Menjalin Cinta Dengan Paman

Bibirnya Digigit Kucing Liar?



Bibirnya Digigit Kucing Liar?

0Kejadian itu benar-benar tidak bisa dipercaya.     

'Apakah itu benar-benar aku? Semalam, aku memaksa mencium seseorang, dan orang itu adalah paman?!'     

Untuk sesaat, beberapa kata terus bergema di benak An Ge'er.     

'Habislah aku!' batin An Ge;er. Dia telah memaksa paman dan menciumnya!     

An Ge'er meletakkan tangan di bibirnya dan noda darah itu menghilang begitu dia menggosoknya. Bukan miliknya, sudah jelas darah itu adalah... milik Bo Yan.     

Lagi-lagi, An Ge'er memukul kepalanya. Gadis itu memaki dirinya sendiri dengan suara rendah, kemudian menutup matanya. Akhirnya, dia juga memiliki perasaan benci kepada dirinya sendiri.     

An Ge'er benar-benar tidak punya keberanian untuk melanjutkan mengingat-ingat kembali apa yang terjadi semalam.     

Gadis itu meringkuk di tempat tidur seperti burung unta. Saat melihat sweter mewah yang tergeletak di tempat tidur, muncul pemandangan lain di benaknya. Akhirnya An Ge'er ingat, dirinya sendirilah yang melepas pakaiannya dan langsung jatuh ke tempat tidur dalam kondisi setengah sadar.     

An Ge'er juga ingat pada saat itu sepertinya ada sosok tinggi yang sedang berdiri di sampingnya...     

Kali ini An Ge'er sangat ketakutan sehingga dia jatuh dari tempat tidur. 'Tuhan tidak bercanda denganku, 'kan?'     

Gadis itu tidak habis pikir dengan apa yang telah dia lakukan. 'Setelah mencium paman dengan bersemangat, apakah aku benar-benar melepas pakaian di depannya?!'     

Pikiran An Ge'er sangat berantakan pagi itu. Ketika telepon di kamar tiba-tiba berdering, dia terkejut dan bingung.     

Saat An Ge'er menerima telepon itu, dia mendengar suara yang akrab dan elegan dari sana, "Apakah kamu sudah bangun? Turunlah untuk makan."     

Tiba-tiba mendengar suara paman membuat jiwa An Ge'er hampir terbang karena ketakutan. Namun, dia tidak ingin menunjukkan hal itu dan segera menahan napas sambil berkata, "Bangun. Sudah bangun. Aku akan segera turun."     

Setelah menutup telepon, seluruh tubuh An Ge'er menjadi lemas. Namun sesaat setelah itu, dia bangun dan dengan cepat mengganti pakaian, lalu bergegas ke kamar mandi.     

An Ge'er berpikir sejenak, dia minum terlalu banyak tadi malam, jadi akan wajar jika dia tidak ingat apa-apa. Akhirnya, gadis itu pun bertekad untuk bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.     

Bagi An Ge'er, tidak masalah jika dia menipu dirinya sendiri atau dianggap tidak memiliki keberanian. Pasalnya, jika dia tidak melakukan hal seperti itu, jika dia tidak berpura-pura bahwa semua itu tidak terjadi, dia pasti tidak akan sanggup hidup di bawah satu atap dengan pamannya.     

Ketika An Ge'er turun untuk makan, Bo Yan sudah duduk di lantai bawah.     

Bo Yan menatap layar laptop sambil makan dengan anggun. Saat melihat An Ge'er turun, dia bersikap seperti tidak melihatnya dan tidak banyak bicara.     

Saat makan, An Ge'er merasa seperti sedang duduk di ujung jarum. Dia mencoba untuk makan secepat mungkin dan menyelinap pergi dari sana, tetapi tidak bisa.     

Mata An Ge'er tidak fokus, menyapu area sekitar. Saat tiba-tiba matanya melihat bibir tipis Bo Yan, pandangannya tiba-tiba membeku.     

Berpikir bahwa sudut bibir yang dingin, tajam, dan tipis itu telah digigit olehnya membuat An Ge'er terdiam. Tanda yang jelas itu terlihat cukup ambigu, sangat mudah memancing imajinasi orang lain terhadap pria tampan sepertinya.     

"Kamu sedang melihat apa?"     

"Uhuk!" An Ge'er tersedak. Dengan cepat, gadis itu menggigit sumpit dan mengalihkan pandangannya, menghindar dari tatapan Bo Yan. "Paman, mengapa bibirmu terluka?'     

Tuhan benar-benar tidak memberinya harapan apa pun, hal-hal yang tidak berani saya bayangkan itu, sebenarnya benar terjadi ...     

Bo Yan meliriknya dengan ekspresi tenang, "Yah, aku digigit kucing liar kecil tadi malam."     

"..." Mendengar jawaban Bo Yan, An Ge'er tidak bisa berkata-kata.     

An Ge'er pun menundukkan kepalanya dan berpura-pura tidak bersalah. Dia menyesal telah bertanya dan pasti tidak akan bertanya lagi tentang hal itu. 'Bagaimana mungkin ada kucing liar kecil di rumah ini?'     

Tapi…     

Ah Dong berjalan sambil membawa sebuah dokumen dan ingin menyerahkannya kepada Bo Yan. Siapa sangka, pria itu ternyata mendengar pernyataan bosnya tentang kucing liar. Karena tidak paham, dia pun bertanya, "Bos, memangnya kapan Anda memelihara kucing liar kecil? Mengapa saya tidak melihatnya?"     

Saat mendengar itu, pipi An Ge'er langsung memerah. Dia pun menunduk untuk menyembunyikan wajahnya.     

Bo Yan tidak berbicara, hanya melirik sebentar ke arah gadis kecil yang wajahnya seolah-olah akan dikubur di piring itu. Melihat tingkah konyol An Ge'er, sudut bibir pria itu sedikit terangkat, muncul lekukan yang menawan.     

Ah Dong terkejut ketika melihat luka di sudut bibir Bo Yan, "Bos, wanita mana yang menggigit bibirmu?!"     

'Wanita yang mana, wanita yang mana…'     

"..." Diam-diam, An Ge'er merasa sudah ingin menangis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.