Menjalin Cinta Dengan Paman

Menganggapnya Anak Kecil?



Menganggapnya Anak Kecil?

0An Ge'er membelakangi pintu, namun dia bisa melihat bayangan sosok ramping yang terpantul di jendela ala Perancis di sebelahnya.     

Pria itu benar-benar sedang berjalan ke arahnya, dia bahkan bisa mendengar langkah kaki mantap yang dikenalnya itu.     

Tangan An Ge'er tiba-tiba gemetar.     

Saat menengadah untuk memandang Xu Wei, sesaat matanya bertemu dengan orang di depannya itu. Ada kegembiraan dan gejolak emosi yang sulit disembunyikan di matanya, tetapi dia tetap berusaha menahannya dan tidak ingin mempermalukan dirinya sendiri di depannya.      

Akhirnya …     

"Kamu sudah datang." Xu Wei berdiri dan berbicara. Dia yang mengenakan gaun hitam berleher V itu tampak menawan, bagaikan bunga peony hitam yang mewah, misterius, anggun, dan mempesona.     

"Ya."     

Pria itu sepertinya menyadari orang di sisi seberangnya, dia pun duduk di samping Xu Wei. Hanya saja ketika pandangannya tanpa sengaja menyapu orang di depannya, matanya yang sipit dan dingin itu tiba-tiba berubah menjadi suram.     

"An Ge'er, ini adalah orang yang kuceritakan kepadamu itu." Pipi Xu Wei memerah, dia berkata sambil tersenyum.     

Ya, sebelumnya dia pernah bertanya apakah itu pacarnya.     

Untuk sesaat,     

An Ge'er merasa kedua tangannya seperti kehilangan darah dan menjadi sangat dingin serta pucat.     

Mendadak dia teringat beberapa waktu yang lalu, dia melihat pamannya mendapat panggilan telepon, identitas penelepon yang muncul hanya ada dua kata, Wei Wei.     

Sekarang dia memikirkannya, bukankah itu … Xu Wei?     

Apakah dia adalah kekasih yang diam-diam dicintai paman?     

An Ge'er tersenyum dan mengulurkan tangannya. Dilihatnya mata pamannya yang sedikit terkejut, lalu dia mengucapkan satu kata, "Halo."     

Tidak bisa lebih asing lagi.     

Mata Bo Yan seketika membeku. Dia agak mengangkat alisnya lalu menatap An Ge'er lekat-lekat, bibirnya yang tipis berkedut, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa, juga tidak mengulurkan tangan untuk menanggapinya.     

Xu Wei dapat merasakan kedinginan Bo Yan, dia pun cepat-cepat tersenyum untuk mencairkan suasana, "An Ge'er, jangan tersinggung. Dia selalu begini, dia mempunyai obsesi terhadap kebersihan yang parah, dia bukan sengaja melakukannya."     

Obsesi terhadap kebersihan yang parah?     

Ada atau tidak, apa perlu dia memberitahunya?     

Senyuman timbul di bibir An Ge'er, dia menggeleng lalu menarik tangannya kembali sambil berkata tidak apa-apa. Tidak ada sedikit pun keanehan yang terlihat di seluruh prosesnya, seakan-akan mereka benar-benar saling tidak mengenal.     

Pelayan datang untuk menulis pesanan, dia bertanya mereka ingin minum apa. Xu Wei dan Bo Yan memesan anggur merah, An Ge'er juga baru ingin mengatakan anggur merah, tetapi dia didahului oleh suara laki-laki yang acuh tak acuh, "Susu."     

"Susu?"     

Xu Wei menatap BoYan dengan terkejut, lalu melirik An Ge'er.     

"Anak kecil sebaiknya kurangi minum anggur demi kebaikan."     

Bo Yan berkata dengan acuh tak acuh.     

Tetapi An Ge'er tersenyum, ekspresinya tampak lembut dan patuh, tetapi di dalam hatinya seakan ada angin dingin yang bertiup dan menyebarkan lapisan rasa dingin yang menyakitkan.     

Apakah dia anak kecil?     

Paman berkata bahwa dia adalah anak kecil?     

An Ge'er memandang mereka di depannya, pria tampan dan wanita cantik. Si pria tenang dan elegan, si wanita dewasa dan menawan. Gambaran itu sangat serasi dan indah, menakjubkan dalam segala aspeknya.     

An Ge'er memandang mereka, namun senyuman di bibirnya menjadi semakin dibuat-buat.     

"Maaf, aku sudah dewasa, minta anggur." Dia berkata kepada pelayan, namun matanya menatap pria di depannya.     

Tidak terlihat emosi apa pun di wajah Bo Yan yang tampan.     

Namun An Ge'er dapat merasakan suhu di sekitarnya tiba-tiba turun.     

Xu Wei dan Bo Yan bercakap-cakap. Melihat rona merah di wajah canti Xu Wei, mendadak dia merasa agak silau.     

Dia menyesap anggur dengan cepat, tapi tiba-tiba dia tersedak.     

"Kamu tidak apa-apa, An Ge'er?"     

An Ge'er menyeka bekas anggur di mulutnya tanpa mempedulikan imagenya sambil menggeleng, "Tidak apa-apa, aku ke toilet sebentar."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.