Menjalin Cinta Dengan Paman

Tidak Berani Membiarkannya Mengetahui yang Sebenarnya



Tidak Berani Membiarkannya Mengetahui yang Sebenarnya

0An Ge'er sengaja tidak ingin memikirkan jejak di tubuhnya. Namun itu tidak berarti bahwa Bo Yan tidak melihatnya.      

Dengan ragu, An Ge'er mengangkat matanya perlahan-lahan. Namun, dia mendapati bahwa pria itu telah mengalihkan pandangan kepadanya, entah sejak kapan.      

Tidak ada yang aneh pada ekspresinya Bo Yan. Namun, matanya yang sipit dan dalam itu terlihat sangat rumit. Ada sedikit ketabahan dan juga sedikit rasa bersalah di sana.     

An Ge'er mundur selangkah ke belakang dan hanya merasa semakin malu. Wajahnya sangat pucat.     

'Apa yang akan Paman pikirkan tentang aku?'      

Bo Yan pasti tidak tahu bahwa dia adalah orang yang paling terakhir yang An Ge'er inginkan untuk mengetahui tentang hal itu.     

"Cepatlah istirahat."     

Setelah mengatakan itu, Bo Yan meletakkan segelas susu di atas meja dan langsung pergi, tanpa berbicara terlalu banyak.     

Entah itu hanya ilusi atau apa, An Ge'er tiba-tiba merasakan bahwa hawa di sekujur tubuh pria itu seperti kolam dalam yang tertutup es, terasa dingin dan menakutkan, memancarkan hawa membunuh yang menyedihkan.      

Hal itu pun tiba-tiba membuat hati An Ge'er tegang.      

Sesaat kemudian, An Ge'er juga menyadari bahwa Bo Yan telah mengambil obat itu. Padahal, dia bahkan belum sempat memakannya.     

"Paman, kamu membawa barangku?" An Ge'er buru-buru mengejar Bo Yan sambil berseru dengan tidak sabar ke arah punggung pria itu.     

Bo Yan terus berjalan tanpa menoleh. "Kamu tidak boleh memakannya."     

"Tapi aku tidak ingin terjadi kecelakaan apa pun!" An Ge'er berteriak.     

'Mengapa Paman tidak membiarkanku memakan obat itu?'     

'Apakah Paman tidak tahu bahwa aku dipaksa melakukannya?'     

'Apakah Paman tidak tahu bahwa aku masih muda, kehidupanku baru saja dimulai. Mana boleh terjadi kecelakaan seperti itu pada diriku?'     

Kalau sampai hamil, An Ge'er juga tidak akan menginginkannya.     

"Kalau hamil, lahirkan."     

"Tidak mungkin, aku tidak menginginkannya, tidak mungkin menginginkannya…" An Ge'er menggelengkan kepalanya dengan mata memerah, wajahnya pucat.     

'Bagaimana aku bisa mengandung anak dari orang asing? Ini adalah mimpi buruk…'     

Bo Yan menoleh dan memandang An Ge'er. Wajahnya yang indah dan sempurna bersinar dingin. Sorot matanya menatap gadis itu, bahkan terlihat lebih dingin dan membawa sedikit emosi tertekan.     

Bo Yan sepertinya sedang bersabar menanggung sesuatu. Pria itu ingin mengatakan sesuatu kepada An Ge'er, tetapi melihat mata gadis itu basah, dia pun mengepalkan tinjunya dan akhirnya mengalihkan pandangannya.     

Dengan dingin, Bo Yan melontarkan sebuah kalimat.     

"Jangan sampai kamu membuatku melihat barang semacam ini untuk yang kedua kalinya!"     

Pada saat itu, mata An Ge'er agak merah. Tiba-tiba, dia mendapat semacam firasat.     

'Mungkin aku dan paman tidak bisa kembali seperti dulu lagi.'     

***     

Bo Yan berjalan keluar dan kembali ke ruang baca.     

Di depan jendela tinggi ala Perancis, tampak sesosok tubuh yang tinggi dan tegap. Lampu di ruang baca tidak menyala, tetapi cahaya keperakan yang jernih dan dingin bersinar ke dalam dari luar jendela dan memancarkan lapisan sinar dingin.      

Sejak An Ge'er berkata kepadanya untuk tidak merokok, Bo Yan sudah sangat lama menghentikan kegiatan itu.     

Tapi saat ini...     

Bo Yan menunduk, menatap rokok di tangannya dan asap pun mengepul dari benda itu, Ekspresi wajahnya mengabur di tengah kabut kelabu yang pekat. Dia mengangkat tangan dan menaruh rokok di bibirnya, menghisapnya perlahan.     

Ada sedikit kelelahan tak terucapkan yang tampak di wajah Bo Yan. Dia menggosok kening di antara alisnya, lalu mematikan puntung rokoknya.     

'Ini bukan yang aku inginkan.'     

Bo Yan ingin mendapatkan An Ge'er, tapi lebih ingin mendapatkan hatinya. Hanya saja, rencana memang tidak akan pernah bisa melawan perubahan situasi.     

Tidak peduli sengaja atau tidak, dialah yang telah mengambil keperawanan milik gadis itu.     

Namun bagi An Ge'er, malam itu adalah mimpi buruk yang tidak berani diingatnya.     

Tiba-tiba Bo Yan tidak bisa membayangkannya. Apabila suatu hari nanti An Ge'er menemukan bahwa orang yang telah mengambil kesuciannya adalah dia, apa yang harus dia lakukan?     

Lalu apa yang akan An Ge'er lakukan?     

Apakah gadis itu akan pergi menjauh atau akan sangat ingin membunuhnya?     

Bo Yan tidak dapat menerima kedua hal itu.     

Jadi sekarang, bagi Bo Yan, satu-satunya cara yang masuk akal adalah membuat An Ge'er bergantung kepadanya lalu perlahan-lahan menerimanya.     

Saat Bo Yan sedang sibuk dengan pikirannya, telepon tiba-tiba berbunyi.     

Pria itu segera mengangkat telepon dan memberikan beberapa instruksi kepada seseorang. Akhirnya, ketika orang itu menyebutkan nama seseorang, suhu di sekelilingnya tiba-tiba turun drastis.     

"Bos, semua sudah diselidiki."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.