Menjalin Cinta Dengan Paman

Setan Kecil yang Menyusahkan



Setan Kecil yang Menyusahkan

0Setelah melepaskan belenggu satu demi satu, An Ge'er berbaring di kasur dan langsung tidur lagi. Gadis kecil itu memejamkan mata, tertidur lelap, bahkan sampai mengeluarkan suara dengkuran pelan.     

An Ge'er tidur dengan sangat manis. Namun, pria yang ada di sebelahnya tidak bisa tenang lagi.     

Bo Yan melihat gadis kecil yang setengah matang itu, hitam putih yang memikat.     

An Ge'er adalah gadis kecil yang selama ini bersembunyi di lubuk hati Bo Yan, orang yang dicintainya. Semua adegan itu membuatnya tidak bisa tetap acuh tak acuh.     

Jadi...     

Bo Yan memutuskan untuk pergi ke kamar mandi. Setelah mandi air dingin selama setengah jam, suhu panas di tubuh pria itu akhirnya memudar.     

Ketika keluar, Bo Yan mengenakan jubah mandi hitam dan memegang handuk panas di tangannya. Pria itu berjalan ke arah An Ge'er dan mulai menyeka punggung telanjang gadis itu dengan lembut.     

Gadis kecil itu tertidur dalam kondisi yang sangat mabuk, seperti mati rasa. Malam hari itu keringatnya bercucuran, tubuh yang diseka menjadi lebih segar.     

Setelah melepas celananya dan menyekanya berulang-ulang, Bo Yan berhenti. Untuk bagian depan tubuh atas An Ge'er, dia tidak bisa memikirkannya. Bukan karena hal lain, tetapi pria itu tidak ingin menyiksa dirinya sendiri.     

Namun, gadis kecil itu berbalik dan telanjang!     

"..." Bo Yan pun terdiam.     

Bo Yan yang biasanya selalu tenang, akhirnya memiliki cacat di wajahnya, tampak goyah. Dia benar-benar tidak bisa melihat adegan itu. Pria itu mengulurkan tangannya, berusaha menutupi tubuh An Ge'er dengan selimut.     

Setelah itu, Bo Yan berjongkok dan melepas sepatu serta kaos kaki An Ge'er. Dia dengan hati-hati menyeka kaki gadis kecil itu.     

Kaki An Ge'er bergitu cantik dan imut, terutama bagian kukunya yang penuh dan bulat, putih dan lembut. Bo Yan terus menyekanya, hingga tiba-tiba dia mengumpat di dalam hati.     

'Sial.'     

Bo Yan bertanya-tanya dalam hati, sebenarnya, trik macam apa yang An Ge'er berikan kepadanya sehingga hanya dengan melihat kaki kecil gadis itu saja sudah bisa membuatnya bereaksi lagi!     

Setelah membersihkan seluruh tubuh An Ge'er, Bo Yan turun ke lantai bawah.     

***     

Keesokan harinya.     

An Ge'er merasa bahwa dia tidur dengan sangat nyaman kali ini. Gadis itu bangun dalam keadaan linglung, dia bahkan merasa bingung dan tidak tahu tahun berapa sekarang.     

Pada posisi setengah duduk, selimut yang menutupi tubuh An Ge'er pun meluncur ke bawah, memperlihatkan bahu bundar dengan lengkungan yang memikat.     

An Ge'er pun menjambak rambutnya dan tiba-tiba membeku.     

'Tunggu... Aku, aku tidak memakai pakaian apa pun?'     

Wajah An Ge'er tiba-tiba memucat.     

Faktanya, An Ge'er selalu tidur dengan piyama setiap hari, terutama setelah datang ke vila pamannya itu. Bahkan, dia tidak berani mengekspos setengah tubuhnya, baik bagian atas maupun bawah.     

Hal itu An Ge'er lakukan bukan karena dia takut dengan apa yang akan terjadi pada pamannya, tetapi dia tidak terbiasa tinggal sendirian dengan pria lain.     

'Tapi, apa yang terjadi tadi malam?'     

An Ge'er berusaha mengingat kembali hal-hal yang terjadi di malam sebelumnya.     

Semalam, An Ge'er pulang ke vila. Dia merasa seolah-olah telah bertemu pamannya dan berhenti. Kemudian, kemudian... An Ge'er menepuk kepalanya sendiri. Gadis itu merasa ingin mati, minum benar-benar sebuah kesalahan.     

An Ge'er mengenakan pakaiannya yang jatuh ke lantai. Dia berkeliling ruangan untuk melihat apakah ada jejak yang mencurigakan.     

Ketika An Ge'er berjalan ke kamar mandi, dia tercengang saat melihat sudah ada air di bak mandi. Otaknya membeku seketika.     

'Tidak mungkin aku pergi mandi tadi malam. Tetapi, siapa yang mengisi air di bak mandi ini?'     

An Ge'er menggelengkan kepalanya, wajahnya pucat.     

'Di vila ini, selain paman… ada siapa lagi?'     

An Ge'er pun panik, dia berjalan menuju wastafel dan membasuh wajahnya. Gadis itu mengangkat kepalanya, menepuk-nepuk wajahnya ringan, lalu menatap bayangannya di cermin.     

Mata An Ge'er tiba-tiba membesar setelah melihat sesuatu yang aneh.     

An Ge'er melihat warna merah cerah tercetak di bibirnya dengan sangat jelas. Seperti sambaran petir yang tiba-tiba membuat malam menjadi terang, pada saat itu, sebuah adegan terlintas di benaknya.     

An Ge'er melompat ke depan, kemudian menggigit bibir tipis seseorang.     

Saat memikirkan adegan itu, An Ge'er pun merasa sangat terkejut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.