Menjalin Cinta Dengan Paman

Kamu Membuatku Merasa Jijik



Kamu Membuatku Merasa Jijik

0Setiap An Ge'er mengalami masalah, bagaimanapun hal itu biasanya tidak terlepas dari An Ruxue.     

Jika benar-benar An Ruxue yang melakukan hal itu kepada An Ge'er, dia pasti menunggu di dekat sana.     

Setelah An Ge'er mengalami hal semacam itu, dengan kepribadian yang dia miliki, mungkin dia juga tidak akan mengatakannya sama sekali.     

Orang yang ada di balik kejadian itu pasti sudah mengetahuinya, jadi mereka berani melakukan itu.     

Tatapan mata Bo Yan semakin dingin, seluruh tubuhnya dipenuhi oleh aura berbahaya. Meskipun itu semua hanyalah dugaan, tapi memang lebih baik jika bukan An Ruxue yang melakukannya.     

'Jika tidak…' Bo Yan sudah memikirkan hal yang mengerikan.     

***     

Saat An Ge'er terbangun, saat itu sudah keesokan harinya. Begitu dia sadar, rasa tidak nyaman pada tubuhnya menjelaskan semuanya, membuatnya mengingat kembali apa yang terjadi pada malam sebelumnya itu adalah hal yang nyata.     

'Apakah orang yang muncul kemarin itu adalah Qin Mo? Siapa sebenarnya orang itu?'     

Rona wajah An Ge'er memucat, dia berendam di dalam bak kamar mandi dengan mata memerah. Jika orang asing, An Ge'er tidak bisa membayangkan apa yang harus dia lakukan.     

Kamera pengintai di samping tempat tidur itu sepertinya telah diambil oleh seseorang. An Ge'er ingat dengan jelas bahwa ada kamera pengintai kecil yang ditempatkan di sana dan itu merekam semuanya.     

An Ge'er yakin bahwa kejadian yang dialaminya merupakan sebuah konspirasi tersembunyi yang telah dirancang dengan baik. Lalu siapa sebenarnya orang di belakang ini semua? Dia tidak yakin Qin Mo dapat melakukan hal seperti itu untuk menyakitinya.     

'Itu sangat mustahil.'     

'Keperawanannya hilang, seperti yang diharapkan orang itu.'     

'Apa yang harus kulakukan selanjutnya?'     

Semua yang terekam oleh kamera pengintai telah diambil seseorang. An Ge'er hanya bisa bertanya-tanya, 'Apakah orang itu akan menggunakan bukti itu untuk mengancamnya, atau orang itu akan mengunggahnya ke internet dan mempublikasikannya?'     

Semakin berpikir, rona wajah An Ge'er semakin memucat.     

Setelah berendam beberapa saat sambil menenangkan diri, An Ge'er pun memakai pakaian dan keluar dari kamar mandi. Kemudian, gadis itu baru menyadari bawah nomor ruangan yang ditempatinya sekarang berbeda dari kemarin.     

'Qin Mo mengatakan nomor 318, tetapi ini nomor 317? Ini kamar di sebelahnya.'     

Saat berjalan masuk kemarin, An Ge'er terlalu gugup sehingga tidak bisa memerhatikan banyak hal.     

Menyadari hal itu, hati An Ge'er seperti ditekan oleh sebuah batu yang besar, hingga hampir membuatnya terengah-engah.     

'318, 318…'     

'Apakah Kakak Qin Mo terus menungguku di ruangan 318?'     

An Ge'er berjalan ke ruangan sebelahnya dan tiba-tiba terdengar sebuah suara samar-samar yang berdering di telinga. Gadis itu pun mengerutkan alisnya. 'Suara apa itu?'     

Pintu ruangan nomor 318 ternyata tidak tertutup dengan rapat, membuat sebuah celah.     

An Ge'er ragu selama beberapa saat, tetapi akhirnya dia pun membuka pintu itu dan berjalan masuk. Pada saat yang bersamaan, suara yang samar-samar terdengar sebelumnya menjadi begitu jelas berdering di telinganya.     

"..."     

An Ge'er terkejut. Saat ini, di dalam sepatunya seperti telah diisi timah, langkahnya menjadi terasa begitu berat. Dia mengangkat matanya dan akhirnya melihat adegan di dalam ruangan itu dengan jelas.     

An Ge'er sangat akrab dengan wajah wanita itu, dia adalah An Ruxue.     

Sedangkan pria itu… Wajah yang tampan dan luar biasa itu.     

An Ge'er menggerakkan bibirnya, tetapi saat ini dia merasa seolah-olah kehilangan suaranya. Gadis itu tidak bisa mengeluarkan suara apa pun.     

'Ternyata…'     

'Ternyata... Orang kemarin malam bukan Kakak Qin Mo…'     

'Ternyata…'     

'Apakah Kak Qin Mo menggunakan cara seperti ini untuk memberitahukan pilihannya?'     

Tubuh An Ge'er menegang. Rasa sakit dari lubuk hatinya seketika menyebar ke seluruh tubuh, menyebar sampai ke setiap sel di dalam tubuh, bahkan menyebar ke sumsum tulangnya. Gadis itu merasa sangat sakit, dia merasa bernapas merupakan semacam siksaan.     

Kemunculan An Ge'er tentu saja menarik perhatian Qin Mo dan An Ruxue.     

Meskipun An Ruxue terkejut, tapi tidak terlalu berlebihan. Sebaliknya, gadis itu justru mengaitkan sudut bibirnya dan memunculkan sebuah senyuman dengan arti yang sangat dalam.     

Melihat penampilan An Ge'er sekarang, An Ruxue yakin bahwa sesuatu memang benar terjadi kemarin.     

Sebaliknya, seluruh tubuh Qin Mo justru menegang, wajahnya yang tampan berubah memerah secara tidak normal. Di dalam tatapan matanya yang bingung, muncul keterkejutan.     

"An..."     

Qin Mo berkata tanpa sadar. Melihat ketenangan wajah An Ge'er yang mengerikan, dia seperti menyadari sesuatu dan matanya penuh dengan kejutan.     

Pria itu pun mengulurkan tangan dan hendak menyentuh An Ge'er. Namun, tangan gadis itu seperti sengatan listrik, terulur sampai ke punggungnya, mengepalkan tinju, dan menggenggamnya mati-matian. Bahkan, kukurnya seperti menembus telapak tangannya.     

Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajah An Ge'er yang pucat dan cantik itu. Tapi, gerakannya justru sudah mengungkapkan semuanya.     

Benar, An Ge'er merasa itu jijik dan kotor.     

Sejak dulu, An Ge'er tidak pernah mendapatkan momen seperti itu dan berharap dirinya tidak pernah melihat pemandangan yang begitu kotor dan menjijikan seperti itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.