Menjalin Cinta Dengan Paman

Paman Menemukan Pil Kontrasepsi yang Dia Beli



Paman Menemukan Pil Kontrasepsi yang Dia Beli

0An Ge'er menatap mata pria di hadapannya tanpa emosi dan kelembutan sedikit pun. Sedangkan pria itu menelan kembali perkataannya ke dalam tenggorokan.     

Sungguh konyol. Orang yang hampir menabrak An Ge'er adalah pacarnya. Ternyata pria itu adalah Qin Mo.     

An Ge'er membalikkan badan dan segera pergi.     

"Tidak, An Ge'er, dengarkan penjelasanku. Masalah yang kemarin itu tidak seperti yang kamu pikirkan..."     

Qin Mo buru-buru meraih lengan An Ge'er, tetapi gadis itu langsung menepisnya.     

Pada saat yang bersamaan, tangan An Ge'er yang terus memegang sesuatu dengan begitu erat tidak sengaja terlepas, sesuatu itu pun terhempas keluar.     

Kebetulan, barang itu jatuh di antara An Ge'er dan Qin Mo.     

An Ge'er segera bertindak untuk mengambilnya, tetapi ada orang yang jauh lebih cepat darinya.     

Qin Mo dengan sadar mengambilkan untuknya. Namun, begitu melihat barang milik An Ge'er yang ada di tanah itu, ada perubahan besar di wajahnya.     

Sambil mengambil kotak obat itu, Qin Mo menatap An Ge'er dengan tidak percaya, ujung jarinya sedikit gemetar...     

Qin Mo tertegun menatap An Ge'er. Bibir pria itu bergerak-gerak, seperti ingin mengatakan sesuatu. Namun, dia tidak bisa mengatakan apa-apa karena seperti ada sesuatu yang menyumbat tenggorokannya dengan begitu hebat. Hal itu juga membuatnya merasa tertekan dan panik.     

Di sisi lain, An Ge'er hanya merasa hidupnya sungguh ironis. Dia pun langsung menyambar kotak obat itu dari tangan Qin Mo, membalikkan badan, memasukkan kedua tangannya ke dalam saku mantelnya, menurunkan topinya, dan pergi dengan kecepatan paling cepat. Dia memberhentikan mobil yang lewat dan benar-benar menghilang dari pandangan Qin Mo.     

Sementara itu, Qin Mo masih diam di tempat, merasa terpukul dengan benda yang dibawa oleh An Ge'er.     

Setelah beberapa saat, mobil-mobil di belakang Qin Mo yang tidak bisa lewat pun mulai membunyikan klakson. Pria itu mendengarnya, tetapi masih bersikap bodoh.     

***     

An Ge'er bertemu dengan Tang Shisan. Gadis itu tahu bahwa manajernya tampak marah, tetapi dia mengabaikan hal itu dan langsung berterus terang pada gadis itu.     

Kepada Tang Shisan, An Ge'er berkata bahwa dia ingin melepaskan drama kuno itu. Drama kuno yang diperankannya bersama dengan Qin Mo.     

An Ge'er tidak dapat menyangkal, dia belum sekuat itu. Dia tidak bisa jika harus terus berpura-pura tidak terjadi apa-apa antara dirinya dan pria yang mengkhianatinya itu. Gadis itu tidak memiliki hati yang lapang untuk memerankan peran sebagai sepasang kekasih dengan Qin Mo. Dia bahkan lebih tidak bisa menjiwai.     

Tang Shisan meledak, dia terus menerus membujuk An Ge'er. Namun mau bagaimanapun, gadis itu sudah memutuskannya. Bahkan jika dia harus memerankan peran kecil, dia mau. Asalkan tidak beradu akting dengan Qin Mo, dia mau.     

Semua orang mengatakan bahwa An Ge'er tidak tahu diri karena dia melepaskan kesempatan yang begitu besar. Tidak sedikit juga yang mengatakan bahwa gadis itu pasti akan menyesal di kemudian hari.     

Mendengar semua itu, An Ge'er justru memberikan senyuman dan tidak berkata apa-apa.     

Pada malam harinya, Ai Rui datang menjemput An Ge'er seperti biasa.     

Saat An Ge'er sedang membersihkan diri sebelum tidur, dia tidak mendengar suara ketukan di pintu. Namun, begitu dia berjalan keluar dari kamar mandi, dia dikejutkan oleh sosok yang berdiri di tempat tidurnya.     

"Pa, paman?" An Ge'er memanggil dengan curiga.     

Namun, Bo Yan tidak bergerak, dia masih berdiri di depan tempat tidur An Ge'er. Sementara gadis itu tidak tahu apa yang sedang pamannya lakukan.     

Mata An Ge'er beralih dari pamannya ke meja di samping tempat tidur, dan entah kenapa, firasat buruk di lubuk hatinya melonjak.     

Laci pertama telah dibuka oleh seseorang.     

Saat menyadari hal itu, punggung An Ge'er terasa dingin.     

'Gawat…'     

An Ge'er buru-buru berjalan mendekat. Saat dia melihat barang yang ada di tangan Bo Yan, rona wajah gadis itu berubah menjadi pucat dan bulu matanya bergetar.     

Bo Yan mengernyit, tangannya yang ramping seperti batu giok sedang memegang sebuah kotak kecil berwarna putih.     

Di atas botol tersebut tertulis, 'Pil Kontrasepsi'.     

Umumnya, obat itu digunakan untuk menghindari kehamilan.     

Bibir tipis Bo Yan terkatup rapat, rona wajahnya begitu serius, matanya sedikit terkulai. Saat ini, orang lain tidak bisa melihat apa yang sedang dia pikirkan.     

Namun, seluruh tubuh An Ge'er membeku, dia merasa sangat takut hingga ujung jarinya menjadi dingin. Gadis itu menundukkan kepala, cahaya redup membuat bayangan tubuhnya tampak ramping. Seluruh tubuhnya dipenuhi perasaan tidak tenang dan rasa malu yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.     

'Iya benar, ini sungguh memalukan.'     

An Ge'er mengepalkan tinjunya, ada perasaan sakit yang mulai menyebar ke lubuk hatinya. Setelah memikirkan berbagai hal buruk, hal yang paling tidak ingin dia hadapi tetap terjadi.     

Sebenarnya, jauh sebelum Bo Yan membawa An Ge'er ke sebuah resort dan menjaganya sepanjang malam, gadis itu seharusnya sadar bahwa pamannya itu sudah tahu bahwa dirinya telah dipaksa berhubungan XXX.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.