, tapi aku melakukan hal seperti itu hanya karena tidak ingin kamu menyesal di kemudian hari. Dia adalah kakak perempuanmu, jika dia hancur, apakah kamu akan benar-benar merasa senang?"     

Qin Mo melanjutkan, "Sebenarnya, seberapa besar kebencianmu kepadanya hingga bisa melakukan hal seperti itu?!"     

'Apa?!'     

Saat mendengar perkataan Qin Mo, An Ge'er tiba-tiba merasa sangat konyol. Ia bahkan tidak tahu harus berkata apa.     

'Benar, sebenarnya seberapa besar kebenciannya An Ruxue hingg melakukan hal yang sangat tercela itu terhadapnya?!'     

"Lalu? Jika kamu tidak ada urusan lain, aku akan pergi dulu."     

An Ge'er tidak bisa terima jika pembicaraan di antara dirinya dan Qin Mo selalu membawa-bawa nama wanita lain.     

"An Ge'er..." Qin Mo tiba-tiba memanggilnya, tapi An Ge'er menghentikannya tepat waktu.     

An Ge'er menghentikan langkah, berbalik menatap Qin Mo. Kemudian, dia berkata dengan acuh tak acuh, tenang seperti air di sebuah kolam yang sangat dalam.     

"Oh iya, ada satu hal yang ingin aku katakan padamu. Sebenarnya, sampai sekarang aku masih merasa tidak paham dengan maksud perkataan Kakak Qin Mo saat kita berada di rumah sakit hari itu."     

An Ge'er berhenti sejenak, ada makna yang dalam melintas di dalam matanya. Gadis itu pun melanjutkan, "Tapi sekarang, itu semua sudah tidak penting lagi bagiku."     

Perkataan Qin Mo saat itu memang sudah tidak penting bagi An Ge'er.     

Pada saat itu di rumah sakit, Qin Mo mengatakan bahwa dia menyukai An Ge'er. Namun setelah terjadi kejadian seperti ini, gadis itu lebih memilih untuk melupakannya, seolah-olah tidak pernah mendengar apa yang pria itu katakan.     

"Jadi, lebih baik kita putus saja."     

"Apa yang kamu katakan!?"     

Begitu perkataan An Ge'er terucap, rona wajah Qin Mo tidak lagi tegang, tetapi langsung berubah menjadi pucat.     

An Ge'er melihat ada yang aneh, tapi dia hanya mengangkat alisnya dan lanjut berbicara, "Bukan apa-apa, tapi seperti yang kamu katakan di TV, aku hanyalah adik perempuanmu."     

Harus diakui, saat melihat sosok Qin Mo yang saat ini terlihat terguncang, An Ge'er tiba-tiba merasa sangat senang, seperti sudah melakukan balas dendam. Setelah kesenangan itu mulai mereda, ada perasaan sakit yang dalam yang justru lebih menyayatnya.     

'Qin Mo sama sekali tidak menyukainya, 'kan?' batin An Ge'er.     

"An Ge'er, kita perlu bicara!" Qin Mo buru-buru meraih tangan An Ge'er dan mengajaknya bicara.     

Namun pada saat yang bersamaan, terdengar panggilan untuk nomor audisi tujuh yang diteriakkan sutradara. Suara itu bergema di telinga dan An Ge'er pun langsung menunjuk ke depan.     

Dengan sudut bibir sedikit terangkat, An Ge'er berkata, "Maaf, sutradara sudah memanggilku. Tapi aku harap, kali ini Kakak Qin Mo tidak datang mencariku karena wanita lain."     

An Ge'er selesai berbicara dan segera kembali ke ruang audisi.     

Sutradara sudah menunggu beberapa saat. Jika bukan karena menghargai status Tang Shisan, sutradara itu pasti sudah enggan menanti An Ge'er atau bahkan mengutuknya sejak awal.     

Sutradara itu terkenal paling kejam di industri hiburan.     

Saat An Ge'er bergegas masuk, dia segera meminta maaf. Beberapa orang di dalam ruangan itu yang menyadari bahwa dia adalah seorang pendatang baru mulai membicarakannya dari bawah panggung. Mereka mengatakan bahwa dia adalah gadis yang benar-benar tidak dapat membedakan baik dan buruk.     

Orang-orang menganggap bahwa An Ge'er terlalu berani bersikap begitu angkuh di tempat semacam itu dan dia tidak menyadari posisi dirinya.     

'Bagaimana mungkin dia berani membiarkan semua orang menunggunya?'     

Sutradara tidak mengatakan apa-apa, tapi ekspresi wajahnya jadi tidak sedap dipandang. Sutradara langsung menyuruh An Ge'er untuk segera berakting.     

Kebetulan, begitu An Ge'er melihat adegan yang dipilihnya, dia menemukan bahwa dia harus melakukan akting yang sama dengan Ye Yuwei sebelumnya!     

Bagi An Ge'er, itu adegan yang tidak bagus untuk diperankan.     

Semua orang melihat An Ge'er sebagai pendatang baru. Bahkan jika orang yang membawanya adalah Tang Shisan, pada saat seperti ini orang-orang pasti tetap tidak bisa menahan diri untuk tidak merendahkannya dan menunggu kesalahan sehingga bisa menjadikannya sebagai bahan lelucon.     

Di dalam industri hiburan, aktor lama biasanya memang akan merasa keberatan dengan para pendatang baru. Pasalnya, mereka terus berdatangan dan akan merebut sumber daya dan keuntungan bintang-bintang lama.     

Terutama, pendatang batu yang memiliki pesona murni seperti An Ge'er.     

An Ge'er melirik Tang Shisan yang sedang menatapnya dengan tenang.     

Sutradara kemudian mencarikan lawan akting untuk An Ge'er. Namun saat dia sedang memilihkan siapa yang harus jadi pemeran utama pria, tiba-tiba sebuah suara yang lembut dan rendah terdengar di dalam ruang audisi, "Aku saja."     

Segera setelah itu, An Ge'er melihat Qin Mo muncul dari pintu dan berjalan ke hadapannya. Pria itu tidak berjalan dengan terburu-buru, tidak juga berjalan lambat.     

An Ge'er menghela napas dalam, 'Mengapa Qin Mo harus muncul lagi?'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.