Menjalin Cinta Dengan Paman

Kamu Ingin Memulai Percakapan Denganku?



Kamu Ingin Memulai Percakapan Denganku?

0An Ge'er menatap tajam pria di depannya sambil berpikir, 'Mengapa dia seperti ini di tempat umum dan tidak memedulikan waktu yang tepat? Apa yang sebenarnya ingin dia lakukan?!'     

"Gadis kecil, lihat tiket, ini tempat dudukku."     

Bibir tipis pria itu bergerak sedikit, dia mengeluarkan beberapa kata tanpa tergesa-gesa. Sambil berbicara, ujung jarinya yang putih dan ramping menyodorkan tiket ke depan An Ge'er.     

Mendengar itu, An Ge'er kehilangan kata-kata. Pria itu berbicara dengan nada menghina, seolah-olah sedang berbicara dengan seekor semut.     

An Ge'er tidak memedulikan hal itu. Setelah menerima tiket pria itu, dia melihat informasi yang tertulis di sana, seperti nomor kursi dan lain sebagainya. Gadis itu pun mengangkat alisnya dan terdiam.     

Namun, An Ge'er tidak pergi. Kedua tangan pria itu terlipat di dada, tubuhnya bersandar ke bus.      

"Bagaimana, masih tidak pergi? Atau kamu memang ingin memulai percakapan denganku?"     

Begitu pria itu mengeluarkan suara, wajah An Ge'er berubah dalam sekejap. Apa yang dikatakan pria itu benar-benar membuatnya terkejut.     

'Apa ini bisa disebut sebagai percakapan?!'     

Suara pria itu tidak lantang atau pelan, tetapi semua orang di dalam bus bisa mendengarnya dengan jelas. Mereka pun segera menatap An Ge'er dengan pandangan aneh.     

An Ge'er menggertakkan gigi, menahan rasa kesalnya.     

Setelah beberapa saat, ketika sopir bus akhirnya mulai mengemudi, An Ge'er mencondongkan tubuhnya dan tersenyum kepada pria itu.     

"Maaf, Anda memang tidak duduk di kursi yang salah... Hanya saja..."     

An Ge'er berhenti sejenak. Pandangan matanya sedikit tidak sabar, tapi senyum di sudut bibirnya semakin dalam. Kemudian, beberapa kata perlahan keluar dari mulutnya, "Hanya saja, Anda duduk di bus yang salah."     

Wajah pria itu pun langsung membeku.     

Tapi beberapa saat kemudian, dia langsung sadar. Dia tiba-tiba menatap An Ge'er dengan penuh arti, sudut bibirnya sedikit terangkat dan dia berkata, "Sungguh? Terima kasih atas peringatanmu."     

Setelah mengatakan itu, pria itu tiba-tiba membuka jendela bus.     

Pupil mata An Ge'er pun menyusut, dengan cepat meraih pria itu dan berteriak, "Apa yang ingin kamu lakukan?!"     

'Melakukan apa?'     

Pria itu melirik dua mobil offroad di jalan raya yang sedang mengejarnya di belakang. Di dalamnya juga ada orang yang mengenakan seragam militer. Ketika dia melihat An Ge'er lagi, dia mengangkat sudut mulutnya dan tersenyum paksa, "Aku salah naik bus, tentu saja harus turun."     

An Ge'er terkejut, dia bertanya apa pria itu sudah gila? Sementara saat dia lengah, jari-jari yang gesit milik pria itu memegang telinganya dan melepas maskernya.     

"Hei, kamu!"     

Ada kilatan terkejut dalam mata sipit dan merah yang menyerupai mata burung phoenix milik pria itu.     

An Ge'er pun langsung memelototinya, meraih masker dan memakainya kembali. Gadis itu melihat sekeliling, dan untungnya tidak ada yang mengenalinya.     

Lengkungan bibir tipis pria itu membangkitkan pesona jahat dan kegilaan. Dia pun memandang An Ge'er sejenak, kemudian berkata, "Percayalah, kita akan bertemu lagi."     

Setelah mengatakan itu, mengabaikan bus yang masih berjalan, pria itu pun langsung melompat keluar dari jendela yang terbuka!     

An Ge'er tercengang dan buru-buru mendekati jendela bus. Dia melihat pria itu berguling di belakangnya, bersandar di tanah dengan satu tangan, mengangkat mata untuk menatapnya, dan tersenyum jahat.     

Anehnya, pria itu berhasil keluar dari bus yang sedang melaju itu tanpa cedera!     

Orang-orang yang berada di dekat tempat duduknya juga tercengang.     

An Ge'er tidak mengerti apa yang terjadi. 'Baru saja, pria itu tiba-tiba melompat dari bus, dan dia turun tanpa terluka?!'     

Semua orang pun menoleh ke belakang. Seorang penumpang berteriak bahwa seseorang telah melompat dari bus. Saat sopir bus baru saja akan berhenti, mereka semua tiba-tiba mendengar beberapa suara tembakan.     

Sopir bus itu pun langsung memeriksa keadaan dari kaca spion dengan ketakutan. Dia melihat dua mobil offroad muncul di cermin, sekelompok orang yang mengenakan seragam militer melompat keluar dari mobil, memegang senjata di tangan mereka, seolah-olah mereka sedang mengejar sesuatu di hutan dari kedua sisi jalan.     

Melihat kondisi itu, sopir bus segera menginjak pedal gas, takut mereka akan terluka.     

An Ge'er masih melihat ke luar jendela bus sambil mengerutkan kening.     

Bukannya khawatir tentang apa yang akan terjadi kepada pria itu, tetapi An Ge'er merasa bahwa pria itu terasa sangat familier, seolah memiliki keakraban yang tak bisa dijelaskan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.