Menjalin Cinta Dengan Paman

Dalam Hati Kamu Tahu



Dalam Hati Kamu Tahu

Setelah An Ruxeu menanyakan hal itu, An Ge'er yang berada di depan pintu pun seketika membeku. Jantungnya berdebar, rasa gelisah sekaligus aneh tiba-tiba melonjak dalam hatinya.     
0

'Itu, bagaimana mungkin?'     

Wajah Bo Yan suram. Saat dia baru akan mengatakan sesuatu, dari luar pintu tiba-tiba terdengar suara benturan aneh. Dengan cepat, dia pun menoleh dan melihat pintu yang bergoyang-goyang.     

'Ada orang!'     

"Awasi dia!"     

Setelah itu, Bo Yan berjalan keluar dan melihat di depan pintu ada dua kotak makanan yang jatuh, aroma sup ikan yang harum pun perlahan menguar dari wadah itu.     

Melihat semua itu, Bo Yan pun tiba-tiba mengutuk dalam hati, 'Sialan!'     

Sementara itu, An Ge'er buru-buru pergi. Di dalam lift, jari gadis itu menekan tombol lantai dengan panik. Pikirannya kacau, dia hanya ingin segera pergi dari sana. Namun saat pintu akan menutup, tiba-tiba sebuah tangan menghentikannya…     

Bo Yan membuka pintu lift. Saat melihat gadis kecil di dalam lift yang sepertinya ketakutan itu, hatinya merasa terpukul tanpa bisa dijelaskannya.     

Hati Bo Yan terasa seperti agak sakit, juga agak getir.     

'Apa dia sangat takut kepadaku?'     

"Pa… Paman…" An Ge'er agak panik dan bingung. Sesaat, dia tidak tahu harus bagaimana menghadapi Bo Yan.     

Apalagi saat itu, tubuh Bo Yan yang begitu tinggi dan tegap bersamanya di dalam lift yang sempit. Suasana hening yang menakutkan itu seolah menekan An Ge'er sampai hampir tidak dapat bernapas.     

Tentu saja, semua karena kata-kata An Ruxue tadi. Kata-kata yang terlalu mengejutkan untuk An Ge'er.     

Untuk hal semacam itu, menebak dan memastikan adalah dua hal yang berbeda. An Ge'er telah mendengar kata-kata itu sebelumnya dan bukan hanya oleh satu orang saja.     

Qiqi pernah mengatakannya, Ye Che juga pernah, sekarang bahkan An Ruxue juga…     

Namun meskipun Bo Yan tidak mengkonfirmasinya, An Ge'er tetap merasa sangat canggung, takut, dan gelisah.     

Bagaimanapun, bagi An Ge'er, Bo Yan adalah pamannya, keluarganya.     

Bo Yan mendekatinya selangkah, tapi An Ge'er bergegas mundur seperti kelinci kecil yang ketakutan.     

Melihat itu, ada seberkas sinar kelam berkilat di mata Bo Yan.     

Suasana akhirnya menjadi sangat tegang, An Ge'er mengepalkan tinjunya dan tiba-tiba berkata, "Paman, karena Paman sudah tahu siapa orang yang ada di balik masalah itu... Bolehkah aku minta tolong kepadamu untuk segera membereskan masalah kamera mini?"     

An Ge'er memiliki alasan mengapa dia tiba-tiba mengatakan kata-kata itu pada saat ini.     

Bukan hanya ingin mencairkan kecanggungan di antara mereka berdua, tapi An Ge'er juga entah dengan sengaja atau tidak sengaja ingin mengingatkan Bo Yan bahwa dirinya telah mengalami hal yang memalukan semacam itu. Bahkan, hal itu direkam dalam video. Dia tidak suci lagi, tidak bersih lagi.     

Jadi, biarpun Bo Yan benar-benar mempunyai… pemikiran yang tidak seharusnya ada terhadap dirinya itu, An Ge'er berpikir bahwa pamannya tetap harus menghindar dan mengerti bahwa itu jelas adalah hal yang mustahil.     

Bo Yan terus diam dan menatap An Ge'er selama beberapa saat. Namun, gadis itu malah merasa semakin malu.     

Diamnya Bo Yan membuat An Ge'er gelisah.     

Entah mengapa, tatapan Bo Yan membuat An Ge'er merasa bahwa pria itu dapat melihat segala hal tentang dirinya, seperti bulan dingin yang menggantung tinggi, tidak ada sesuatu pun yang dapat bersembunyi darinya.     

Lift tiba di lantai satu.     

An Ge'er tidak peduli lagi dengan jawaban Bo Yan, dia cepat-cepat hendak keluar. Namun, pamannya itu mengulurkan tangan, menutup lift, lalu membuatnya naik lagi ke lantai atas.     

An Ge'er pun menjadi benar-benar bingung.     

'Apa… Apa maksud Paman?'     

"Paman, Kak Shisan masih ada urusan denganku, jadi aku harus segera kembali."     

An Ge'er menahan diri. Jelas-jelas dia ketakutan sampai kakinya agak lemas, tetapi dia berusaha mempertahankan ketenangannya saat berbicara.     

Bo Yan melirik An Ge'er lagi, tatapannya sangat kompleks.     

Bolak-balik seperti itu, naik turun berkali-kali, An Ge'er bahkan sudah hampir gila. Sampai akhirnya, Bo Yan pun membuka lift dan mengucapkan satu kalimat dengan suara rendah, "Ada banyak hal yang sebenarnya di dalam hati kamu tahu."      

Setelah selesai mengatakan itu, Bo Yan pun melangkah pergi terlebih dahulu.     

Di sisi lain, An Ge'er tetap berdiri di tempatnya dengan bingung.     

'Di dalam hati aku tahu?'     

'Di dalam hati aku tahu...'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.