Menjalin Cinta Dengan Paman

Apa Lagi yang Masih Kamu Sembunyikan Dariku?



Apa Lagi yang Masih Kamu Sembunyikan Dariku?

0Ye Yuwei mengalihkan pandangannya dengan wajah ditekuk, ekspresinya sudah terlihat sangat buruk...     

Di dalam mimpi pun, Ye Yuwei tidak pernah menyangka jika An Ge'er ternyata adalah putri kepala suku itu! Namun semua itu baru saja menjadi kenyataan.     

"Ayo pergi, An Ge'er, Kakak Tang, aku akan mengantar kalian."     

Saat berbicara, Yu Yuwei berusaha keras menekan emosinya sehingga membuat raut wajahnya terlihat sedikit aneh. Gaya bicaranya juga tidak seperti sebelumnya. Bisa dikatakan, rasa kepercayaan diri gadis itu baru saja dimatikan oleh An Ge'er.     

"Kakak Wei Wei terlalu berlebihan, terima kasih." An Ge'er dan Tang Shisan naik ke dalam mobil. Sebelum mereka menutup pintu sepenuhnya, mereka mendengar Ayah Ye Yuwei menegur gadis itu, "Wei Wei, Nona An adalah putri kepala suku An, mengapa kamu tidak memberitahuku sejak awal? Selain itu, apa yang tadi kamu lakukan padanya..."     

Mobil melaju pergi dan kata-kata Ayah Ye Yuwei di belakang tidak lagi terdengar.     

Namun, An Ge'er dan Tang Shisan yang sempat mendengar sekilas bisa membayangkan betapa masamnya perasaan Ye Yuwei saat ini.     

Hanya saja...     

An Ge'er melirik ke arah Tang Shisan, wanita itu sudah menatapnya sejak tadi. Dia pun dengan sengaja membalikkan badan, bersikap tenang, lalu terbatuk. Tampaknya, dia sudah tidak bisa menyembunyikannya lagi.     

"Jadi, kamu masih tidak ingin memberitahuku yang sebenarnya? Saat aku menghampirimu tadi, aku tidak salah dengar, 'kan?! Apa kepala suku benar-benar Papamu? Papamu adalah kepala suku!?" Akhirnya, Tang Shisan pun tidak tahan lagi. Dia mendekat dan bertanya dengan mata terbelalak kepada An Ge'er.     

An Ge'er menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sambil bergumam pelan, "Kakak Shisan, aku tidak ingin orang lain tahu tentang hal ini."     

Setelah mendengar itu, Tang Shisan pun langsung bersiul dengan nada bahagia sekaligus bangga. Wanita itu merangkul leher An Ge'er sambil tersenyum manis dan berkata, "Anak baik, kamu tenang saja."     

Tang Shisan memang tidak bisa melihat ekspresi wajah Ye Yuwei saat mereka pergi tadi. Namun yang pasti, gadis itu terlihat lebih buruk dari memakan sampah.     

Diam-diam, Tang Shisan pun tertawa di dalam hati. Selain Ye Yuwei, perasaan tidak menyenangkan pasti juga dialami oleh manajernya yang selalu mengira bahwa dia membawa selebriti lini pertama yang sangat hebat itu.     

'Haha!'     

Tang Shisan hanya merasa rasa kekhawatirannya saat menghadapi mereka terlihat konyol seperti badut di depan An Ge'er.     

"Katakanlah, ada hal apa lagi yang kamu sembunyikan dariku? Sebagai manajermu, aku berhak untuk tahu semua tentang kehidupan pribadimu!" Tan Shisan menatap An Ge'er dengan mata berseri-seri.     

"Contohnya?" tanya An Ge'er curiga.     

"Apakah kamu memiliki pacar?"     

'Pacar?'     

'Kakak Qin Mo... apa dia itu termasuk pacar? Itu tidak termasuk pacaran, 'kan?'     

Setelah berpikir beberapa detik, An Ge'er pun menggelengkan kepala.     

"Kalau begitu, bagaimana terkait hubunganmu dengan An Ruxue? Apakah kamu benar-benar tidak akur dengannya?"     

"Untuk apa kamu menanyakan hal ini?"     

Tang Shisan mengangkat bibirnya, seolah mengisyaratkan sesuatu. "Jika kalian berdua benar-benar tidak akur dan kamu memiliki dendam, aku sebagai manajer akan membantumu untuk memilih peran dalam film atau drama yang bisa menghancurkannya!"     

An Ge'er sangat senang. "Kalau begitu, baguslah, hancurkan dia."     

Sebenarnya, semua hal berjalan seperti yang An Ge'er harapkan. Meskipun Qin Mo tahu bahwa dialah yang menjebak An Ruxue sebelumnya, tapi pria itu tidak dapat menemukan bukti.     

'Bahkan jika memiliki bukti, Qin Mo juga tidak bisa melakukan apa pun padaku, 'kan?'     

Pada akhirnya, masalah An Ruxue yang sebenarnya belum selesai tetap harus diakhiri begitu saja.     

Bisa ditebak, An Ruxue pasti akan muncul kembali dalam jangka waktu tertentu.     

Setelah sampai di rumah, An Ge'er merasa tempat itu tidak sesunyi yang dia pikirkan. Meskipun sudah sangat larut, saat gadis itu masuk, dia masih dapat mencium aroma nasi. Hal itu pun menarik kerakusannya, apalagi dia tidak benar-benar bisa menikmati makanannya saat berada di restoran tadi.     

An Ge'er tidak melihat siapa pun di lantai bawah. Begitu berlari ke dapur, sekilas dia melihat seorang pria. Itu adalah orang yang ingin segera dia temui.     

Pria itu memiliki rambut hitam yang terlihat seperti tinta dengan gaya chop, wajahnya seputih batu giok, alis panjangnya yang rata, paras wajahnya yang tampan seperti lukisan, hidungnya yang mancung, dan bibir tipisnya yang lembut. Pria itu terlihat sangat dingin dari permukaan.     

Sembari merebus sup di dalam panci, pria itu duduk di kursi dengan santai sambil membaca koran.     

Begitu An Ge'er melihatnya, entah kenapa, hatinya seolah terasa hampir remuk.     

"Paman!" Panggil An Ge'er.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.