Menjalin Cinta Dengan Paman

Siapa yang Memukulmu?!



Siapa yang Memukulmu?!

0Setelah mengatakan hal itu, Qiu Ziran tiba-tiba dia mencibir, "Aku tidak peduli!"     

Klan Qinglong adalah geng nomor satu di pulau yang berada dibawah pemerintah pusat.     

An Ge'er menarik sudut bibirnya dan merentangkan tangan, "Baiklah kalau begitu, kalian pukul saja."     

Mata Tang Shisan melebar. 'Dia bilang apa? Jadi, dia mau berdiri saja seperti ini dan dipukuli oleh mereka?!'     

An Ge'er mengambil ponsel dari sakunya dan menggoyangkannya di depan Qiu Ziran lalu berkata sambil tersenyum, "Semua sudah direkam di ponsel ini, terima kasih atas bukti yang baru saja kami dapatkan untuk polisi."     

Raut wajah Qiu Ziran berubah drastis, "Kamu perempuan jalang! Berani memainkan trik seperti ini kepadaku?!"     

"Memangnya kenapa?"     

Tidak ada sedikit pun ketakutan di wajah An Ge'er, tapi Tang Shisan merasa cemas. Dia menarik gadis itu lalu bergegas lari, bahkan dia membuang sepatu hak tingginya.     

"Kejar! Cepat pukuli mereka sampai mati!" Qiu Ziran meraung keras di belakang.     

An Ge'er melihat Tang Shisan yang berlari kencang sambil mencengkeram tangannya, hatinya pun bergetar.     

Entah mengapa, An Ge'er tiba-tiba ada rasa haru yang meluap. Dia tidak mengira bahwa Tang Shisan akan melindunginya seperti ini.     

"Kamu sudah gila, ya? Apa yang kamu tertawakan di saat seperti ini?!" kata Tang Shisan.     

Di belakang mereka ada sekelompok orang yang mengejar sambil membawa tongkat. Tang Shisan menoleh dan melihat sudut bibir An Ge'er yang tersenyum. Tiba-tiba, dia pun merinding!     

'Tidak ada yang lebih menyeramkan daripada ini, oke?!' batin Tang Shisan.     

Namun, tiba-tiba An Ge'er memberi isyarat kepada manajernya itu agar melihat ke depan, "Tuh, kamu lihat!"     

Dua sampai tiga mobil berwarna hitam berjalan masuk satu per satu dari ujung jalan di depan sana. Lalu, dari sana turun sekelompok pria yang mengenakan jas hitam. Mereka semua bertubuh tinggi besar, ramping dan tampan.     

Pria-pria itu turun dari mobil tanpa berbicara. Lalu dengan membawa senjata, mereka menghadapi para berandalan anggota gangster itu.     

Tang Shisan ketakutan saat melihat sekelompok orang itu. Sampai ketika pria pertama yang berjalan ke sampingnya berkata kepada An Ge'er dengan hormat, "Nona Kecil, biar kubawa kalian pergi dari sini dulu."     

An Ge'er mengangguk sambil berkata, "Tolong ya."     

Kemudian, An Ge'er menarik Tang Shisan yang masih kebingungan. Saat mereka bersiap untuk pergi, entah apa yang dipikirkan oleh An Ge'er, tiba-tiba dia berhenti melangkah dan berkata kepada pria itu, "Oh iya, ingat ya, jangan memakai pistol!"     

"Tidak masalah." Ai Rui tersenyum lembut. Penampilannya jelas-jelas terlihat seperti elite bisnis yang terpelajar. Namun saat berikutnya, ketika dia mengeluarkan pisau dan belati dari bagasi, sudut mata Tang Shisan pun langsung berkedut dan menjadi kacau.     

Qiu Ziran tidak menyangka kalau An Ge'er bisa memanggil begitu banyak bala bantuan, dia pun langsung terkejut. Matanya menatap An Ge'er dan Tang Shisan yang pergi menjauh dengan penuh rasa tidak percaya. Saat itu, dia masih belum tahu seberapa besar masalah yang bisa ditimbulkannya.     

An Ge'er baru saja naik ke mobil, tetapi dia langsung dikejutkan oleh pria yang duduk di kursi pengemudi.     

'Bagaimana, bagaimana bisa?!'     

An Ge'er sama sekali tidak mengira, dia jelas-jelas telah mengirim pesan kepada Ai Rui sebelumnya. Namun hasilnya …      

An Ge'er menyapukan pandangannya kepada pria tampan yang saat ini sedang mengemudi. Hatinya pun bergetar.     

'Mengapa Paman bisa datang sendiri ke sini?'     

'Bukankah dia sangat sibuk?'     

Menemaui hal semacam ini, An Ge'er tiba-tiba menjadi agak canggung dan tidak dapat berkata-kata.     

"Paman, aku…"     

Pandangan Bo Yan tertuju kepada An Ge'er. Namun, tanpa menunggunya selesai bicara, tangan pria itu tiba-tiba menjepit rahang bawahnya. Tatapannya mendadak terkunci erat di salah satu pipinya.     

Meskipun pipi An Ge'er yang merah itu telah dikompres dengan es, tetapi itu tetap tidak dapat menghilangkan bekas merah dan bengkak di sana.     

Tatapan Bo Yan seketika menjadi sangat dingin, "Siapa yang memukulmu?!"     

"Paman…"     

An Ge'er baru saja mengucapkan satu kata, tetapi dia sudah melihat pria itu membuka pintu dan turun dari mobil dengan ekspresi dingin dan suram di wajahnya.     

An Ge'er kaget dan buru-buru ingin turun dari mobil untuk mengejarnya, "Kak Shisan, tunggu aku dulu di sini."     

Tang Shisan duduk di belakang, sata ini dia sangat tercengang dan memandang dengan linglung pria berjas hitam di luar mobil. Laki-laki itu ramping dan tampan, wajahnya begitu rupawan bagaikan makhluk surgawi.     

'Ya Tuhan! Aku tidak salah lihat, 'kan?'     

'Ini, bukankah ini…'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.